MBiMI-29

631 57 5
                                    

Teken bintang sebelum membaca guys

🤗

"Awww. Kenapa kepalaku masih terasa pusing" ucapku yang berakting sakit. Akupun berjalan dengan sempoyongan keluar dari kamar mandi. Tiba-tiba ada tangan yang memapahku. Siapa lagi kalau bukan sinb. Mata kami sempat bertemu tapi dia segera mengarahkan pandanganya kearah lain. sinb membantuku berbaring dikasur. Dengan hati-hati dia menidurkanku. Saat dia ingin menyingkir aku segera menarik tibuhnya hingga terjatuh dipelukanku. Aku sangat merindukanya.

"Unnie apa yang kau lakukan" ucapnya. Aku tidak berbiat membalasnya. Kueratkan pelukanku. Kurasakan dia mencoba melepaskan palukanku

"Apa kau tidak merindukan unniemu ini?"lirihku.

"Unnie. Lepaskan" ucapnya yang terdengar ketus. Akupun melepaskan pelukanku.

"Unnie. Aku sedang ada urusan sekarang. Aku harus pergi" ucapnya.

"Kemana?apa kau ingin pergi dengan eunseo" ucapku. Dia menundukan kepalanya dan mengegakkan lagi

"Itu benar. Aku mengajaknya kesini karna aku ingin mengatakan perasaanku padanya. Karna unnie aku jadi kehilangan kesempatan."balasnya. Wuah aku benar-benar tidka menyangka dia akan mengatakan hal itu didepanku

"Pergilah. Kejar dia" ucapku ketus

Sinb
Wuah aku benar-benar tidak menyangka sowon unnie mengatakan hal itu. Kupikir dia akan menahanku bagaimanapun caranya. Kupikir dia memang benar-benar melupakanku.
"Baiklah. Aku pergi unnie." dengan langkah yang berat aku pergi dari kamarnya

"Tunggu" tiba-tiba saja sowon unnie kembali memanggilku. aku menghentikan langkahku dan berbalik menghadapnya.

"Kau harus bahagia bersamanya". Jleb. Entah kenapa ucapanya yang satu ini membuat hatiku sakit. Dia benar-benar merelakanku dengan eunseo.?  aku hanya tersenyum kaku dan keluar dari kamarnya. Dibalik pintu ternyata ada eunha unnie. Sejak kapan dia disitu. Diapun menarik tanganku menjauh dari kamar sowon unnie

"Bagaimana. Apa kalian sudah baikan" ucapnya pelan. Seketika aku mulai berpikir. Kirasa Memang sowon unnie dan yang lainya sudah merencanakan semua ini. Tapi untuk apa? Dia juga sudah melupakanku bahkan memilih nayeon unnie

"Unnie. Jangan bilang ini semua rencana kalian untuk mengagalkan niatku" ucapku dengan wajah kekecewaan. Kukihat wajah eunha unnie yang gugup.

"Mianhae sinb. Kami hanya tidak mau kau dan sowon unnie bertengkar"balasnya

"Dengar ya unnie. Dia sudah memilih wanita lain dan dia sudah mengatakan kalau dia sudah melupakanku. Jadi apa salahnya kalau aku mencoba untuk melupakanya juga. Kenapa hanya aku yang tidak boleh melupakanya. Kalian egois. Kalian tidak memikirkan perasaanku" ucapku yang sudah tidak bisa menahan air matakau. Eunha unnie meraih tanganku dan menatapku

"Ani. Bukan seperti itu. Hanya saja sowon unnie it---"

"Cukup unnie. aku tidak ingin mendengar penjelasanmu. Dimana eunseo. Apa kalian menyuruhnya pulang?" ucapku. Eunha unnie hanya menundukan kepalanya. Wuah aku benar-benar tidak menyangka mereka setega itu melakukan hal kejam. Tanpa berucap aku langsung keluar dari kantor dan mencari eunseo. Kuharap dia masih ada disekitar sini. Sambil mencari aku juga menghubunginya tapi tidak mendapatkan jawaban darinya.

"apa dia dihalte bus. Lebih baik aku kesana" ucapku lalu berlari menuju halte bus. aku menghentikan langkahku dan mengambil nafas dalam-dalam. Syukurlah dia masih ada disitu. Dia nekat sekali pulang malam-malam seperti ini. Bagaimana kalau terjadi sesuatu denganya. Akupun berjalan pelan kearahnya dan berdiri menghadpanya yang masih tertunduk.

"Eunseo "panggilku. Dia mendongakkan kepalanya kearahku. Betapa mirisnya saat melihat matanya yang sembab karna menagis. akupun duduk disampingnya dan menarik tubuhnya agar bersndar padaku. Dia masih menangis dipelukanku
"Mianhae" lirihku.

"Apa aku menganggu kalian?" ucapnya dengan suara yang gemetar. Akupun makin nerasa bersalah padanya

"Aku minta maaf. Aku benar-benar tidak tau mereka merencanakan itu semua" balasku. Diapun menarik tubuhnya dan menepis air matanya.

"Hmm sinb ini sudah malam. Sebaiknya kau pulang saja. Mereka pasti mencemaskanmu" ucapnya. Tiba-tiba saja sebuah bus datang dan eunseo langsung masuk kesana. Tanpa berpikir Akupun mengikuti eunseo. Dia memilih kursi paling belakang. Padahal didalam tidak ada penumpang. Dia terkejut saat melihatku duduk disebelahnya.

"Sinb. Apa yang kau lakukan" ucapnya. Akupun tidak menjawabnya kutarik tengkuknya dan kucium bibirnya. Dia terlihat terkejut sekarang. akupun mulai memejamkan mataku dan mulai melumat bibirnya lembut. Kurasa dia tidak berniat membalas ciumanku. aku mengerti karna dia sudah kecewa padaku. Akupun tidak kehilangan akal. Kugigit kecil bibir bawahnya sehingga mulutnya terbuka dan akupun langsung memasukkan lidahku kemulutnya. Aku merasakan ada pergerakan darinya. Lidahnya mengajak lidahku bergoyang. Syukurlah dia terbawa dengan permainanku. Sudah 15 menit kami bermain dan semakin panas. Oksigen Kamipun menipis. Kulepaskan secara perlahan bibirku. Kutatap matanya dari jarak dekat

"aku mencintaimu" lirihku. Entah apa yang kulikirkan sekarang. Kalimat itu tiba-tiba keluar dari mulutku. Aku tidak lagi memikirkan sowon unnie sekarang. Dengan seperti ini aku harap aku bisa melupakanmu unnie. Aku akan belajar mencintai eunseo.

"A-apa kau sungguh-sunguh dengan ucapanmu?" balasnya yang terlihat ragu. Akupun langsung memeluknya.

"Aku bersungguh-sugguh dengan perasaan ini. Eunseo sudah lama kita berteman dan kau juga pernah bilang kau menyukaiku. Apa sekarang kau masih menyukaiku seperti dulu?" ucapku tepat ditelinganya. Diapun melepaskan pelukanya dan menatapku.

"Dari dulu sampai sekarang aku masih menyukaimu hwang" balasnya sambil tersenyum. Aku lega mendengar jawabanya

"Apa kau mau jadi kekasihku?" ucapku pasti.

"Aku mau" balasnya yang membuatku tersenyum. Aku mengecup singkat biburnya.

"Gomawo eunseo" ucapku lalu kembali memeluknya










TBC
JANGAN LUPA KOMENTAR KALIAN GUYS
FOLLOW JUGA

My Boss Is My Idol  #END#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang