MBiMI-18

665 61 11
                                    

Teken bintang sebelum membaca guys




🤗

"besok ada jadwal kenapa kau belum tidur"

Suara itu... Seperti suara sowon unnie. saat aku mengarahkan pandanganku aku melihat dia sedang berjalan kearahku. Dia duduk disampingku. Kenapa dia ada disini? Bukankah dia tidak pulang keasrama malam ini. Kulihat dia melepaskan jaket yang ia kenakan. Kurasa dia tau kalau aku sedang kedinginan. Diapun memakaikan jaketnya ditubuhku

"Unnie. Kau akan kedinginan nanti". Ucapku. Saat aku ingin melepaskan jaket yang sudah melekat ditubuhku tiba-tiba saja dia memelukku dari samping

"Yang penting kau hangat" lirihnya. Saat dia memelukku hatiku merasa sakit. Tapi disisi lain aku merindukanya. Aku hanya diam sekarang. Aku tidak tau harus membalasnya dengan cara apa mengingat dia sudah dimiliki orang lain.

"aku sangat merindukanmu" lirihnya tepat ditelingaku.

"Unnie. Aku harus masuk. Bagaimana jika ada yang melihat" balasku. Sowon unnie hanya diam saja. Sepertinya ia tidak berniat melepaskan pelukanya.

Sowon
Dia sangat berbeda. Tidak seperti dulu. Apa dia sudah tidak mencintaiku lagi? Aku melepaskan pelukanku dan berdiri didepanya. Saat aku mengulurkan tangaku dia hanya melihatnya saja. Kenapa aku melihat ada keraguan saat dia menatapku

"Kajja kita masuk. Tidak bagus terlalu lama disini. Kau bisa sakit" ucapku yang masih mengulurkan tanganku padanya. Dengan ragu dia memberikan tanganya dan berdiri. Aku tersenyum kearahnya tapi dia tidak membalasku.

saat sinb ingin masuk kedalam kamarnya tiba-tiba tanganku tergerak untuk menariknya masuk kekamarnku. aku sengaja mengunci pintu kamar

"Unnie. Apa yang kau lakukan" ucapnya yang terlihat panik. Dia mencoba menerobos keluar tapi aku masih menghalanginya

"aku sudah bilang aku merindukanmu" ucapku yang menghentikan aktivitasnya. Aku langsung saja memeluk tubuhnya dan menyembunyikan wajahku dilehernya tidak terasa air mataku tiba-tiba mengalir

"Unnie menangis?" ucapnya pelan.

"Unnie" tambahnya. Sekarang dia melepaskan pelukanku. Bibirku membentuk sebuah senyuman saat dia mengusap lembut pipiku

"aku tidak mau melihat unnie menangis" ucapya yang terlihat tulus. Aku merindukan pandangan ini hwang. Sudah lama kau tidak menatapku sedekat ini. Aku mulai mendekatkan wajahku kewajahnya. Sepertinya dia tidak akan menolak. Dan benar saja dia juga mendekatkan wajahnya kewajahku sampai bibir kami bertemu. Mata kami masih terbuka tapi perlahan aku mulai menutup mataku dan menikmati bibirnya yang sudah lama tidak kusentuh. tubuhku menggiring tubuh sinb keranjang. Sekarang aku menidurkanya dan menindih setengah tubuh kecil yang selalu kurindukan itu. Aku melepaskan sejenak ciumanku dan menatapnya

"Kau ingat. Sampai kapanpun kau milikku" lirihku tepat diwajahnya. Tanpa menunggu jawaban aku langsung saja kembali menghajar bibirnya. Dia terlihat menikmati tapi tidak membalas ciumanku. Aku tidak akan menyerah. Kugigit bibir bawahnya sehingga mulutnya sedikit terbuka. Aku langsung saja memasukkan lidahku disana. Aku sedikit tersenyum saat lidahnya mulai bermain dengan lidahku. Ciumanku semakin turun kedagu dan semakim turun keleher. Disana aku menciumi seluruh area lehernya.  tidak lupa aku juga menghisapnya dengan kuat

"Unnie" desahnya. Aku tidak menanggapinya dan tetap melanjutkan aksiku. Aku sedikit membuka mataku betapa terkejutnya saat aku melihat banyak tanda merah dileher sinb. Aku kembali menatapnya

"Mian. Karnaku lehermu banyak tanda merah"

"Jangan melakukanya disitu" ucapnya. aku mengerutkan keningku dan berpikir. Apa maksudnya? Tiba-tiba saja dia membuka 2 kancing bajunya. Apa dia sedang menyuruhku sekarang? Aku masih memandanginya dengan ekspresi datar. Kulihat wajahnya yang sudah memerah. Kurasa dia menahan malu. Akupun langsung mencium dada sinb. Kurasa menghisap dibagian dada lebih enak dari pada dileher. Tidak tanggung-tanggung aku meninggalkan banyak bekas disana. Kurasa itu sudah cukup. Lalu aku melepaskan ciumanku dan mengancingkan baju sinb. Tiba-tiba tanganku ditahan olehnya

"Unnie. Aku merindukanmu" lirihnya sambil meneteskan air mata. Akupun menyeka air mata itu dan berbaring disampingnya untuk memeluknya.

"Jangan mengabaikanku lagi. Jangan bersikap dingin lagi padaku. Kau tau. hatiku sakit saat kau bersikap dingin padaku." ucapku lalu mencium keningnya.

"Tapi kau sudah milik orang lain unnie" lirihnya. Aku mendongakkan kepalanya agar dia menatapku

"Dengar hwang. Sampai kapanpun aku milikmu dan kau milikku. jangan berbicara Seperti itu lagi karna aku tidak suka" jawabku tegas. Lalu aku kembali memeluknya.

"Sekarang tidurlah. Besok kita harus bangun pagi" ucapku. Dia membalas pelukanku dan menenggelamkan wajahnya didadaku

"Selamat tidur unnieku" ucapnya

"Selamat tidur sinbku. Saranghae"





Dimalam yang indah ini mereka berdua tidur saling berpelukan setelah sekian lama bersikap saling acuh satu sama lain.


Cahaya matahari sudah menerobos masuk melaluo celah-celah kamar. Tapi kedua manusia yang sedang saling mengulurkan rindu itu tidak kunjung membuka matanya

"Unnie. yerin unnie. aku in--"

Eunha
Wahhh mataku langsung terbelalak saat melihat sinb dan sowon unnie sedang tidur berdua dikamar. Terlebih lagi mereka saling memeluk. Pemandangan yang cukup mengejutkan. Ada rasa sedikit kecewa saat melihat mereka berdua seperti itu. Tapi... aku harus mulai terbiasa dengan ini

"Syukurlah. Kurasa mereka sudah baikan" ucapku lalu kembali menutup pintu kamar dengan perlahan.

akupun kembali mencari yerin unnie. Kemana dia kenapa tidak ada dikamarnya.
"Unnie. Yerin unnie kau dimana" teriakku. Beberapa saat dia keluar dari kamar umji

"Loh unnie. Kenapa kau tidur dikamar umji? Ahhh apa kau diusir sowon unnie? " ucapku sambil melihat yerin unnie yang terus menguap

"Enak saja. kau lupa sowon unniekan tidak pulang malam ini jadi aku tidur bersama sinb dan umji tapi aku tidak melihat sinb. Kemana dia? Sudah bangun? " ucapnya. Kurasa yerin unnie tidak tau kalau dikamarnya ada sowon unnie dan sinb.

"Mereka--"

"Aghh aku masih mengantuk. Aku ingin tidur lagi" balasnya. Ia melewatiku begitu saja dan berpindah kekamarnya. Saat aku ingin menahannya aku kalah cepat olehnya.

Aku lihat reaksinya tidak jauh berbeda denganku.
"Sowon unnie" teriaknya. Wuah aku tidak menyangka yerin unnie sangat berani membangunkan sowon unnie dan sinb yang masih terlelap

Sowon
Aish siapasih berteriak seperti itu. Itu sangat brisik. Baru beberapa jam memejamkan mata sudah diganggu. Itu pasti suara anak-anak. Aish

"Sowon unnie. Kenapa kau sudah pulang. Kau jahat sekali membiarkanku tidur dikamar umji dan sinb" teriaknya yang membangunkanku. Seketika aku baru sadar kalau aku tidur dengan sinb. Akupun melepaskan pelukanku dan mata sinb ikut terbuka.

"Yak kalian brisik sekali sih" ucapku yang sudah kesal






TBC
JANGAN LUPA KOMENTAR KALIAN GUYS
FOLLOW JUGA

My Boss Is My Idol  #END#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang