Berubah

4.2K 195 2
                                    

Aku masih tetap bertahan dalam lamunanku. bertahan dalam keadaan gila yang bergelut dalam fikiran ku. memaksa semua fokus dalam diriku untuk tetap terjaga sampai kulupakan hal hal di sekitarku.

"Jane, apa kau sakit..? ibu menghawatirkan mu!"

Aku tau itu Dave suamiku. pria yang baru saja menanyakan keadaan ku dengan pandangan lesu.

"Aku baik - baik saja Dave."

Kutatap dia lekat berhap itu mampu meyakinknnya. Namun semua nihil saat dia berucap.

"Bagaimana bisa kau baik - baik saja setelah kau hampir tidak bergerak dari tempat tidur ini seharian"

Bisa kulihat kekhawatiran di wajahnya.

" Tapi aku benar - benar tidak apa - apa Dave."

"Baiklah, sekarang bangkit dari sini dan kita akan makan.!"

Dave bangkit dari duduk nya di sampingku dan membantuku bergerak. Terbaring seharian di ranjang membuat ku sedikit kaku. Menuruni tangga perlahan bersama Dave.

Dave sejak tadi tak melepaskan tangannya dari bahuku untuk memastikan bahwa aku takkan jatuh.

"Sayang, kau kenapa ?, kau terlihat sedikit pucat."

Ibu Enjela menunjukkan kekhawatirkan nya sesaat setelah Dave membantuku duduk di kursi sebelah dirinya.

"Aku baik - baik saja bu.!"

Kuarahkan pandangan ku, dan ku temuakan hal yang tak ingin dan sekaligus ingin kulihat.

David.

Aku berharap tak melihat keberadaan nya. namun, ada sosok suamiku di dirinya. Dia persis dengan suamiku. Orang yang mengabaikanku hingga rasa ini muncul dihatiku. Rasa ingin dia selalu bersamaku.

"Baiklah, ayo kita makan.!"

Ibu enjela memulai acara makan keluarga, Ku gerakkan tanganku hendak mengambil beberapa jenis makanan.

"Tidak usah jane.! ayo buka mulut mu.!"

Aku terkejut saat ku temukan Dave menunggu aku membuka mulut ku untuk menyuapkan makanan di tangan nya.

"Dave, aku bisa makan sendiri !"

Ucapku ragu berharap itu tak menyinggung nya.

"Tidak. sekarang ayo buka mulut mu.!"

Kusadari ada beberapa sifat tak ingin di bantah dalam dirinya yang pada akhirnya membuatku makan dari suapan itu.

Aku bukan tak senang. bahkan sangat senang. Suami yang dulu tak menganggap adanya diriku kini sudih memperhatikan keberadaanku sebagai istrinya.

"Aku selesai.!"

Seorang pria yang sedari tadi menampakkan tatapan tak sukanya pada ku bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan kami bertiga.

"Ibu, David kenapa?"

Dave bertanya setelah aku berhasil memintanya menghentikan suapan.

"Entahlah Dave, tapi seharusnya kau tau sifat nya selalu seperti itu."

Ibu enjela berhenti menikmati makanan nya.

******

"Dave, aku merasa membuat kesalahan pada David..!"

Membuka pembicaaran di antara aku dan Dave mungkin adalah hal yang tepat.

"Kenapa kau bicara begitu Jane, kalian bahkan baru saja bertemu.!"

Dave menutup matanya berbaring si sampingku. Namun aku tau dia belum tertidur.

" Apa dia tidak tinggal dengan istrinya?"

Tanya ku ragu.

" Hahaa..., David belum menikah Jane, kurasa dia tidak berniat untuk menikah."

Dave membuka kembali kedua matanya akibat tawa lepas yg baru saja ku dengar.

"Sudahlah, ini sudah malam dan kau harus segera istirahat.!"

Dave memandangku tepat di mataku. Posisi saling berhadapan ini menghadirkan keakraban di antara kami. Kuurungkan niat ku hendak menutup kedua bola mataku saat ia berkata.

"Jane, berbaliklah..!"

Ku rasakan sedikit pedih di hatiku. Berfikir bahwa ia tak ingin tidur berhadapan dengan ku. Segera ku balikkan tubuhku memunggunginya sambil menyembunyikan mata berkaca kaca milikku.

Kaget seketika melandaku. Terkejud saat kurasakan tangan Dave melingkari pinggangku. geli menghampiriku saat ku rasakan Dave menempatkan kepala nya menyentuh leher belakangku.

Aku tak yakin dengan apa yg terjadi saat ini. Mataku masih terbuka, keterkejutan membiarkan tubuhku jauh dari kata santai.

"Biarkan begini sebentar Jane,"

Jelas ku dengar suara itu berkata. suara Dave yang lebut berbisik di telingaku.

'Apa kau berubah Dave?'

'Apa kau punya perasaan itu untuk ku?'

Bermacam tanya menghantuiku. menjadi teman yang mengantarku pada keterlelapan ku.

*****

Cahaya lembut membangunkan ku dari tidur nyenyakku. Tidur yang tak kn bisa kulupakan. Kulirik samping kanan ku yang kosong tanpa penghuni.

'Dave sudah bangun'

Diriku menyimpulkan.

" Nyonya.., ada tamu di depan.!"

Seorang pelayan memberitahuku dari balik pintu.

"Apa Dave dan ibu pergi?"

Tanyaku sambil membukakan pintu.

"Tuan Dave sedang bersama loly kecil, dan nyonya Enjela sedang keluar nyonya."

'Lalu dimana David?' fikiran ku bertanya yang segera ku hapus cepat.

Berjalan keluar kamar dan menuruni anak tangga. Tak ku temui siapan pun disana,

"Mungkin sudah ada yang menemuinya tadi" ucapku kecil.

Kulangkahkan kakiku kembali. seketika terhenti saat foto - foto berbingkai indah di meja menarik perhatianku.

Hanya ada foto ibu dan yang dulu kukira hanya Dave. Masih kulihat foto - foto itu. Dave dan David. Tak bisa ku bedakan, hanya sorot mata mereka yang mampu memberitauku mana Daveku.

"Apa kau memperhatikan ku?"

Aku dikejudkan suara seorang pria yang ahir ahir ini menjadi nyanyian gila di kepalaku. Kubalikkan tubuhku siap menemui pemiliknya.

David dan segala kemiripin nya dengan Dave. Berdiri tepat di hadapan ku bersama seorang pria.

"saya permisi tuan."

Pria yang tampak jauh lebih tua dari nya itu pamit padanya. Namun dia sama skali tak peduli. Pandangan nya tak lari sedikit pun dariku.

Mengunciku untuk tidak bergerak sedikitpun. Kusaksikan pria itu menjauh dan hilang meninggalkan ku dengan pria yang tak ingin ku temui ini.


************

Shisilia-kou & Sakurakiome

BEING MAMA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang