Tentang Kita Yang Dulu

260 14 0
                                    

Vote dan komen 💕

This is REAL LIFE

.

.

.

Ini tentang rasa yang tak pernah tersampaikan. Sebelumnya, mungkin dia sudah tau dari beberapa orang tentang rasa ku, tapi hanya sekedar 'katanya'.

Sampai pada akhirnya dia mencari tau sendiri tentang kebenarannya. Menarik, pikir ku.

Waktu yang di tempuh cukup panjang untuk saling mengenal. Bahkan jauh dari beberapa pertemuan lalu, dia sangat antusias akan perkenalan. Aku bukanlah gadis yang mudah. Semua hal tidak akan pernah aku terima dengan cepat, bisa di bilang --aku tipikal gadis pemilih.

Ya, benar. Sekadar berkenalan pun butuh waktu panjang. Bukan berarti aku menguji ketahanannya, hanya saja aku teguh pada pendirian ku yang memang keras.

Dia pria yang cukup ulet dan penyabar dengan segala hal. Buktinya, saat aku mengacuhkannya, menjauhinya, dan bahkan aku sampai tidak mau bertemu dengannya pun dia masih tetap kukuh untuk menemui ku.

Kagum adalah kata yang ada di pikiran ku saat itu. Bagaimana tidak? Ada seorang pria yang mencoba meluluhkan mu dengan suka rela memperjuangkannya, tanpa meminta balasan apapun selain ingin tau nama saja. Sederhana sekali bukan?

Tidak cukup sampai di situ. Aku masih ragu akan tingkahnya yang seolah hanya penasaran dengan hadir ku. Wanita lain juga akan berpikir seperti itu bukan?

Seiring berjalannya waktu, kini aku terjatuh sangat dalam. Dia menarik ku ke dalam dunia ciptaannya. Aku sedikit terkejut dengan keadaan ini. Dulu definisi ku tentangnya hanya sekadar kagum, tapi kini berubah.

Sedikit terkejut saat semuanya berubah perlahan. Dia sudah mengetahui nama ku, mengantongi nomor ponsel ku, mengikuti semua akun sosmed ku, dan pernah menguntit ku sampai tau alamat rumah ku. Rasanya aku ingin marah dalam tawa bahagia ini. Bagaimana bisa aku di permainkan oleh pria yang selama ini menjejali isi pikiran ku?

Tidak berhenti sampai di situ, semua orang tau tentang berita rasa ini. Aku cukup khawatir dengan keadaannya, bagaimana tidak? Setiap mereka berpapasan dengan ku, pasti aku akan mendengar olok-olokkan --akhirnya cie juga.

Lucu sekali, mereka pikir aku benar-benar berhubungan dengan dia? Tidak sama sekali. Kalian perlu tau satu hal ini --aku hanya jembatan yang menyambungkan.

Gila setelah aku pikir-pikir semuanya. Ternyata aku hanya sebatas jembatan penyeberangan baginya. Cukup miris menjadi gadis seperti ku, sudah terjerat dalam dunia fantasinya dan kini harus terperoksok ke dalam jurang kenyataan.

Dia hanya butuh singgah untuk membangun jembatan menuju tujuan terakhir. Aku sangat tau diri akan hal itu, bagi ku semuanya sangat masuk akal setelah sadar.

Sahabat ku --dia menjadi tujuan terakhir untuknya. Mereka saling bersulang rasa di atas meja kepedihan ku. Aku tak pernah berpikir akan terkhianati dengan mudah oleh perasaan semu dengan drama remahan seperti ini.

Mereka hidup bahagia dengan menjadikan ku sebagai penontonnya. Memandangi setiap gerak gerik drama cintanya di hadapan ku dengan senyum dan tawa nyaringnya. Perhantu dengan semua ini, aku kecewa.

Lama tak ada tegur sapa diantara aku dan mereka. Bukan karena aku benci pada wujudnya, aku hanya tidak suka akan pengkhianatan yang menjembatani serangkaian Cinta.

Lihat, sekarang kata sahabat sudah tidak cakap untuk kita agungkan di tengah perang dingin tentang perasaan.

Setahun lamanya cukup menggila untuk ku. Tidak dapat menerima semuanya, wajar. Aku pikir, dia sahabat terbaik yang mengerti akan hadir ku, tapi nyatanya kata berandai itu terlalu indah untuk kisah pengkhianatan ini.

Dia --pria yang tidak tau malu dan kamu --sahabat yang tak kenal malu.

Semoga bahtera Cinta kalian akan tetap berlayar, walau jutaan luka masih menghujani batin ku. Akan aku terima semua kenyataan. Semoga kalian temukan kebahagiaan.

🌸🌸🌸

Teruntuk sahabat ku --gadis manis.
Semoga tak ada sesal dalam hati mu setelah kejadian aneh ini. Aku tak pernah mengatakan ini Cinta segita, karena aku tau... Hanya kamu yang pantas mencintainya. Semoga ku akan selalu baik saat mendo'a kan mu, karena kita tetap sahabat.

🌼🌼🌼

Teruntuk pria --tanpa nama.
Semoga setelah ini, kamu tidak lagi mengecewakan sebuah kaum yang bernama wanita. Titip pesan sederhana ku; jaga dan perlakukan dia (sahabat ku) dengan baik. Jika suatu saat dia berpulang pada ku dengan air mata, aku tidak akan segan mengutus mu untuk pergi dari kehidupannya.

...

Apa salah satu diantara kalian ada yang membaca kisah kita?

Semoga kalian tersenyum dan berkata; masa lalu yang Indah.

💙💚💛

PuseChan😸

Bogor, 15 Mei 2019

Tentang Senja Kita [Sebagian Puisi Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang