00.05

33.2K 1.3K 5
                                    

Selamat membaca
-

Sudah di Revisi")

Keyra Pov'

Brak!

Tiba-tiba ada yang menggebrak meja kami membuat ku dan yang lainnya melihat kearah si pelaku penggebrak meja.

Lagi, aku harus dipertemukan dengan perempuan macam dia kalian tau siapa perempuan itu? Dia Caroline. Yah Caroline yang tadi pagi tak sengaja ku tabrak setelah keluar dari ruang kepala sekolah.

"Woi cabe! Bisa santuy gak sih lo, kerjaan lo nyari masalah mulu!" Kata Tasya dengan wajah memerah menahan amarah.

Entahlah, aku tak tau kemana sifat lebaynya.

"Heh! Berani nya lo ngatain gue cabe, gak mirror dasar cewek alay!" Balas Caroline tak mau kalah membuat suasana kantin semakin gaduh.

"Apa?! Lo sama antek-antek lo tuh yang alay, dandan-an norak! Baju sok dikecilin, biar apa? Biar cowok-cowok pada kepincut lo gitu? Cih. Murahan." Ujar Tasya meremehkan dengan memandang Caroline penuh benci.

"Sialan! Maksud lo apa ngomongin gue murahan? Gak mirror banget lo," Ucap Caroline menatap sinis Tasya.

"Halah bacot!"

"Gue gak ada urusan sama lo ya! Gue mau nih Nerd sok kecakepan pergi jauh-jauh dari para most wanted BHS!"  Caroline menunjuk ku dengan tatapan marah.

Aku mengangkat sebelah alis ku, "terus? Gue harus bilang wow gitu?" Kata ku menghiraukan perkataannya.

"WHAT?! LO BERANI SAMA GUE? LO GAK TAU APA GUE INI SIAPA HAH?!" teriak Caroline begitu nyaring.

Semua penghuni kantin langsung menutupi telinga mereka masing-masing, termasuk kami.

"Gue gak peduli lo siapa, yang gue tau lo itu gak lebih dari cewek murahan," Ucapku penuh berani membuatnya semakin murka.

"GUYS! TARIK DIA, GUE MAU NGASIH DIA PELAJARAN! MULUTNYA BUTUH GUE KASIH HUKUMAN!" perintah Caroline pada antek-anteknya yang dengan setia berada di belakang Caroline.

Sebelum antek-antek Caroline menyentuh tubuh ku, suara dingin bang Keano terdengar.

Terdengar menyeramkan di pendengaran ku! Mungkin yang lain juga.

"Gue gak akan segan-segan bunuh lo pada kalau sampai berani nyentuh Keyra walau seujung kuku pun!" Ucap bang Keano dengan dinginnya menatap tajam kelima gadis tukang Bully itu.

Dalam hati aku bersyukur memiliki abang seperti bang Keano, walau dia sedikit menyebalkan bila sudah berada di rumah.

"Sayang, kamu kok ngebela-in dia sih? Kenapa gak biarin aku jambak rambutnya sih?" Rengek Nesya, salah satu antek-antek Caroline.

Neysa memeluk lengan bang Keano manja, wajahnya dibuat semanis mungkin tapi kesannya malah terlihat menjijikan.

"Lepas!" Kata bang Keano penuh penekanan, dengan rahang mengeras.

"Gak mau." Neysa menggelengkan kepalanya membuat bang Keano menggeram.

"Lepas gue bilang!" Bentak bang Keano membuat kami terkejut terutama aku yang sama sekali tak pernah melihat bang Keano membentak seorang perempuan.

Fake Nerd Girl (Sudah Terbit, Ayo Order!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang