MBiMI-7

837 83 13
                                    

Teken bintang sebelum membaca guys



🤗

"Eunha. Kau baik-baik sajakan?" tanya yerin unnie padaku. Aku masih diam. Seketika itu yerin unnie melangkah kearah sinb dan sowon. Aku mengikuti langkah yerin unnie dengan pelan.

"Sajangnim. Sinb. Kenapa kalian tidur disini?" ucap yerin unnie sambil membangunkan mereka. Kulihat sinb maupun sajangnim masih terlelap. Apa yang mereka lakukan disini? Jadi mereka bermalam berdua disini? Akupun ikut membangunkan mereka

"Sajangnim. Bangunlah" aku menepuk pelan pipi sajangnim. Perlahan dia membuka matanya. Dia seperti terkejut saat ada kami.

Sowon
Mampus. Kenapa ada yerin dan eunha disini. Bukankah ini masih terlalu pagi? aku bangun dari tidurku dan Aku melihat sinb yang masih terlelap. Sebenarnya aku tidak tega  membangunkan sinb aku tau dia lelah karna sudah bekerja terlalu keras. Tapi aku memaksakan untuk membangunkanya

"Sinb. Bagunlah" ucapku menyentuh tangan sinb. Perlahan sinb membuka matanya. Reaksinya tidak jauh berbeda denganku. Ia segera bangun

"Sajangnim. Kenapa kalian berdua tidur disini" ucap eunha yang terlihat kecewa. Aku merasa  canggung dengan keadaan ini. Aku segera berdiri diikuti dengan mereka.

"Hari ini aku tidak akan masuk. Jadi kalian akan diarahkan oleh nyonya park" ucapku segera pergi dari ruang latihan saat aku melewati eunha. Aku melirik kearahnya. Dia terlihat sedang memikirkan sesuatu. Aku tau dia pasti sedih melihatku tidur bersama sinb. Tapi aku memilih pergi dari situ.

sinb
Bagaimana ini. Eunha unnie pasti salah paham dengan keadaan ini. aku gugup sekarang

"Yak sinb. Lebih baik kau segera mandi. Sebentar lagi nyonya park akan datang" ucap yerin unnie. Kurasa dia mengerti dia menyelamatkanku. Akupun keluar dari ruang latihan

Eunha berjalan peelan kesudut ruangan. Ia meletakkan tasnya dengan lemas. Wajah yang ceria tiba-tiba saja hilang.

Eunha
Aku kecewa dengan mereka. Bagaimana bisa sajangnim berbuat seperti itu padaku. Aku kira dia beneran menyukaiku jadi apa arti ciuman itu? Kenapa dia begitu perhatian padaku?

Sepertinya yerin unnie mengerti apa yang aku rasakan. Dia mencoba menenangkanku
"Mereka pasti punya alasan. Kau jangan berpikir aneh-aneh. Kau dan sinb juga sudah bertemankan dari kecil jadi tidak mungkin sinb merebut sajangnim darimu" seketika itu aku mencerna perkataan yerin unnie. Aku dan sinb memang dari kecil sudah berteman. Semua hal dari kita masing-masing sudah tau. Tapi kali ini aku ragu bercerita padanya kalau aku menyukai sajangnim. Apa ini firasat kalau dia juga menyukai sajangnim?


🌑 🌑 🌑
Hari sudah malam. Dan sekarang waktunya mereka berlima pulang kerumah masing-masing. Yuju umji dan yerin sengaja pulang tanpa berpamitan pada sinb dan eunha. Mereka sengaja melakunan ini. Mereka ingin eunbi line menyelesaikan masalah mereka agar tidak terjadi salah paham

Sinb
Mereka bertiga seperti tau masalah kami. mereka sengaja pulang cepat-cepat. Apa ini waktunya aku menjelaskan semuanya pada eunha unnie. Entahlah aku masih ragu. Aku sesekai melihat kearahnya. Dia masih sibuk memmasukkan barangnya kedalam tas. sepertinya dia hendak pulang.

"Sinb. Aku pulang dulu" ucapnya melihat kearahku. Saat dia hendak membuka pintu aku langsung menahanya.

"Unnie. Apa kau ada waktu? Aku ingin bicara sebentar" ucapku. Dia membalikkan badan agar menghadap tubuhku. Dia tersenyum kearahku. Senyuman itu masih sama seperti dulu saat aku menyatakan perasaanku padanya.

"Aku dan sowon unnie. Kami sebenarnya tidak mempunyai hubungan" ucapku to the point. Aku harap dia tidak akan marah padaku kali ini.

"Aku tau. Dan kuharap kau tau kalau aku menyukainya" balasnya. Dia masih tersenyum kearahku. Kenapa aku teringat saat dia bilang dia juga menyukaiku tapi disisi lain dia memilih orang yang tidak lain temanku sendiri

"Kenapa unnie tidak bilang padaku? Selama ini unnie selalu bicara padaku tentang apapun" ucapku dengan tatapan serius.

"Mian. Aku terlalu menyukainya jadi aku lupa. Sudahlah yang terpenting kau sudah taukan" ucapnya.

"Apa waktu itu kau hanya menghiburku?" ucapku dengan mata yang berkaca-kaca. Dia menghembuskan nafasnya

"Maafkan aku. Hanya saja aku ingin kau segera sembuh waktu itu karna aku tidak mau melihatmu kesakitan. Dengan aku bilang juga suka padamu itu akan membuatmu semangat dalam menjalani operasi. Mianhae sinb" balasnya yang terlihat menyesal. Seketika aku langsung memeluknya

"Aku ingin melihatmu bahagia unnie" ucapku yang sudah meneteskan air mata. Eunha membalas pelukanku.

"Mian sudah membohongimu". Aku melepaskan pelukan kami. Tanganya mengusap sisa air mataku. Dia mendekat kearahku dan wajah kami begitu dekat. Apa dia ingin menciumku? Aku mohon jangan. Aku tidak mau rasa sakit ini kembali hadir. Saat dia ingin menciumku tanganku reflek mendorongnya hingga tubuhnya tersentuh pintu

"A-aku minta maaf unnie. aku tidak bermaksud mendorongmu" ucapku sedikit cemas.

"Aku tidak apa-apa. Sebaiknya kita pulang. Dan kau jangan menginap disini lagi. Kau bisa sakit nanti" ucapnya lalu pergi dari hadapanku.





Diluar gedung sowon ternyata sedang menunggu seseorang. Sinbkah? Atau eunha?

Sowon
Diam-diam aku mengamati mereka dari luar kantor. Yuju yerin dan umji. Mereka sudah pulang. Tinggal eunha dan sinb. Kenapa mereka belum juga menampakkan dirinya. Apa mereka ada masalah? Ingin sekali aku masuk kedalam dan memastikan apa mereka baik-baik saja. Baiklah kurasa aku harus masuk. Saat aku membuka pintu mobil aku melihat eunha yang keluar dari kantor sendiri

"Lalu sinb dimana?" ucapku. aku menarik kembali pintu mobilku. Menunggu eunha pergi dari situ. Kurasa dia sudah pergi. akupun segera berlari kedalam. Beberapa lampu sudah mati karna ini memang waktunya semua karyawan pulang. Terlihat satu yang menyala yaitu ruang latihan tempat dimana kami melakukan semuanya disana.

"Apa sinb masih ada didalam?" lirihku. Kurasa dia memang Didalam. aku membuka pintu secara perlahan. Betapa terkejutnya saat aku melihat sinb yang sedang berdiri dengan berlinang air mata. aku mendekat kearahnya dan meraih tanganya

"Sinb. Kau kenapa?" ucapku pelan. Dia hanya melihatku sambil menangis tanpa mengeluarkan suara. aku segera menariknya dalam pelukanku

"Jangan menangis" ucapku sambil mengelus pundaknya.

"Unnie" balasnya lemas. Aku melepaskan pelukanku dan menatap matanya.

"Sebaiknya unnie jangan mendekatiku lagi. Tidak seharusnya kita sedekat ini" ucapnya yang membiatku terkejut

"Apa maksudmu" ucapku yang sedikit emosi.

"Sebaiknya kita jaga jarak unnie"

"Katakan. Apa yang membuatmu seperti ini?" aku menatap matanya tajam. aku melihat ada keraguan dimata sinb saat sinb menatap mataku. Dia tidak menajwabku dan masih menangis.

"Unnie menjauhlah dariku. Aku tidak menyukaimu" ucapnya yang membuatku terkejut.








TBC
JANGAN LUPA KOMENTAR KALIAN GUYS
FOLLOW JUGA

My Boss Is My Idol  #END#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang