Dua puluh

22 4 10
                                    

Keesokan harinya, Intan dkk berangkat sekolah seperti biasa. Untuk Vira, dia masih belum bisa melupakan Varo seratus persen, itu karena dia sangat menyayangi Varo. Tapi sifat posesifnya yang membuat hubungan keduanya punah.

Mila berencana memberi traktiran untuk ketiga sahabatnya, yaitu Intan, Vira, dan Devi.

Pada saat itu sedang jam istirahat, mereka berempat memutuskan tidak makan di kantin karena Devi membawa banyak cemilan dari rumah.

"Nih curut curutku, makan tuh cemilan." Devi mengeluarkan satu kantong keresek berukuran sedang berisi cemilan.

"Wihhh mantap nih, beli dimana lo?" tanya Mila.

"Bawa dari rumah."

"Sip sip."

"Makan tuh jangan diliatin doang!"

"Siap bos!"
"Sist, PJnya Minggu ya?" lanjut Mila sambil memakan cemilan itu.

"Hah? Minggu?!" Intan terkejut, karena hari Minggu ia ada janji dengan Varo.

"Sa ae lu monyet, emang kenapa sama Minggu?"

"Minggu ya gapapa, cuman itu, anu itu, anu it-"

"Anu itu anu itu, bacot lo, napa si?"

"Tau tuh Intan, napa si lo?" tanya Devi keheranan.

"Udah lah gapapa tan, Minggu aja lah." Vira membujuk Intan.

"Coba liat ntar deh."

"Dih, sok lau! Waktu tau gue pacaran aja ngebud banget minta ditraktir."

"Brisik ih, ntar gue kasih tau jawabannya."

"Iya njir!"

Lalu Intan meninggalkan ketiga sahabatnya ke toilet untuk mengirim pesan ke Varo.

"Cuy, gue ke toilet dulu ya."

"Boker ya?" Devi meledek.

"Dih sembarangan! cuci muka doang, biar fresh."

"Gih sono, biar ga kusut tuh muka, hahaha." ledek Mila.

"Bacot lo." Intan menjawab sambil memberikan tatapan tajamnya pada Mila.

"Wee selow dong:3"

"Haha iya, becanda gue. Dah ah lama, duluan ya."

"Iya iya." Balas ketiga teman Intan bersamaan.

skip

Intan sudah sampai di toilet, lalu mengeluarkan handphonenya yang berada disaku rok miliknya.

"Var, besok Minggu jadi ngga?"

Sigap, Varo yang melihat nontifikasi di hpnya langsung membuka.

"Emangnya kenapa tan?"

"Aku ada acara sama temen, Mila mau ngasih PJ."

"Ohh, yaudah sama temen kamu aja. Kita Minggu depan aja. Lagian aku juga dikasih PJ sama Ken juga hari Minggu."

"Oh yauda, makasi ya."

"Iya sama sama."

Selesai chatingan dengan Varo, Intan langsung membasuh mukanya. Agar sahabatnya tidak curiga terhadapnya. Sesampainya Intan dikelas...

"Woi tan, lama banget si?!" tanya Mila dari meja belakang.

"Tau, boker beneran ya?" Devi menuduhnya.

"Dih, sok tau lo, tadi gue cuci mukanya ala ala iklan gitu. Yang gini nih,
sekali putaran
setengah putaran
bersihkan sel kulit mati dan kotoran
putar putar diwaj-" jawab Intan sambil memperagakan ala iklan produk kecantikan.

"Hadeuhh, iya deh serah. Sini duduk makan bareng kita lagi." Mila yang bosan mendengarnya langsung meberhentikan nyanyian Intan.

Suara Intan bisa dibilang bagus, maka dari itu hampir setiap hari ia menyanyi dimana pun ia berada.

"Iya iya."
"Eh mil, gue jadi ikut ya?"

"Minggu?" tanyanya.

"Ya iya lah, tadi katanya Minggu."

"Oke, ntar lo gonceng gue. Trus ntar Devi sama Vira.

"Oke siap!" jawab ketiganya.

Lalu mereka melanjutkan makan cemilan yang dibawa Devi sampai bel masuk berbunyi.

Dan dilanjutkan pelajaran selanjutnya hingga bel pulang berbunyi.

"Gue pulang duluan ya?" Intan mendahului ketiga sahabatnya.

"Yeee ni monyet, ga mau bareng gue?" Mila menawarkan untuk pulang bersamanya.

"Engga, gue mau naik angkot aja. Bye!"

"BYE!" jawab semua sahabat Intan.

_______________&_&_______&_&_______________

Segini dulu dehh')
stok ide menipis
klo udh ada ide malah ga ada kuota, abis ada kuota malah lupa
aduh otak😌

jangan lupa vomentnya🖤💚💛🧡💜❤️💙
jangan lupa follow ig author juga')

Have a nice day☺️❤️

BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang