Chapter XXXIX

1.8K 383 160
                                    

Happy Reading!

.

.

BTS

.

Fantasy

.

.

Malam itu, tanpa siapa pun ketahui, Jimin menghilang seperti hembusan angin. Dia berlari begitu cepat dalam wujud serigalanya mencapai suatu tempat yang kerap kali ia kunjungi dahulu, lembah kematian.

Dia berdiri lama di sana, memandang ke bawah, di mana lembah itu begitu gelap tanpa dasar.

Saat itu, Jimin merasa nyawanya akan berakhir di sana. Dia sudah merelakan diri untuk mati dan ingin. Merasa lebih baik seperti itu ketika bayangan senyuman adiknya hanya bisa ia lihat dalam mimpi.

Tapi takdir, tidak pernah mengizinkan semuanya berakhir semudah itu.

"Jimin,"

"Gabriel," Jimin membalikkan tubuhnya dan menghadap sang malaikat. Sebelum Jimin membuka suaranya, Gabriel sudah mengangkat satu tangannya dan berucap.

"Aku tahu apa yang ingin kau tanyakan," tentu saja, Gabriel selalu tahu.

"Aku tahu dalam hatimu, kau sudah bisa menerka,"

"Tetapi untuk yang satu ini, kau tidak bisa menerimanya begitu saja, bukan?"

"Kau selalu tahu Gabriel, tapi kau selalu tidak mau memberitahu," ujar Jimin kemudian mendengus. Ucapannya mengundang tawa dari sang malaikat tertinggi.

"Itu bukan hakku," Jimin pun tahu jelas tentang itu.

"Tapi mungkin, aku bisa memberikanmu sedikit petunjuk."

Mata abu Jimin berkilau terang untuk sesaat.

.

.

.

Apa yang Hoseok dapatkan adalah kesia-siaan, Wizd Land mendadak terasa asing baginya karena terkadang, ada Dark Wizard di sana dan melenggang begitu santai seolah keberadaan mereka adalah kewajaran.

Pagi itu, dia memutuskan untuk menemui salah satu dari lima penyihir tertinggi, satu-satunya penyihir wanita di antara empat petinggi lainnya yang pria.

"Nyonya BoA, Saya Jung Hoseok ingin menghadap,"

Ketika sudah berhadapan dengan salah satu penyihir petinggi itu, Hoseok disambut dengan senyum ramah dan pelukan hangat.

"Lama tidak bertemu, ayahmu sudah mengatakan apa yang kau lakukan, Hoseok,"

Hoseok meringis dan bergumam permintaan maaf, namun tidak ada sesal di sana sehingga BoA tersenyum maklum. Wanita itu mempersilakan putra dari sang perdana menteri untuk duduk di sofa kelam di ruangannya.

"Apakah masih belum ada titik terang untung pembatalan pemburuan Yoongi?" Tanya Hoseok. BoA menggeleng dengan senyum prihatin, dia adalah satu-satunya yang tidak menyetujui perburuan Yoongi, sejak awal di mana gadis kecil itu dicap sebagai kutukan yang membawa petaka pada tanah mereka.

Rasanya, itu terlalu kejam untuk sosok anak yang tidak mengetahui apa pun, yang tidak menginginkan dirinya yang seperti itu.

"Bahkan sampai saat ini, Heechul masih belum bisa mengetahui bagaimana Wizd Land bisa kembali seperti sedia kala," BoA berucap dengan kenangan di kepalanya tentang peramal hebat yang bahkan tak bisa menemukan apa pun baik dalam tumpukan buku tua, perkamen atau bayangan masa depan.

Tale Of The Wonder [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang