pelampiasan 2

2.1K 121 25
                                    

"rindu butuh tempat untuk dihargai, rindu butuh tempat untuk pulang. dia adalah sesak yang menjadi candu. dia adalah sesak yang membuatku merindu. dan sial aku merindukannya tanpa henti." —park jimin.

∆∆∆

BAGIAN 19

mengulum senyum manis, rose menatap senior yang ada dihadapannya kini.

"aku tidak merepotkan oppa bukan?" ucapnya manis, sangat manis.

jackson berdecak kesal, melihat perlakuan adiknya kepada chanyeol.

"sepertinya bukan cuma badanmu saja yang sakit, otakmu juga." jackson menggeleng geleng kepalanya, sambil menatap rose.

"jangan ikut campur, pergi sana urusi kekasihmu." nada rose masih sangat dingin dan marah.

chanyeol yang melihatnya hanya terkekeh, kemudian menepuk pundak jackson.

"jaga dia baik baik, aku ada urusan" ucap jackson pada chanyeol.

chanyeol menganngguk.

setelah jackson pergi, rose memutar bola matanya malas.

"kenapa pula ia sangat mencintai kekasihnya? huh..." rose berucap sendiri.

chanyeol memerhatikan rose, menurutnya rose sedang dalam mode menggemaskan saat ini. lihatlah, dia sedang menggerutu dengan pipi yang mengembung.

  seperti menyadari, rose menoleh. pandangan keduanya bertemu, hanya sesaat. rose kembali memalingkan wajahnya, ia masih kesal. mood nya benar benar buruk hari ini.

tepat saat itu, lampu yang menyala padam. membuat rose kembali mengumpat pelan. perlahan, tangan rose meraba raba sekitarnya. tidak ada apa apa. ia merasa takut, tapi tidak terlalu. ia tidak melihat apapun, selain gelap.

"oppa?" panggil rose pelan. rose menutup matanya, ia takut dan tidak mau sendirian. ia benci saat dirinya ditinggalkan.

kosong, ruangan itu kosong. hanya ada rose seorang, dan itu membuat rose semakin takut.

gelap gulita seakan akan melahapnya, bersama dengan kesedihan yang masih terasa dalam jiwa rose memilih untuk memejamkan matanya. merapalkan beberapa doa supaya lampu cepat hidup.

TING!

bukan, itu bukan suara lampu atau apapun. itu suara dari notifikasi hp rose. itu sebuah pesan dari park jimin. rose mengigit kukunya, merasa takut.

park jimin (8)

rose aku benar benar merindukanmu.

rose, aku mohon. beri aku kesempatan.

rose, kau sudah berjanji.

rose, kau baik baik saja? aku sudah tau bahwa kau sudah pulang.

rose, berhenti bermain main denganku.

rose, kau berselingkuh lagi dengan pria itu?

menurutmu, bagaimana jika aku menghukumnya malam nanti?

baiklah, ku yang meminta rose. aku berada tepat di depan kamarmu, pria itu sudah ku singkirkan. bagaimana? mudah kan. keluarlah.. aku benar benar merindukan mu rose.

  mata rose membulat membaca pesan yang pria itu kirimkan, jimin gila. dasar iblis, bertampang malaikat!
   rose bahkan tidak sanggup untuk mengangkatkan kepalanya, terlalu takut. seluruh tubuhnya dibanjiri keringat, gemetar. ia sangat takut, kepada jimin.

DANGER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang