sebuah pernyataan

6.5K 360 5
                                    

"mulai sekarang ku tetapkan, mencintaimu menjadi hal kesukaanku yang berada dinomor paling atas." -park jimin

●●●

BAGIAN 3


          1 jam lalu, rose sudah pulang. Ia tetap tidak mau diantar, membuat jimin pasrah pada keputusan rose.

Ia ingin membeli ramyeon di super market tadi, persediaan ramyeon di apartemenya sudah habis. Namun rencana itu gagal ketika ia menabrak seorang gadis, rosseane park. Gadis dengan bentuk wajah oval itu terlihat manis dan cantik.

jimin terus saja memikirkannya, padahal malam sudah semaikin larut. Jimin menghela nafas kemudian tersenyum memejamkan mata membayangkan wajah rose.

●●●

Cahaya matahari pagi masuk menyelusup melewati celah celah jendela. Rose sedang bersiap pergi ke kampus, menata rambutnya kemudian memakai bedak tipis.

ia juga memakai mantel, ia tak mau kejadian kemarin terjadi lagi. Memalukan sekali.

Omong-omong, soal kejadian kemarin. Esok, ia akan datang ke fansign bangtan sonyeodan. Tentu saja untuk bertemu para member. Ia kembali berfikir,

Apa park jimin masih mengingatnya?
Ah, tidak mungkin. Mana mungkin seorang idol besar seperti jimin dapat mengingat wajah gadis seperti rose.

Hal yang pertama rose sesali semalam ialah, ia lupa meminta nomor seorang park jimin. namun, tak apa Ia mengerti idol nya itu butuh privasi.

Rose menghela nafas saat telfon nya berdering.

Chanyeol oppa calling~

Rose memencet tombol hijau, tanda menjawab.

"Rose?" ucap chanyeol di sebrang sana

"Nee, ada apa oppa menelfon ku?" Rose bertanya dengan heran.

"Tidak, aku sudah berada di depan rumah mu. Apa kau bisa keluar sebentar? Ini dingin sekali."

"Nee oppa, tunggu sebentar" rose mematikan sambungan sepihak.

Ia hanya bersikap sopan pada senior nya itu, namun sepertinya makin kesini senior itu makin berharap lebih padanya.

Ia berjalan, kemudian membuka pintu. Benar saja chanyeol sudah ada di depan dengan badan yang mengigil tanpa mantel!

Hey! Siapa yang akan kuat dengan suhu dingin tanpa memakai mantel?
Senior nya ini pasti sudah gila. Pikir rose.

"Oppa, silahkan masuk. Diluar dingin sekali" ucap rose membuka pintu mempersilahkan masuk.

Chanyeol berjalan masuk, lalu duduk di sofa milik rose.

"Apa kau mau ku buatkan sesuatu yang hangat?" Tanya rose

"Tidak perlu rose, aku kesini untuk menjemputmu." Ucap chanyeol menatap rose sendu.

"Dan oppa lupa memakai mantel?" Tanya rose memastikan.

"sengaja, panas. Mantel ku ada di mobil, ayo berangkat." ucap chanyeol, tanpa izin tangan nya mengamit tangan rose.

DANGER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang