angry?

3.7K 214 18
                                    

"dia tuan dengan semua kelembutan yang ada kupikir, tadinya.
dia nadi yang tak pernah terputus syarafnya.
dia matahari yang tak pernah berhenti bersinar.
namun, mengapa jadi seperti awan cumolonimbus?
menakutkan, hitam, gelap, dingin.
tak terlihat sedikitpun hangatnya."

-roseanne park

∆∆∆

BAGIAN 11

rose benar benar membeku, bulir bulir keringat berjatuhan. ia takut, ia tak tahu bahwa park jimin memiliki sisi lain yang bisa dikatakan-tidak wajar.

park jimin kembali menatap rose, dengan matanya yang sipit itu, ia tertawa.
"lihat bukan rose? betapa menyedihkannya aku ini?" ucapnya sambil mengacak rambut frustasi. "bahkan, kau juga meninggalkan ku kan? mengkhianati ku?" tawa jimin berderai saat itu juga. seolah olah ia menertawakan hidupnya, takdirnya.

rose hanya bisa bungkam, menahan air mata yang sudah membendung. sedikit saja, bendungan itu mungkin akan hancur saat mata rose menatap jimin.

"jim-j" ucap rose terbata.

"apalagi rose? sekarang bualan apa lagi yang akan kau jelaskan?" jimin sedikit menunduk, tangannya mengusap air mata yang sudah mulai menetes. "aku tidak akan percaya rose."

jimin kemudian mendekati rose, dengan senyum yang mengerikan. seolah olah ia akan melahap rose sekarang juga. jimin menarik tangan rose dengan kasar, rose meringis kesakitan.

kenapa?

kenapa jimin memperlakukan nya sekasar ini?

rose masih tidak bisa mengerti, namun jimin membawanya ke dalam kamarnya. kemudian pintunya dikunci, agar rose tidak bisa kabur.

"apa yang harus aku lakukan rose?! kurang apa diriku hah?!" suara jimin naik beberapa oktaf lebih tinggi, seiring dadanya bergemuruh menahan emosi yang meluap luap.

seketika itu juga, bendungan yang sedari tadi rose tahan kini benar benar runtuh. air matanya berjatuhan layaknya sedang diterpa badai.

"bukannya malah menjawab pertanyaan ku, sekarang kau menunduk rose?" ucap jimin sambil memegang bahu rose, kemudian mendongakkan nya agar mata mereka bertemu.

"s-sakit jim.." rintih rose

"seharusnya ku ikat saja kau disini, agar kau tidak bertemu siapa siapa. benar bukan? harusnya kaki ini-kupatah kan saja, agar kau tidak bisa berjalan. dan kau hanya bisa bergantung padaku. gara gara kaki ini, kau berkencan bukan dengan pria lain?" jimin tersenyum, menatap rose.

rose kembali menangis, didalam hatinya ia tak mau dirinya diperlakukan seperti itu. tapi ia tidak bisa melawan, dirinya terlalu lemah. ia takut, sangat.

lantas mengapa jimin tega melakukan hal seperti itu kepadanya?

dan entah, saat kapan rose tidak mengerti jimin membekap mulutnya. dan kemudian setelah itu, ia tidak melihat apapun selain kegelapan.

∆∆∆

jackson menatap layang jendela kamar, bulir bulir salju berjatuhan. kemudian ia teringat rose, apakah mereka sudah pulang?

tentu, tadi pagi chanyeol mengirimkan pesan bahwa ia akan mengajak rose pergi. chanyeol dan jackson itu seumuran, pun jackson sudah sangat lama mengenal chanyeol. maka dari itu, ia mengizinkan chanyeol pergi bersama rose.

DANGER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang