"Berhenti di sini saja pak."
Ucap ku pada pemuda paruh baya yang mengemudikan mobil mewah milik Dave. Setelah fikiran fikiran ku yang berusaha mengetahui tujuan Dave yang sesungguhnya mengapa dia menggunakan mobil kepala kebersihan di rumahnya membuat ku memutuskan untuk menunda semua itu.
Menerima tawaran ibu Enjela dan tentunya Dave yang menjanjikan seorang supir yang saat ini berhasil mengantarkan ku ke tempt tujuan ku mungkin. Sebuah gedung dominan putih dengan label seorang bunda.
"Baiklah nyonya, saya akan tunggu di sini."
Supir Dave menundukkan kepala nya setelah membukakan pintu untukku. Membalas sikap sopan nya dengan senyuman dengan sedikit bingung.
'Aku tidak pernah di perlakukan seperti ini.'
Benak ku mulai berbicara. Melangkahkan kaki jenjang ku menuju gedung itu dan memasukinya. Pemandangan yang sudah ada dalam fikiran ku tersuguhkan di hadapan ku kini.
Semua rak rak kokoh meninggi dengan banyak buku tersusun rapi di dalam nya. Tempat ini sebenarnya hanya sebuah perpustakaan yang berdiri karna kepedulian seseorang.
Lebih tepatnya, gedung ini didirikan oleh seorang wanita untuk memberikan pemahaman lebih pada wanita yang beranjak menjadi seorang ibu. Aku pernah di ajak oleh ibu tiriku ke tempat ini saat ia mengandung adik ku.
Kutemani dia untuk mengetahui sekilas tentang seorang ibu. Kala itu aku masih SMA, terlalu muda untuk tau seluk beluk seorang mama. Namun kini, tekat ku membulat karna tawa itu.
Tawa yang berhasil menghancurkan kenyataan di fikiran ku.
"Jane..!"
Menoleh dan kujumpai seorang wanita cantik yang mungkin berusia serupa dengan ibuku.
"Nona Desi"
Kubalas dengan menyebut nama nya.
"Oh jane, maafkan aku karna tidak bisa datang ke acara pernikahan mu."
Wajah sendu tertuju padaku dari nona Desi.
"Tidak apa - apa nona Desi."
Senyumku berhasil membuatnya kembali merekahkan senyum mempesona miliknya
"Oh ya..., untuk apa kau kemari sayang?.., apa jangan jangan..?"
Ku perhtikan nona Desi menutup mulut dengan tangan berjari lentik miliknya. Pandangan tak mengerti memenuhi wajahku, menujukan nya tepat hanya untuk perempuan berkacamata di depanku ini.
"Jane, jangan bilang kau sedang hamil."
Tutur katanya nyaris membuat jantungku copot.
"ah.. nona Desi, ini tidak seperti itu, bahkan kami menikah belum sampai seminggu."
Tersenyum ragu dan berusaha menahan malu.
"Lalu ada apa kau kesini Jane?"
"Aku hanya ingin melihat lihat beberapa buku nona Desi"
"Oh.. baiklah sayang.. aku tidak akan mengganggumu.., tapi kalau kau butuh bantuan aku akan dengan senang hati menolong mu,......mmmmmm"
Nona Desi menggangtung sedikit dari bagian pembicaraannya.
"Bahkan kalau kau belum siap punya seorang bayi kecil yang akan ada di rahim mu."
Meneruskan perkataan terus terang nya yang membuatku merasa ngeri. Berjalan pelan dan menghilang di telan ruangan yang ia masuki. Melangkahkan kakiku mencari beberapa buku yang sesuai dengan loly ku.
Beberapa buku dengan penjelasan lengkap mengenai penyakit yang sering menyerang bayi. Tak cukup dengan apa yang ku temukan, kucari lebih banyak buku lagi.
Memeriksa setiap judul dan bab dalam buku, yang mungkin memenuhi kriteria pencarianku. Sekitar 20 menit ku habis kan waktu untuk membaca ringkasan ringkasan buku yang ku pilih. Meminta ijin pada sang pemilik untuk meminjam buku buku berguna miliknya dan meninggalkan tempat itu dengam laju mobil Dave.
"Pak.., saya ingin makan siang di luar jadi saya rasa itu tempat yang cocok."
Kataku menunjukan sebuah restoran kecil yang masih terlihat asri walau di tengah terik mentari.
"Baik nyonya. "
Segera menghentikan mobil dan membukakan pintu untukku lagi.
"Apa bapak ingin makan bersama saya?"
Berusaha mengajak lelaki paruh baya yang berstatus sebagai supir pribadi Dave.
"Tidak usah nyonya, saya disini saja"
Lagi lagi ia menunduk padaku. sedikit aneh dengan perlakuan ini, ku gerakkan kakiku memasuki restoran, menduduki kursi yang kupilih dan langsung memesan makanan yang ringan untuk lambung ku.
Menunggu beberapa menit dan makananku belum juga datang. Kuputuskan untuk bangkit dan berjalan menuju kamar mandi,
'Ada baiknya aku mencuci tangan ku yang mulai terasa kering'
Melangkah lebih jauh dan akhirnya menjumpai pintu dengan tulisan 'women' Masuk dan mulai membasuh tangan ku., Namun samar samar ku dengan suara dari ruangan toilet.
Suara seorang wanita yang hampir tenggelam dengan bunyi air yang cukup kuat. Berusaha ku usir rasa ingin tauku, tapi semua yang ada dalam fikiranku adalah ingin dan sangat ingin memgetahui apa yang terjadi. bergerak berusaha lebih dekat dengan ruangan toilet tertutup itu.
"Dave jangan...!"
Kuhentikan langkahku saat ku dengar seorang wanita menyebut nama Dave.
'Dave?'
Ulangku dalam hati
'Tidak mungkin Dave ada disini'
Berusaha meyakinkan diriku. Penasaran dengan apa yang ku dengar, ku paksa kakiku untuk lebih mendekat.
"Dave, cukup..!"
Suara itu terdengar lagi. Lebih jelas dan memberikan aku pengertian. Suara pelan dengan nada erotis yang membuat ku merasa risih. Melangkah lagi untuk mengetahui yang sebenarnya.
Namun beberapa saat tak ada suara. Dan....
'kreitt..'
Pintu terbuka.
Ini posisi yang begitu memalukan, berdiri di depan pintu berusaha mengetahui apa yang terjadi dan Fikiran ku berteriak 'kau ketahuan jane'.
Terlihat salah tingkah adalah yang kulakukan. Membiarkan diriku mulai nyaman dengan rasa malu ini. Kulihat seorang wanita muda yang memergokiku ini baru saja selesai mengancing baju atas nya. Memandangku bingung.
Mataku melebar saat kutemukan seorang pria yang ada di belakang nya. Bergerak kedepan dan berusaha keluar. Langkah nya terhenti saat bola matanya melihatku berdiri mematung.
Aku hampir menemukan jantungku tak tergantung di tempatnya lagi. Kutemukan Dave disana. Dave yang memiliki pandangan mata lebih tajam dari biasanya.
Melihatku datar dan bingung. Tak sanggup dengan apa yang kulihat. Ku gerakkan kakiku berlari dan meninggalkan toilet.
Segera mengambil tas ku dan mencari beberapa lembar uang di sana. Kuletakkan di atas meja dan meninggalkan restoran itu. Meninggalkan makanan yang telah selesai tersaji untuk ku di meja.
Entahlah apa yang ku rasakan. Ada sesuatu yang sakit di hatiku.., Pedih dan ingin menangis.
'Apa ini yang rasa nya dihianati?'
Kalimat itu muncul di benak ku. Membuat butiran air mengucur keluar dari mataku.
'Kenapa aku menangis?, bahkan aku tak mengenal pria yang telah sah di beri gelar menjadi suamiku itu'
'Penikahan kalian cuma status jane'
Kuyakinkan diriku untuk tak mengharap lebih lagi. Menikmati rasa sakit yang tak pernah ada sebelumnya
************
Shisilia-kou & Sakurakiome
KAMU SEDANG MEMBACA
BEING MAMA ✔
RomanceTidak di PRIVATE (COMPLETED) / SELESAI Jane, Gadis muda yang ditakdirkan untuk menikah dengan seorang pria duda yang bahkan tak menampakkan wajahnya untuk melamar Jane. Apakah Jane akan menyesali keputusannya, atau bahkan malah sebaliknya ? *******...