MBiMI-6

884 89 12
                                    

Teken bintang sebelum membaca guys





🤗

"Wae? kurasa itu tidak ada yang salah. Kami juga dalam satu grup dan kurasa kita memang harus menjalin hubungan dengan mereka" ucapku sedikit emosi. Dia menatapku tajam. Pandangan ini kenapa seperti dia akan menciumku. Dan benar saja. Wajahnya sekarang mendekatiku dan aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang harum saat dia ingin mendaratkan bibirnya aku langsung mengarahkan pandanganku kesamping. Entah kenapa kali ini aku tidak mau unnie melakukan itu padaku. Dia terlihat kecewa kemudian menjauhkan wajahnya dariku.

"Baiklah aku pergi" ucapnya lalu berbalik.

"Apa unnie marah?" ucapku yang menghentikan langkahnya.

"Ani. Untuk apa aku marah?" balasnya langsung melanjutkan langkahnya. Seketika itu aku merasa kecewa. Aku menundukan kepalaku.

🔅 🌑
Sudah lama aku berada diatap hingga aku bisa melihat matahari terbenam. Entahlah. Aku malas untuk pulang kerumah. Appa dan eomma selalu saja sibuk bekerja dan jessika unnie dia sering keluar bahkan tak jarang dia selalu menginap dirumah pacarnya. Aku kesepian. Aku membutuhkan seseorsng disampingku. Terlintas sowon unnie dipikiranku

"Dia tidak mungkin kembali padaku. Dia sudah memilih eunha unnie" ucapku lemah

"Kau bodoh. Kenapa masih disini. Udara semakin dingin" aku langsumg mengarahkan padanganku kesumber suara.

"Unnie" lirihku. Sowon unnie berjalan cepat kearahku dan memelukku erat. Aku masih diam. Wajahku tenggelam didada sowon unnie karna dia lebih tinggi dariku.

"Unnie. Kenapa kesini?kenapa unnie tidak puang? " ucapku pelan tapi terdengar jelas ditelinganya.

"Aku khawatir padamu. Bagaimana bisa kau berlama-lama disini". Bibirku membentuk sebuah senyuman. Aku mengangkat tanganku dan membalas pelukanya

"Aku tidak ingin pulang. Aku ingin menginap disini" ucapku. Lalu dia melepaskan pelukanya

"Wae?"

"Dirumah tidak ada siapa-siapa. Aku kesepian" ucapku berekspresi sedih. Tangan sowon unnie mengusap pipi mulusku

"Kalah begitu aku juga akan menginap disini" balasnya. Aku terkejut saat unnie berbicara seperti itu

"Jangan. Aku tidak ingin unnie kesusahan. Lebih naik unnie pulang saja" balasku.

"Disini aku bosnya dan ini kantorku. Jadi itu terserah aku" ucapnya yang terdengar dingin. Aku tidak lagi berniat membalasnya. Hanya diam sambil menatap mata indahnya.



🌑
Malam ini kantor sudah sepi. Tidak ada siapa-siapa lagi kecuali mereka berdua. Sowon memang sengaja tidak membawa sinb pulang karna ia tidak mau appanya salah paham denganya. . Akhirnya Mereka berdua tidur diruang latihan dengan dibalus alas yang cukup tipis

Sinb
Aku sangat tidak enak padanya. Kamu tidur hanya beraskan kain cukup tipis dan juga jaket sebagai selimut. Aku menoleh kesamping melihat sowon unnie yang sudah memejamkan matanya. Aku tau dia tidak tidur aku bisa merasakanya
"Unnie" lirihku. Seketika itu juga dia langsung membuka matanya. Ia mengarahkan badanya untuk menghadapku. Begitupun denganku. Sekarang kita berbaring saling menatap
"Apa unnie baik-baik saja? Mian karnaku unnie menderita seperti ini" ucapku dengan rasa bersalah

"Lagian kau aneh. Aku mengajakmu meningap di hotel kau tidak mau" balasnya yang membuatku salah tingkah. Dia memang mengajakku kesana tadi tapi aku langsung menolaknya. Entahlah itu terdengar kurang mengenakkan dan pasti akan ada skandal nanti

"A-aku. Aku tidak bermasud menolak. Hanya saja itu akan menimbulkan masalah jika ada yang tau" ucapku mencari alasan. Dia tidak lagi mempermasalahkan. Sekarang aku merasakan kehangatan dipipi kananku. Usapan ini... Terasa nyaman. Aku tersenyum padanya dan dia membalasnya

Sowon
Siapa yang sebenarnya aku sukai? Eunha? Atau sinb? Tapi kenapa perasaanku terasa lebih nyata saat bersama sinb. Aku merasakan semua bebanku hilang saat bersamanya. Sejujurnya aku masih binggung dengan perasaan ini. Aku tidak tega menyakiti mereka. Aku terus nenatap nata indahnya turun ke hidung mancungnya dan turun ke bibir merahnya. Aku merasakan ada yang mendorong kepalaku,  agar aku menciumnya. Dia tidak terlihat menolak dan aku terus mendekatkan wajahku dan sekarang bibir kami menyatu. Perlahan aku memejamkan mataku. Awalnya aku hanya berniat menciumnya tapi bibir ini menolak dan sekarang aku melumatnya lembut. aku tidak berani melihat ekspresi sinb sekarang. Sejak kapan aku selalu melakukan kontak fisik pada orang lain. Aku masih memainkan bibirnya. Dia tidak membalas ciumanku. Ada rasa sedikit kecewa dihatiku. Aku berharap dia akan membalasnya. Kurasa ini sudah cukup aku kembali membuka mataku. Tapi aku belum melepaskan bibir kami. Ternyata dia melihatku dengan jelas saat aku menciumnya. Apa dia tidak menikmati? Aku langsung saja menarik bibirku dan membalikkan badanku menghadap cahaya lampu.

"Mian" ucapku tanpa melihatnya. Tiba-tiba saja sinb mendekat kearahku dan memelukku dari samping. Pandanganku sedikit mengarah padanya.

"Selamat malam unnie" ucapnya sambil memejamkan matanya. Aku sedikit tersenyum dan membalas pelukanya

"Selamat malam hwang" lirihku

Mereka berdua tidur saling memeluk satu sama lain.

matahari sudah menampakan wujudnya tapi dia orang yang sedang saling memeluk itu tidak kunjung membuka matanya. Malah mereka terlihat nyenyak

Eunha.
Aku terus mengirimi pesan pada sajangnim tapi kenapa dia tidak membalas satupun pesanku. Apa dia belum bangun? yasudah lebih baik aku masuk saja sekarang. Siapa tau dia sudah ada diruang latihan.

"Eunha tunggu". Aku mendengar teriakan dari kejauhan. Apa itu sajangnim? Sambil tersenyum aku membalikkan badanku kesumber suara. Ah ternyata yerin unnie. Aku pikir sajangnim

"Kau pagi sekali. Kau tidak larikan darinrumahmu?" ucaonya yang terdengar seperti meledekku. Aku mengembungkan kedua pipiku

"Haha kau lucu sekali. Aku hanya bercanda" ucapnya yang sedikit terkekeh.

"unnie. Kenapa kantor terlihat sepi sekali. Hanya ada penjaga. apa ini hari libur?" ucapku

"Yaelah kau tidak punya jam tangan? Ini masih pagi." balas yerin unnie lalu aku melihat jam yang ada ditanganku. Agh ini memang masih sangat pagi.

"Kajja kita masuk saja. Aku ingin segera berlatih. Semangat" ucap yerin unnie yang terlihat sangat bersemangat. Kami berdua memasuki kantor dengan bernyanyi bersama. Mumpung kantor masih sepi jadi kami bebas melakukan apa saja.

"Unnie. Kenapa ruang latihan tersng sekali? Apa sudah Ada yang datang?" tayaku menatap yerin unnie.

"Entahlah mungkin saja yuju. Diakan selalu berangkat pagi"

Emm untuk apa yuju datang sepagi ini? Ah entahlah. aku menarik tangan yerin unnie untuk masuk keruang latihan. Tiba-tiba saja senyum diwajahku hilang seketika. Mataku berkaca-kaca saat melihat sinb dan sowon yang sedang tidur. aku bisa melihat posisi mereka dengan jelas. Jadi ini alasanya kenapa dia tidak membalas pesanku

"Eunha. Kau baik-baik sajakan?"







TBC
JANGAN LUPA KOMENTAR KALIAN GUYS
FOLLOW JUGA

My Boss Is My Idol  #END#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang