"Oke adek-adek...bagi yang sudah mendaftar, mulai extrakulikulernya besok Senin yaa!" Perintah dan informasi kepada junior PMR. Dan setelah itu si senior itu pergi meninggalkan kelas X mipa 2
"Aduh! Mati gue!" Cetus si Intan sambil menepuk jidatnya sendiri.
"Kenapa tan?" Tanya Vira kepada Intan.
"Lo ga mikir apah? Hari Senin itu kan upacara, abis itu pulangnya extra? Cape banget dong Virrrrr!"
"Pasti lama-lama bakal biasa ko tan, enjoy aja kaliii!" Jawab Vira membujuk Intan agar tetap mengikuti extra tersebut.
"Amin sih."
Intan memang belum terbiasa mengikuti kegiatan semacam itu, karena dulu dia hanya ikut lomba macapat ,melukis, LCC dan mengggambar batik (SD).
Jam istirahat berbunyi...Kring...Kring...Kring.
Intan dan ketiga temannya yaitu Mila,Vira,dan Devi selalu bersama saat istirahat maupun saat didalam kelas, mereka selalu duduk depan belakang. Mila dengan Intan duduk dibelakang Vira dan Devi.
"Kalian bertiga mau beli apa?" Tanya Intan kepada temannya.
"Gua baso aja deh!" jawab Devi kepada Intan.
"Gue juga!" Vira dan Mila bersamaan.
"Oke! Tunggu yah!"
"Makasih ya sayang! hahaha!" Ledek Mila kepada Intan.
Mila dan Intan adalah alumni dari sekolah yang sama, dari TK sampai SMP, dan sekarang pun juga mereka bersama lagi. Maklum aja kalau Mila udah dekat banget sama Intan.
"Iya iya Mil! hahaha!" Jawab Intan kepada Mila sambil tertawa.
Saat itu keadaan di kantin memang sangat ramai, sehingga Mila,Devi,dan Vira harus menempati kursi agar mereka kebagian tempat duduk.
Intan memang anak yang paling perhatian diantara mereka berempat. Dia selalu mau menemani jika ada yang membutuhkan. Dia juga selalu mendengarkan curhatan dari berbagai manusia seperti Mila,Devi,dan Vira. Ada juga teman dikelas lain, mereka berempat memang dikenal banyak orang, tetapi hanya Intan dan Devi saja yang sering mampir ke tetangga kelas, sedangkan Vira dan Mila sangat jarang.
"Eh eh, maaf ka!" Intan menabrak seseorang.
"Ohhiya dek gapapa...aku juga minta maaf ya, tadi ga liat kamu.." jawab orang itu.
Memang tidak salah orang itu tidak melihat Intan, karena dia itu cowok yang tinggi, putih, cool, dan bisa dibilang ganteng. Sedangkan Intan itu lebih pendek dari pria itu. Para kaum hawa pasti akan menyukai sosok pria itu pada pandangan pertama. Tetapi tidak untuk Intan, dia sama sekali tidak tertarik ataupun menyukai pria itu.
Orang itu mengulurkan tangannya kepada Intan.
"Sini aku bantu!" Ucap orang tersebut. Lalu Intan menerima uluran tangan pria itu."Makasih ya kak, maaf banget tadi sampe nabrak."
Saat Intan sudah berdiri dihadapan orang itu, dia melihat atribut PMR di lengan kanan orang itu.
"Kamu gapapa kan?" Tanya cowok itu
"Gakpapa ko kak,"
"Eh aku mau beli baso dulu ya,takut lama ditunggu sama temen" lanjut Intan"Owhh, iyaudah kalau gitu aku juga mau ke perpus, sekali lagi aku minta maaf ya dek, ga sengaja tadi!" Orang itu meminta maaf lagi kepada Intan
"Iya kak gapapa."
Lalu cowok itu pergi ke perpus, dan Intan juga pergi membeli baso untuk temannya. Cowok itu lupa ingin menanyakan nama Intan, karena belum ada atribut nama yang ada di seragam Intan.
Setelah memesan, Intan membawa 2 mangkuk bakso untuk temannya.
"Tan,ko lama banget?" Tanya Vira kepada Intan.
"Iya tadi gak sengaja ketabrak." Jawabnya Intan
"Ketabrak motor tan?" Cetus Mila membuat Devi ingin menyubit pipinya yang empuk.
"Ya kali disekolahan ada motor yang berlalu lalang di kantin! Gila lu hahaha!" Jawab Devi kepada Mila sambil meledek.
"Tadi nabrak orang ga sengaja,"
"Pantesan lama, cewek atau cowok tuh?" Tanya Vira.
"Cowok."
"Iwoww, gans ga tan?" Mila bertanya kepada Intan
"Gans kayaknya, dan gua juga liat di lengan kanannya ada atribut PMR."
"Se-extra dong sama kita?" Tanya Vira
"Iya kali."
"Yaudah makan gih baksonya, nanti dingin loh!"
"Siap tannnn!" Jawab si Mila"Baksonya aja baru dua!" Devi merengek kepada Intan.
"Oiya lupa hehe,bentar aku ambil lagi yah."
"Okee, makasih ya Intann!"
Mereka berempat sudah menghabiskan bakso yang dipesan Intan. Sehabis itu mereka pulang kekelas mereka yang jaraknya dekat dengan kantin, makanya banyak siswa kelas Intan yang izinnya ke toilet, tapi malah ke kantin karena jalannya searah antara toilet dan kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berbeda
Teen FictionDimulai dari seorang junior yang mengikuti kegiatan extrakulikuler PMR, yang membuatnya bertemu dengan seniornya