he really a jerk

1.9K 116 40
                                    

"sudah meminta,
malah tidak tahu berterimakasih.
kadang sepelik itu memang jika melibatkan manusia.
rumit, jalan pikirnya terlalu rumit."

∆∆∆

BAGIAN 21



     chanyeol berdiri mematung saat rose membuka pintu, keadaan nya cukup mecengangkan. luka dibagian kelopak matanya terlihat seperti baru disayat.

"rose? b-bagaimana bisa?" ucap chanyeol dengan khawatir,

dirinya buru buru menghampiri rose yang hanya menatap kearahnya dengan kosong. kemudian dipeluknya tubuh rose yang kecil itu, menghela nafas pelan. chanyeol kembali menatap ke arah wajah rose.

"apa ada luka lain selain di kelopak matamu rose?" ucap chanyeol memastikan,

rose menggeleng.

ia tidak bisa mengatakan siapa pelaku dari hasil sayatan yang berada di tubuhnya, tidak. rose mungkin akan disangka gila jika ia mengatakan yang sebenarnya.

chanyeol kembali memeluk erat rose, deru nafasnya tak beraturan. ia takut, takut jika suatu saat rose akan hilang dari pandanganya.

"maafkan aku rose, kemarin malam aku buru buru. baterai ponselku habis, dan boss ku memanggilku dengan nada tidak biasa" jelas chanyeol,

rose hanya diam, bahkan rose tidak membalas pelukan chanyeol.

tidak, ia tidak bisa. bahkan sekali saja, ia tidak mampu menyakiti pria dihadapannya ini. rose melepas pelukan yang dirasa hangat itu, kemudian rose pergi melenggang dan duduk di sofa. menatap layar televisi dengan tatapan kosong.

chanyeol tersenyum, masih memaklumi. lagipula, tidak apa jika cintanya tak berbalas. yang penting dari sini adalah dia mencintai rose, sangat.

"apa kau mau makan diluar bersamaku?" rose menoleh, kemudian menggeleng.

merasa aneh kepada rose yang diam saja seperti ini, chanyeol memicingkan matanya.

"rose, kau kenapa?" ucap chanyeol mendekat, berjongkok dihadapan rose sehingga tatapan mereka sejajar.

rose menatap chanyeol gamang, pemanas ruangan terasa tidak berfungsi. bahkan rose masih merasa dingin yang teramat di tubuhnya.

"oppa, bolehkan aku meminta satu hal ?" ucap rose lirih.

"ya? katakan itu" chanyeol berucap dengan raut wajah serius sekaligus khawatir.

"pergi, tidak kau harus berhenti. berhenti mencintaiku, oppa." ucap rose gemetar, diantara tidak sanggup dan gugup. ia sangat tidak sanggup menyakiti tulusnya niat chanyeol, tapi apa boleh buat jika kepura-puraanya akan lebih menyakitinya?

"kenapa? kenapa seperti ini rose?" ucap chanyeol.

"aku bahkan tidak butuh jika memang kau tak akan pernah bisa membalas cintaku rose, apa izin itu sudah di cabut?" tanya chanyeol.

"izin mencintaimu yang aku butuhkan rose. . . aku, aku hanya ingin melihatmu. aku hanya, hanya mencintaimu. sangat" ucao chanyeol masih memastikan.

"oppa, maafkan aku" setetes air mata rose jatuh, rasa bersalahnya menumpuk.

  chanyeol perlahan berdiri, tatapannya hanya terfokus pada rose.

"apa ini? aku bahkan membuatmu menjatuhkan air mata rose, maafkan aku" sesal chanyeol saat melihat air mata rose jatuh, membuat pipinya basah.

DANGER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang