Ibu Baginya

4.8K 245 1
                                    

Sinar mentari pagi menyapa ku lembut. Mengusik tatanan rambut rambut kulitku sejuk.

'Indah sekali'

Hal itulah yang paling terbayang di benak ku. menghipnotisku dan menjadikan ku objek dalam terapi. Kamar Dave yang terletak di atas ini membuatku sedikit di sapa syukur dan kegembiraan.

Bisa memandang bunga bunga dan pepohonan rindang dari atas membuatku nyaman. Nyaman menghirup udara pagi yang segar, nyaman dengan nyanyian burung burung gereja.

Pagi ini Dave tak ada di kamar. Aku tau Dave bergegas menemui loly. bayi kecil dengan kamar indah nya. Dave tidak berbohong tentang apa yang ia ucapkan kamarin malam. untuk tidur di tempat tidurnya ini bersama ku.

Ya..,dia memang tidur disini, tapi aku tau dia beberapa kali keluar kamar untuk menemui putri kecilnya. Aku masih sedikit ragu dengan apa yang kufikirkan.

Mengingat kejadian dirinya bersama perempuan lain sama sekali tak bisa terusik. Namun sesuatu menyadarkan ku. Tak bisa mengatur hidupnya hanya karna aku memiliki status sebagai istri nya membuat ku memutuskan melupakan hal gila itu.

Sakit memang saat hati mulai terbuka dan dipaksa untuk tertutup kembali.

******

"Ibu...!"

Sapaku pada wanita paruh baya yang masih fokus menyantap sarapan pagi nya.

"Oh.. Jane, kemari sayang sarapan lah dengan ibu"

"Iya bu."

Senyum wanita itu mengingatkan ku pada ibu. ibu kandung ku dan ibu tiriku. Aku sayang mereka berdua, Sangat bersyukur punya ibu seperti mereka membuatku mencintai mereka.

"Oh ya sayang, kemarin supir Dave bilang kau ke perpustakaan khusus ibu."

Membuka pembicaraan, ibu Enjela menghentikan sejenak aksi makan nya.

"Ya bu.., mmmm...hanya mencari beberapa buku."

"Apa itu untuk loly?"

Gerakan ku terhenti. perlahan ku angkat lagi kepala ku yang sempat menunduk dari pandangan ibu Enjela.

"Ibu, kurasa aku perlu belajar banyak sebelum aku siap menjaga loly bu."

Mulut ku membuka dan berucap.

"Sayang, ibu yakin kau yang terbaik untuk Dave dan cucuku loly."

Tersenyum lembut pada ku dan memegang erat tangan ku di atas meja. Aku senang ibu mertuaku ini menyayangiku. Setidak nya ada yang mengharapkan kehadiran ku. Walau itu bukan Dave.

"Ya...,David"

Kudengar ibu Enjela berbica saat dia mulai mengangkat panggilan masuk di ponsel pintarnya.

"Ibu harap kau tidak membuat ulah sayang..., pulanglah dulu dan temui ibu., baru setelah itu kau bisa bersenang senang."

Dari pembicaraan ibu Enjela aku tau dia tengah berbicara dengan putranya.

"Baiklah, ibu akan menunggu kepulangan mu"

perbincangan berahir, ibu Enjela menutup dan meletakkan ponselnya kembali kemeja.

"Sayang.., sepertinya ibu akan pergi hari ini, ada beberapa hal yang harus ibu persiapkan.

Ibu serahkan Dave pada mu ya"

"Baik bu"

Bergerak dari meja makan dan bergegas meninggalkan ruangan itu.

"Jane, dimana ibu"

Aku sedikit panik saat ku dengar Dave memanggilku.

"Ibu baru saja pergi Dave, apa kau mau makan sekarang?"

"mmm.., ya tapi aku akan ke kamar sebentar.aku akan kesini lagi."

Dave barlalu dan menaiki tangga kembali. Setelah menyiapkan sarapan untuk Dave, kulangkahkan kakiku menaiki tangga, berfikir membaca buku yang baru saja ku pinjam di pagi hari bukanlah hal buruk. Sebelum langkah ku menyentuh batas kamar, kudengar loly menangis.

"Dave, loly menangis"

Ku panggil Dave yang sepertinya sedang menikmati mandi pagi nya. Tak ada jawaban, hanya suara air yang jatuh menyentuh lantai kamar mandi yang terdengar.

"Dave..."

Masih kucoba memanggilnya. Namun nihil. Kuputuskan menuju kamar loly. Dengan sigap dan khawatir ku jumpai loly tengah menangis dalam keranjang bayi nya.

"Oh.. ,sayangg jangan menangis"

Berusaha membujuk bayi manis ini untuk tidak mengeluarkan tangisan. Beberapa kali ku goyangkan mainan mainan kecil di tangan ku yang bertujuan untuk menenangkan nya.

Tangisan nya semakin pecah, kuputuskan untuk membawanya ke pelukanku. Mengangkatnya dari keranjang bayi nya lembut dan meletakkan nya tepat di pelukan ku.

"Loly sayang...., jangan menangis"

Tak hentinya kuucapkan kata itu, berharap itu bisa menjadi mantra untuk menghentikan tangisnya. Matanya yang bulat kecil masih tetap menangis..., Berusaha mencari tau sesuatu kupaksa diriku berpikir lebih keras apa yang akan ku lakukan.

"Ibu"

Ku sebut 'ibu' saat bayangan ibu ku terlintas di benakku.,bayangan saat ia menyanyikan lagu untuk menenangkan ku. Membawa loly lebih sedikit menemui cahaya dari jendela.., ku usap punggung nya perlahan.

"Loly bobo..., ohhhh... loly bobo, Kalau tidak bobo di cium mama."

Mulai menyanyikan lagu yang pernah di nyanyikan ibu untukku.

"Loly bobo..., oohhhh loly bobo, kalau tidak bobo di cium mama"

Menyanyikannya lembut berulang ulang di telinganya.., Membiarkan cahaya pagi dan angin sejuk menyapa bayi manis di pelukanku membuatnya perlahan menghentikan tangis. Menyandarkan kepala lembutnya yang masih ditumbuhi rambut halus di dadaku.

Aku bahagia, menyaksikannya mulai menguap dan mulai menutup matanya. Tetap ku nyanyikan lagu itu.., mengelus punggung lemah nya dan membuatnya nyaman di pelukanku. Dia tertidur, bayi kecil bernama loly ini tertidur lelap.

Wajahnya yang manis membuat ku tak tahan ingi mencuri beberapa ciuman kecil dari wajahnya. Perlahan ku dekatkan wajahku ke kepala kecil miliknya, menghirup aroma bayi yang keluar dan masuk keindra penciumanku dan membuatku terlena.

Kudapatkan ciuman itu., rambut halus di kepalanya menyapa bibirku, memeluk nya lebih erat dan tetap lembut berusaha menunjukan bahwa aku adalah ibunya.

"Jane...,"

Suara itu menggema di telingaku.., menciptakan sensasi khawatir dan terperangkap. Kutemukan Dave disana, di ambang pintu dengan pandangan yang tak dapat ku tebak.


***********

Shisilia-kou & Sakurakiome

BEING MAMA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang