Kurasakan hembusan angin lembut di wajah ku. membuaiku agar tetap tenang. Tenang dan....
"Dave..., "
Teriak itu keluar dari bibirku, setelah kejadian gila yang baru saja terulang di kepalaku. Kulirik seisi ruangan.
'Kenapa aku tertidur?'
'Apa aku pingsan?'
'Tapi kenapa?'
Tanda tanya itu muncul dan menyerbu fikiranku. membuat ku sesekali mengerutkan kening berusaha mengetahui jawaban nya. Kulirik lebih jelas lagi.
"Ini kamar ku.!"
Aku bingung dengan semua ini, kuraba tempat tidur yang telah lama ku tinggal ini, tidak berubah. Tapi tetap bersih.
'Ibu pasti menjaga kamar ini untuk ku.'
Aku tau itu.
"Sudah sadar?, kukira aku memberi dosis lebih pada mu.!"
Aku terkejut, aku kenal suara itu. Kulihat seorang pria dengan kemeja hitamnya berdiri di sudut pintu kamar ku yang terbuka sambil melipat kedua tanga nya di didada.
Aku masih bingung dengan perkataannya.
'Dosis lebih?, Apa dia memberiku obat tidur?'
Berusah menerka dalam fikir ku.
"David, kenapa kau disini?"
Tanyaku langsung, Tak mengerti kenapa pria dengan wajah Dave ini menculiku dan malah mengantarku kerumah ibuku.
"Jangan berfikir aku akan melakukan hal biasa dengan menculikmu langsung dari hadapan adikku."
Wajah dengan seringai mengerikan itu memberikanku bukti jelas bahwa dia bukanlah suamiku.
"Sayang.., kau sudah bangun?"
Suara itu, suara yang sudah lama tak ku dengar.
"Ibu..!,"
Ku sebut kata itu saat kudapati wanita paruh baya yang masih terlihat sama sejak aku meninggalkan rumah ini.
"Ibu senang saat melihat mu datang, hanya saja melihat mu tertidur, ibu fikir kau lelah dan butuh istirahat."
Ibu menghampiriku dan duduk bersama ku di ranjang. Tak kuperhatikan David dengan segala ketenangannya yang masih berdiri kokoh. Hanya bergeser sedikit saat mempersilahkan ibuku masuk.
"Ibu, aku sangat merindukan ibu, apa ibu baik - baik saja?"
Tanyaku saat kedua tangan ku telah memeluk perempuan dengan status ibu tiriku ini.
"Ibu sehat jane, dan ibu juga merindukan mu sayang."
Membalas pelukan kuerat dan melepaskannya setelah beberapa saat.
"Sekarang kau harus makan dulu sayang, ibu sudah siapkan bubur ini untuk mu.!"
ibu mengambil nampan dengan mangkuk berisi bubur di atasnya.
"Ibu, biar aku saja!"
Kudengar pria tenang bernama David ini berucap.
'Apa maksud nya?'
'Sejak kapan dia memanggil ibuku ibu, bahkan mereka belum pernah bertemu.'
Kucoba untuk menyusun semua teka-teki di benakku. Dan aku gagal.
"Oh. baiklah nak Dave, trimakasih. ibu akan menyiapkan beberapa buah."
"Baik ibu"
Balas nya.
Aku terdiam, Aku tak tau harus bagaimana. Itu dia jawaban yang aku cari, bahkan ibuku pun tak tau akan David.
Berlalu meninggalkan aku dan David di kamarku, ibu menghilang tertutupi dinding - dinding. Dengan sigap, kucari ponsel ku, ya, ponselku, cuma Dave yang bisa menjelaskan ini.
Kuraba kasur empukku, namun tak kutemukan.
"Mencari ini?"
Aku kaget, kutemukan ponselku ditangan David.
"Jangan berfikir aku bodoh Jane, aku membawa mu untuk privasiku. Bukan untuk memberitaukannya pada Dave dan mengajaknya bergabung.!"
Aku mulai takut saat ku lihat pria ini mendekat. Fikiranku memintaku berteriak. Namun hatiku tak sanggup menunjukan masalah gila ini pada ibuku.
"Dave. "
Kuucapkan nama Dave saat tekat ku bulat. Hanya Dave yang bisa menjelaskan ini. Kulirik gagang telepon yang masih tertata rapi di meja samping ku.
Sigap, ku raih gagang telepon itu dan segera kutekan nomor Dave.
'tersambung.'
Setitik harapan muncul.
*pranggg...!!, bruk...*
"ahgh.. "
Aku meringis. Pergelangan tanganku sakit. Pria ini melempar telepon rumah yang baru saja kupegang dan mencengkram pergelangan tangan ku. Mendorong ku jatuh ke atas ranjang ku.
"argg... jangan membuatku marah JANE.!!!!"
Aku kaget, sangat kaget. suara kuat dan tegas miliknya membentakku. Bahkan suamiku tidak melakukan itu.
"Lepas...!, lepaskan aku.!"
Lidahku terasa risih menyebut nama pria gila yang sedang menindihku ini. Ku kerahkan seluruh kekuatan ku untuk melepaskan diriku dari nya. Menggerakkan kedua tangan ku yang sama sekali tak bergerak akibat cengkraman nya.
Perlahan kurasakan wajahnya menyentuh leherku. Mata ku memanas.
'Aku benci ini,'
'Aku benci pria ini.'
Setetes air mata berhasil lolos dari mata kiriku. Bergerak lebih kuat berusa menyingkirkan pria aneh yang berusaha menciumku ini.
Tak bisa, tetap tak bisa, dia terlalu kuat. Itu yang kurasa. Bisa ku rasakan pria ini lebih menggila dengan ciumannya di leherku, membuatku jijik dengan sikap nya.
"Dave,"
kuucap nama itu pelan, kupejamkan kedua mata dan berharap harapan ku tak sia - sia.
"Brakkk.... "
"David...!!!!"
Tak tau apa yang terjadi, kedua mataku menemukan sosok Dave disana, Dave suamiku dengan Ibuku yang melukiskan kejut di wajah nya.
**********
Shisilia-kou & Sakurakiome

KAMU SEDANG MEMBACA
BEING MAMA ✔
Storie d'amoreTidak di PRIVATE (COMPLETED) / SELESAI Jane, Gadis muda yang ditakdirkan untuk menikah dengan seorang pria duda yang bahkan tak menampakkan wajahnya untuk melamar Jane. Apakah Jane akan menyesali keputusannya, atau bahkan malah sebaliknya ? *******...