Empat

42 7 0
                                    

Vira dan Intan menuju aula untuk mengikuti extrakulikuler PMR. Sesampainya mereka di aula, Intan melihat sudah banyak murid yang masuk kedalam aula.

"Kebanyakan yang ikut cewe ya?" Cetus Intan.

"Iya lah... mungkin Varo promosiin extra ini di salah satu kelas, secara si Varo itu kan gans, jadi banyak cewe cewe yang ikut extra ini." Jawab Vira.
"Yaudah yuk cari tempat!" Ajak Vira.

Pembina dari PMR sudah datang bersama si senior PMR, termasuk Varo yang sedang berjalan sambil menatap Intan. Pembina duduk di kursi, dan senior berbaris layaknya segerombolan tentara yang sedang berbaris saat istirahat di tempat.

"Assalamu'alaikum adek adek!!" Sapa dari pembina bernama Bu Lulu si guru PPKn yang super tegas tapi juga ramah.

"Wa'alaikum salam!" Serentak.

"Hari ini perkenalan dulu yaa?"
"Kalian memperkenalkan diri sendiri dihadapan teman-teman kalian, nanti juga para senior akan memperkenalkan dirinya." Lanjut si pembina.

"Siap!" Jawab dari senior.

"Oke, kita mulai dari sebelah kanan, urutan nanti kesamping lalu kebelakang dan seterusnya." Perintah si pembina.

"Baik bu!" Serentak.

Intan duduk di depan, sebelah 5 dari bagian kanan. Dia sangat gugup karena ini sudah perkenalan ke empat. Setelah itu...

"Perkenalkan nama saya Intannia Azahra dari kelas X mipa 2." Intan memperkenalkan diri dengan senyum ramahnya.

Varo terus memperhatikan Intan tanpa mengedipkan matanya.

"Eh bocah!" Salah satu senior memanggil Varo dengan bisik.

"Hah? Iya ada apa kal?"

"Kedipin kek mata lu, ngliatin sape si?" Tanya si senior

"Kaga ada!"

"Hadehh...gausah pura pura deh!"

"Iya beneran!"

"Percaya ga percaya harus percaya!" Ucap Haikal dengan nada malasnya

Haikal adalah teman terdekat Varo selama dia di SMA Tunas Bangsa. Mereka juga satu kelas, plus satu extra.

"Oke, adik kelas kalian sudah memperkenalkan diri, sekarang giliran senior yang memperkenalkan diri, dengan jabatan kalian di organisasi ini!" Perintah dari pembina untuk senior.

"Perkenalkan, nama saya Adi Sucipto dari kelas XI mipa 2, jabatan saya sebagai ketua PMR." Adi memperkenalkan diri dengan tegas dan cool.

Sewaktu Adi memperkenalkan diri, Intan langsung tertuju kepada suara Adi, yang tegas, bijak, cool, dan mungkin gans. MUNGKIN GAN!!!

Intan mungkin mulai tertarik kepada Adi, secara Adi itu sedikit ganteng, dan juga hitam manis.

"Tan?" Sapa Vira.
"Intan?"
"Intan?!" Panggilan Vira membuat Intan terkejut.

"Hah? Iyah? Gimana gimana?" Intan langsung berbalik wajah, dan menatap Vira yang sejak tadi memanggil Intan, namun dia tidak mendengarnya.

"Auk ah! Dari tadi gua panggil ga jawab jawab!" Vira mulai kesal kepada Intan.

"Dih, ngambek lu?"

"Ya iya lah! Orang dari tadi gue ngomong kaga lo dengerin!"

"Iyaudah deh, mau apa manggil gue?"

"Ga jadi!"

"Yaudah."

Setelah Adi dan anggota lainnya memperkenalkan diri, sekarang giliran Varo yang memperkenalkan dirinya.

"Halo teman teman, perkenalkan nama saya Varo Alfikri dari kelas XI mipa 2, jabatan saya sebagai bendahara 2."

Semua junior cewe memperhatikan Varo terus menerus, kecuali Intan. Entah mengapa Intan tidak memandang Varo, dia malah terus melihat Adi yang sejak tadi berdiri dengan sigap namun sedikit santai.

"Tan Intan!" Seru Vira.

"Iya, kenapa?"

"Itu si Varo ganteng banget masya Allah!"

"Serah lo deh, coba aja pdkt-in dia, siapa tau bisa."

"Ide bagus!"

"Semerdeka lo ae!"

Sejak tadi, Varo terus menatap Intan sewaktu extra, entah kenapa. Mungkin hanya Intan yang dia kenal di kelas X.

Lain halnya dengan Varo, Intan justru diam di tempatnya tanpa memandang Varo yang sejak tadi memperhatikan dirinya.

Extrakulikuler hari ini sudah selesai. Hari ini hanya ada perkenalan saja. Intan dan Vira sedang menuju halte didepan sekolah mereka.

"Gila! Buat perkenalan aja butuh 2 jam! Kesel gue jadinya!" Cetus Intan kepada Vira.

"Ya iya lah! Secara yang ikut extra ini kan banyak tan."

"Iya juga sih, yaudah deh ga jadi kesel!"

"Dasar orang aneh!"

Mereka sudah sampai di halte. Vira sudah dijemput oleh Ibunya dan kemudian pulang. Sedangkan Intan masih di halte, berharap masih ada angkutan umum yang lewat didepan sekolahnya, karena jam ditangan Intan sudah menunjukkan jam setengah lima sore.

Berkali kali Intan menelefon kakaknya, namun tidak bisa, ia juga meminta kepada temannya untuk mengantarnya pulang. Temannya pun tidak bisa karena ini sudah sore.

"Hay?" Varo menyapa Intan didepan halte dengan mengendarai motornya.

"Eh, Kak Varo?"

"Kak?"

"Ohiya lupa,... Varo maksudnya hehe..."
"Ada apa Var?"

"Lo belum pulang?" Tanya Varo.

"Belum nih, masih nunggu angkot."

"Angkot? Lo yakin, jam segini masih ada angkot yang lewat?"

"Emm.. ga yakin sih, cuman kakak aku ga bisa dihubungin jadi terpaksa nunggu angkot lewat."

"Intan... Intan, jam segini mana ada angkot yang lewat."
"Gua anter aja ya?"

"Engga usah makasi."

"Tapi nanti kalo ga ada angkot gimana?"
"Ini udah sore Intan, anak anak juga udah pada pulang, takutnya nanti lo kenapa napa." Lanjut Varo dengan meyakinkan Intan agar mau diantar olehnya.

"Eng... yaudah deh, tapi sampe gang aja ya?"

"Ga!"
"Gua anter sampe rumah! Titik ga pake kuah! Naik!"

"Kuah?"

"Becanda kali tan, udah ayo nanti keburu sore."

"Iya iya... makasi ya Var"

"Ashiappp!"

Ketika perjalanan pulang, Intan melihat sunset yang indah. Intan memang suka sekali dengan sunset atau pemandangan yang menurutnya membuat hatinya damai.

"Hoam..." Intan menguap setelah melihat sunset.

"Tan?..." Varo memanggil Intan dengan halus.

Walaupun diperjalanan yang sedikit ramai, Varo masih bisa mendengar apa yang dikatakan oleh Intan.

"Hem?" Intan merasa mengantuk dan menyandarkan kepalanya dipunggung Varo.

"Rumah lo dimana? Lo ngantuk?"

"Rumahku di jalan anggrek nomor enam,"
"Hah? Iyah lumayan."

"Oke." jawab Varo singkat. Varo sengaja membiarkan Intan menyandar dipunggungnya, karena kelihatannya Intan sangat lelah.

BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang