Fake Nerd Girl (Sudah Terbit, Ayo Order!)

00.32

Selamat membaca
-

Sudah di Revisi")

Author Pov'

Siang ini, Keyra akan pergi ke kantor nya untuk menghadiri rapat dengan beberapa client.

Ia berangkat lebih awal karna perjalanan yang lumayan jauh dan juga ia ingin memeriksa beberapa berkas pentingnya.

Sampai disana, beberapa pegawainya dengan ramah menyapanya yang dibalas senyuman tipis oleh Keyra.

Rifly datang dengan tablet di tangannya, menatap Keyra dengan senyum ramah seperti biasanya.

"Selamat siang, mrs." Sapa Rifly profesional.

"Siang, semua sudah di siapkan?" Tanya Keyra sambil berjalan masuk kedalam ruangan nya di ikuti Rifly yang mengekor dibelakangnya.

Rifly melihat tabletnya yang sudah menampilkan jadwal Keyra hari ini yang lumayan padat.

"Anda harus menghadiri rapat dua kali di tempat yang berbeda dan ada beberapa berkas penting seperti permintaan kerja sama dari beberapa perusahaan." Terang Rifly menunduk sopan.

"Rapat yang kedua dimana dan jam berapa?" Keyra duduk di kursi kebesarannya.

"Sekitar jam 16.00 dan soal tempatnya Client kita akan mengabari kembali" jawab Rifly.

"Kenapa sore sekali?"

"Saya juga tidak tau, mrs."

Keyra menghembuskan nafasnya panjang, "yaudah, kamu bisa kembali kemeja mu." Kata Keyra.

"Baik mrs. Kalau begitu saja pamit undur diri." Ucap Rifly yang di angguki oleh Keyra.

Keyra mengambil berkas-berkas penting yang tertumpuk di meja kerjanya, ia membaca satu persatu berkas-berkas itu dengan teliti.

Bahkan bila sedikit saja tidak teliti maka perusahaannya lha taruhannya.

Keyra beranjak dari kursinya, berjalan menuju sudut ruangannya yang terdapat kulkas mini miliknya untuk menaruh minuman dingin.

Ia meneguk minumannya hingga setengah, sepertinya dia haus.

"Ah, lega sekali." Gumam Keyra.

Baru saja ia menutup kembali kulkasnya, ponselnya berdering membuatnya langsung menoleh dan segera melihat siapa kah gerangan yang menelpon nya siang-siang ini.

Rayyen, dia lha yang menelponnya.

"Halo!"

"Babe, kamu ada dimana?"

"Kenapa?"

"Aku ingin mengajak mu ke suatu tempat."

"Tidak bisa, aku ada urusan."

"Urusan apa? Bersama siapa? Dan dimana?"

"Kenapa kamu banyak tanya?"

"Oh ayo lha babe, aku kan calon suami kamu!"