Pria Gila

4.1K 183 2
                                        

Diam ditempat adalah satu - satunya pilihanku. Mengingat tak ada cukup ruang  yang mampu membuatku bergerak karna nya.

Karna dia, pria dengan status putra sulung ibu Enjela ini mulai melangkahkan kaki panjangnya mendekatiku. Terkejud sudah menjadi hadiah gila yang ku terima sejak pertemuan ku dengan ibu Enjela. Dengan semua itu, kuberanikan diriku untuk tetap bersikap santai dan biasa.

"Jane, apa kau tau. Mencari semua hal tentang diri mu itu sama sekali tidak sulit.!"

Untuk pertama kalinya aku melihat pria di hadapan ku ini tersenyum di sela - sela perkataan nya. Aku masih diam, rasa tak mengerti bersarang di benakku. 

"Apa kau mencintai adik ku?"

Kali ini aku terkaget.

'Apa maksud nya?'

'Apa dia tau bahwa kami di jodohkan?'

"Kau tau, Mencintai Dave, itu artinya kau harus mencintaiku juga"

'Apa ini, kenapa dia?'

Bermacam tanda tanya menyerangku. Pria ini membungkuk, bisa kulihat sepasang matanya memperhatikan bibirku. Menunduk dan berusaha menciumku. Kututup kedua mataku dan menoleh.

'Pria ini gila' 

Itu yang ku fikirkan.

Diam, hanya itu yang ku tau, aku belum berani melihat kenyataan di depanku.

"Aku akan membuat mu menerimaku.."

Suara itu berbisik di telingaku, memberikan tekanan tegas di setiap perkataan nya. Mengambil alih fikiranku dan memaksaku menjadikannya titik fokus.

tap..., tap...

Perlahan tubuh itu menjauh..., ku buka mataku menyaksikannya meninggalkanku dengan semua hal asing yang menyerangku. Berhenti setelah beberapa langkah dan berkata.

"Bahkan dengan cara yang tak pernah kau bayangkan.!"

'Tajam,'

 Itu yang kurasa, sangat tajam menusuk tepat di jantungku.

'Apa ini.?'

Kusaksikan dia berlalu meninggalkan ku. Kali ini benar - benar meninggalkanku.

*********

"Jane, "

"iya Dave,"

"Akhir - akhir ini kau sering melamun."

Aku sedikit sadar kalau Dave memperhatikan ku.

"Aku baik - baik saja Dave, kurasa, aku hanya sedikit merindukan ibu."

Ya..., mungkin dengan melihat kembali ibu, aku bisa sedikit lebih tenang.

"Jane,... kau tidak berniat untuk pergi kan?"

Dave mengikutiku dari ekor mata nya.

"Dave, aku hanya ingin menemui ibu, bukan pergi."

Ku coba menutupi serapat mungkin apa yang ku fikirkan. Berbalik dan membiarkannya ragu tetap berdiri di belakangku.

"Lagi pula, aku juga belum pernah mengunjungi rumah lagi Dave," 

Tambah ku.

Dia diam, tak ku dengar suara merdu nya lagi di telingaku.

'tap, tap..'

Mataku melebar,

"Jane, mungkin ini aneh, tapi jangan pergi terlalu lama"

Bisiknya lembut di telingaku sambil memelukku dari belakang. Jantungku masih berdetak, kencang dan semakin kencang.

******

"Ibu, aku akan mengunjungi ibuku selama beberapa hari, ku harap ibu mengijinkan ku pergi."

Pamit ku pada ibu mertuaku.

"Oh, tentu saja sayang, hati hatilah,"

"Iya ibu.!"

"Masuklah Jane, aku akan mengantar mu."

Beberapa meter mobil hitam Dave melaju, dia menghentikannya.

"Jane, sebentar, aku melupakan sesuatu."

Dave keluar dari mobil dan masuk ke rumah, tak kulihat lagi ibu yang berdiri menunggu keberangkatan kami. Sesaat kemudian kulihat Dave kembali, tapi ada yang berbeda.

"Dave, kau ganti baju?"

Tanya ku tanpa memperhatikan lebih Dave yang sudah duduk di sampingku tanpa menjawab pertanyaan ku.

Suara mesin terdengar, Mobil melaju. Kencang dan lebih cepat.

'tring.. tring..' ponselku berbunyi.

Kubaca nama si pemanggil

"Dave"

Mataku membulat, jantungku seketika berdetak lebih cepat, serasa tak tenang, nafasku terhenti. Kulirik pria di sampingku. pria dengan wajah Dave mengemudi dengan laju kencang.

"David.. "


************

Shisilia-kou & Sakurakiome

BEING MAMA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang