meet the rival

690 74 4
                                    

   BAGIAN 28

       riuh daun yang menari karena angin yang cukup kencang, juga gorden yang sedari tadi bergerak. jendela kamar dibiarkan terbuka membiarkan angin dingin menelusup dinding kamar, juga kulit. membuat rose mengigil. sungguh, ia sudah beberapa kali menutup jendela, namun akhirnya terbuka juga.
        ia merebahkan dirinya diatas kasur, menatap langit langit kamar yang bersih. lalu sedikit menutup matanya, merasa lelah.

"aku akan selalu menunggumu, rose."

rose terkejut, membuka mata. lalu menatap sekeliling, tidak ada siapa siapa.

lalu suara siapa tadi? ah, rose terlalu lelah sepertinya. ia terus terusan berhalusinasi.

rose beranjak, berjalan ke arah jendela. ia lalu menutupnya lagi, menguncinya. lalu menutup gorden, ia hanya ingin tidur. hari ini adalah hari yang melelahkan.

  getar ponsel membuat rose mendengkus, tidak jadi merebahkan diri. ia justru menempelkan benda pipih itu di telinganya.

"hallo rose?"

rose memutar bola mata, itu suara jimin.

"kenapa menelfon?"

"aku ada diluar, tolong bukakan pintu hehehe.."

rose cukup bingung, jimin menunggunya membukakan pintu seperti orang normal? huh, biasanya juga dia akan datang lewat jendela.

rose beranjak, tidak jadi merebahkan diri. takut takut jika jimin menunggu terlalu lama diluar, ia akan terkena hukuman yang lebih parah lagi.

jujur, rose lelah. namun, kali ini rose sudah pasrah. rasanya, menjauh dari seorang park jimin pun percuma. karena dia, pasti akan sangat mudah untuk menemukan rose.

rose membuka pintu, jimin terlihat mengusap ngusap tangannya. dia terlihat membawa sebungkus pelastik besar, entahlah rose tidak tahu itu.

tose mempersilahkan jimin masuk, lalu jimin tersenyum dengan lembut. mengusap pucuk kepala rose dengan hangat.

ia duduk di sofa, sedangkan rose mengikutinya dari belakang. rose terus menatap jimin, membuat jimin terkekeh.

"kenapa menatapku? baru menyadari aku tampan,huh?" ucap jimin sadar pesona.

rose pun sangat tahu, bahwa dihadapannya ini adalah orang dengan wajah bak malaikat yang sangat memukau.

"tidak, aku hanya heran."

"maksudmu?"

"yaahh.. itu, biasanya kau akan menyelonong masuk atau masuk lewat jendela. tumben sekali tadi kau masuk dan mengetuk, sepeeti orang normal.. eh?" ucap rose menyadari ucapannya.

jimin terkekeh, lalu dengan gemas menyubit pipi rose yang terlihat memerah.

"bagaimana aku bisa menjauh darimu, jika kamu menggemaskan seperti ini?" jimin terkekeh, matanya yang tersisa segaris pun tetap terlihat menawan di mata rose.

"a-aku.." ucap rose mematung, masih saja terasa seperti saat pertama kali ia bertemu dengan jimin. sungguh, rose masih merasakan debaran yang tidak karuan itu memenuhi ruang hatinya.

"hmm??" tatapan jimin yang dalam, membuat hati rose seperti dihancurkan. ia tidak bisa, ia pasti sudah gila. tidak rose memang sudah gila.

"aku akan pergi ke kamar." ucap rose buru buru, namun jimin menahan tangannya.

"tanganmu terasa panas, pipimu memerah, apa kau sakit?" tanya jimin memerhatikan rose.

bodoh kau rose! bodoh! kenapa masih bertindak seperti baru jatuh cinta dihadapan jimin, iblis itu pasti menertawakannya.

DANGER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang