Ego

5.1K 258 2
                                    

Ada rasa pedih dihatiku, entahlah kenapa. Rasa itu muncul saat kulihat Dave menenangkan bayi itu. Bayi kecil yang terbungkus dengan kain tebal yang menutupi tubuhnya dalam gendongan Dave.

Dave tak hadir untuk melamarku. Dave selalu khawatir saat dia bersamaku. Dan Dave yang bahkan sempat berdebat dengan ibu Enjela di hari penikahan ku. Oh.., aku mengerti sekarang.

Bayi itulah penyebabnya. Bayi yang bahkan belum juga berhenti mengeluarkan tangis sejak aku menikmati pemandangan yang mengiris hati ini.

Bukan karna aku tau kalau Dave yang menjadi suamiku mengabaikan ku karna bayi itu. bukan pula karna aku tau Dave meninggalkan ku di kamar sendirian karna dia.

Tidak sama sekali.

Aku tak sempat mengetahui apa yang kurasakan, kugerakkan kakiku untuk berbalik dan berjalan menuju kamarku dan Dave.

Dengan semua fikiran yang bersarang dalam benakku, aku melangkah bagai seorang yang kehilangn jiwa. Hanya ada raga yang mengetahui kemana arah tujuan kaki ini melangkah.

Membaringkan kembali tubuh ku di atas ranjang yang penuh dengan bunga dan menatap langit langit lekat. Seakan aku menatap siaran ulang kejadian yang baru saja kulihat.

Seorang ayah muda yang berusaha menenangkan bayi di pelukannya.

'kenapa aku terlalu bodoh.?'

Tanya ku menyalahkan diri. Semua sudah jelas, bahkan sangat jelas. Bayi itu pasti loly yang akhir akhir ini namanya selalu di sebut di hadapanku. Putri Dave.

"tapi kenapa putri Dave masih sekecil itu?"

Aku bahkan berfikir putri Dave mungkin sudah dapat bermain dengan lincah. Menyalahkan diriku yang mengganggap Dave tak pernah menghargaiku karna keegoisan.

'Dave tidak egois Jane, kaulah yang egois'

Kini dirikupun menyalahkan ku. Egois karna membuatnya berada dalam situasi sulit. Egois karna kau lah yang menjauhkan nya dari bayi kecil itu.

'Bayi itu lebih membutuhkan Dave dari pada kau membutuhkan Dave'

Fikiranku menyakitiku lagi dan lagi. Tak kusadari setetes air mata mengalir membasahi ujung mataku, turun melaui sisi samping wajahku dan mebasahi pipiku di sana.

Kulirik jam di meja samping kanan ku. Pukul 03:20, Ini telalu pagi bahkan sangat sangat pagi. Dan bayangan Dave kembali terlintas di benak ku. Bayangan dia harus bangun sepagi ini untuk bayi itu.

Rasa sakit kembali melandaku. Ada satu dinding tebal yang memaksaku untuk menjahui pria itu. Pria yang kini telah menjadi suamiku. Menyuruhku untuk tetap diam dan tidak melewati batas.

Batas anatara Dave dan loly yang tak akan pernah bisa di masuki. Kurasakan air mata kembali menetes ke pipiku. Segera ku hapus butiran air dimataku, memejam dan memaksa diriku untuk masuk ke alam mimpi yang tadi kutinggalkan.

Berharap rasa sakit ini akan hilang, atau pergi walau untuk sementara.

******

Cahaya pagi membangun kan ku dengan lembut, menyilaukan mataku beberapa saat ketika kain transparan di jendela mulai bergeser tertiup angin. Kubuka mataku perlahan, menggerakkan tangan ku untuk mengurangi rangsangan cahaya pagi yang mulai memaksa masuk jauh kedalam bola mataku.

Sesaat kulirik kesamping, Dave masih tidak ada. Kuputuskan untuk bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. Segera mandi dan menuruni tangga untuk menemui seluruh penghuni rumah di meja makan.

"Ibu, apa loly sedang sakit?"

Kuberanikan diriku untuk membuka mulut dihadapan ibu Enjela yang tengah ikut sarapan di depan ku.

Tak ada Dave disana, hanya aku dan Ibu Enjela yang di temani beberapa pelayan. berdiri menanti dan menunggu kami menyantap sarapan pagi.

" Begitulah Jane, ibu juga sangat khawatir. Akhir - akhir ini loly sering sekali sakit. dan ibu kasihan dangan suamimu Dave"

Ku dengarkan ibu Enjela yang mulai berbicara mengenai loly.

" Dave tidak pernah mau putrinya di sentuh oleh sembarang orang.

Hanya dia dan ibu yang mengurus loly."

Sekarang aku mengerti betapa Dave mencintai putrinya.

Aku masih merenung membiarkan sarapan pagiku. memikirkan beberapa hal yang mengingatkan ku bahwa ada batas yang tak bisa kulalui antara Dave dan putrinya loly. berfikir jauh dan membiarkan suasana sarapan pagiku terusik oleh lamunanku.

***********

Shisilia-kou & Sakurakiome

BEING MAMA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang