Chapter LII [Last]

3K 397 347
                                    

Happy Reading!

.

.

BTS

.

Fantasy

.

.

.

Ketika terbangun kala itu, Gabriel mengatakan padanya bahwa dirinya telah tidak sadarkan diri selama kurang lebih sepuluh hari.

"Kau sekarat, bahkan sampai sekarang." Ucap malaikat itu membuat Jimin terdiam membisu. Dalam beberapa waktu, dia hanya bisa berbaring dan memandang langit-langit kosong tempatnya berada, di salah satu bagian tersembunyi dari Eden.

"Aku merindukanmu Yoongi,"

"Kau tidak bisa lagi menemuinya,"

"Kenapa?" Susah payah, Jimin mengubah posisinya menjadi duduk dan memandang Gabriel dengan pandangan meminta penjelasan.

"Kau kehilangan darah Werewolf-mu Jimin, dengan kata lain, hubunganmu dengan Yoongi juga terputus karena kalian bukan mate lagi."

Jimin tercenung dan benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa.

Benar, ketika membiarkan energi Kehidupannya diserap, darah Werewolf-nyalah yang menjadi korban sebab darah malaikatnya tidak mungkin bisa diambil oleh siapa pun selain oleh Sang Pencipta.

"Tapi, kau masih punya sedikit, seperti sebuah titik di antara hamparan kertas putih," ucap Gabriel memberikannya setitik harapan.

"Namun kau butuh waktu, lama. Dan kau tidak bisa keluar dari Eden karena jika kau memilih untuk mempertahankan darah Werewolf-mu, kau tidak akan mendapatkan sayap."

Karena tanpa sayap, Jimin tak ubahnya seperti tahanan di Surga. Juga, Gabriel jelas tidak akan membantunya untuk kembali ke Rouxe World karena saat itu, bisa saja Jimin malah mati.

"Tahan dirimu, hanya itu yang bisa kau lakukan." Kemudian Sang Malaikat Tertinggi pun terbang menjauh meninggalkan Jimin yang hanya termenung sendirian.

Kenapa takdirnya sesulit ini?

Lalu, ketika Jimin melihat bayangannya sendiri di atas air sebuah kolam.

Ia menyadari dan seolah tidak mengenali dirinya sendiri.

Surainya hitam dan begitu juga iris matanya.

Meneriakkan kenyataan bahwa benar, dia nyaris menjadi malaikat jika saja Jimin tak menyadari setengah dari mata kirinya berwarna abu-abu.

"Jimin!" Jimin tersentak mendengar namanya dipanggil, ia menoleh dan menemukan sosok malaikat bertubuh kecil yang tersenyum ceria padanya.

"Kau sudah sadar rupanya," kata malaikat itu dan Jimin pun dengan heran bertanya kenapa malaikat itu tahu ia berada di sini sedangkan dirinya ada di tempat tersembunyi di Eden.

"Menurutmu apalagi? Gabriel tidak mungkin bisa menyembunyikan apa pun dariku," ujar sang malaikat, Michael dengan gaya angkuh yang dibuat-buat. Sosok itu adalah Angel yang berkedudukan tinggi setelah Gabriel, dia dan Gabriel seperti pinang di belah dua, yang membedakan adalah warna rambut Michael yang hitam dan bukan pirang seperti Gabriel meskipun mata mereka sama-sama biru.

"Lagi pula memangnya siapa yang membawamu ke sini, bocah," dengus Michael dan Jimin pun tambah terkejut karena ternyata Michael yang membawanya ke Eden.

Tale Of The Wonder [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang