Takut

3.6K 182 0
                                        

Kurasakan tubuhku terbebas. Beban yang baru saja mengekangku tertarik dan jatuh. Aku tau itu Dave. Dave asli yang berstatus sebagai suamiku.

Masih berdiam, kupeluk erat kedua kakiku. Seolah takut pria itu akan datang lagi. Aku tak tau apa yang terjadi padaku. Aku takut, gemetar dan tertekan.

'kenapa ini terjadi..?'

Kutanya berulang kali.. lagi dan lagi. Tetes demi tetes air mata ku berhasil bebas dan membasahi pipiku. Bahkan sebagian menyentuh sudut - sudut bibirku.

"Sayang...!"

Suara lembut itu sukses membuatku terjaga. Mundur dan menjauh. Aku tau itu ibuku, wanita paruh baya yang mencintaiku sama seperti ibu kandungku. Tapi aku takut, ada hal gila dalam diriku yang memaksa untuk menjauh.

"Sayang.. , ini ibu..."

Ibu mencoba menenangkanku. Membujukku dan berusaha menyampaikan belaian tangan nya ke rambutku.

"Ibu...."

 Itu yang terucap dari bibirku. Sedetik kemudian aku sudah berada dalam pelukan hangat wanita itu. Wanita yang kehadirannya kurindukan.

Perlahan pendengaranku mulai tak jelas. Kulihat pria yang baru saja mengekangku kini terpojok dengan seorang pria yang ku tau itu suamiku.

Dave melancarkan beberapa pukulan yang tak pernah lari dari sasaran nya. Dave berucap, tapi tak bisa terdengar oleh ku.

Hanya gerak bibir dan amarah di wajah nya yang memberitaukan padaku, bahwa pria itu sangat marah.

*****

Ada sesuatu yang membangunkanku, memintaku membuka mata melihat apa yang telah terjadi.

"Jane,... !"

Refleks aku bergerak dan mundur. Mundur sejauh yang ku bisa hingga punggung ku menyentuh dinding di balik kepala ranjang ku.

"Ini aku, aku Dave,.."

Kudengar pria itu berucap, memandangku tragis dan terluka. Ada nada sedih di wajah nya.

"Dave, ... " 

Air mataku berkumpul dan siap menjatuhkan diri.

"Iya... iya jane, ini aku Dave. Suamimu.!"

Kali ini jatuh sudah air mata yang baru saja ingin ku tahan. Kata 'Suamimu' yang ia ucapkan sukses membuka celah aneh di hatiku.

'Dia mengakuiku. benar benar mengakuiku'

Kukatakan itu dalam diamku.

Ditarik nya tubuhku mendekat, memelukku erat. sangat erat.

"Maafkan aku, aku benar - benar minta maaf Jane,"

Ada getar dalam nadanya, dia takut. sama sepertiku. Takut dengan pria asing dengan wajah pantulan nyata dari wajahnya disana.

*****

Aku memilih untuk menginap lebih lama dirumah ini.Rumahku sendiri, suasana ku sendiri. Berdiri di hadapan cermin besar di kamarku membuatku sadar.

Betapa berantakannya diriku. Gaun pajang yang ku kenakan menutupi tubuhku hingga mata kaki. Melindungi seluruh lenganku entah dari apa.

Rambut gelombangku kusut dan berantakan. Sudah hampir 3 hari aku mengurung diriku di kamar ini.

Menikmati saat - saat pemulihanku.

"Kenapa Jane?"

Aku kaget mendapati Dave memperhatikan ku dari pintu. Melangkah masuk dan mendekatiku. Tetap tak berbalik, kupilih untuk tetap memandangnya dari cermin di hadapanku.

Mataku membulat saat ku rasakan lengan - lengan kokohnya melilit perlahan pinggang kecilku. Merapatkan tubuhnya ke punggungku dan berucap.

"Kau akan tetap cantik Jane."

Bahkan di telingaku, ini lebih terdengar seperti bisikan. Bisikan lembut yang berhasil membuat kedua pipiku merona

"Jane, Apa kita sudah bisa pulang?, aku ingin kau di sampingku.!, aku akan menjelaskan semuanya nanti."

Tanpa sadar atas kendali tubuhku, ku anggukkan kepalaku dengan senyum. Aku masih bingung dengan ini. Dengan rasa yang bahkan perlahan mencuat dan ingin aku menganggapnya nyata. Tapi aku takut. Aku takut ini hanya hiburan belaka untuk waktu yang sementara.


************

Shisilia-kou & Sakurakiome

BEING MAMA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang