Dua Puluh Delapan

22 2 2
                                    

"Tan tan." Mila menyapa Intan yang masih termenung sejak tadi.

Intan hanya menoleh sebagai jawabnya. Mila masih bingung dengan sikap sahabatnya. Kenapa dua hari ini Intan sangat diam. Biasanya juga dia selalu mengoceh mengenai perasaannya. Tapi sekarang.

"Lo itu kenapa sih tan? Cerita sama gue napa."

"Gue nggak apa apa Mil."

"Lo ngidam seblak? Atau lo punya utang sama penjual seblak di tetangga lo itu?" santuy mbak...

"Ngaco banget lo Mil. Gue nggak kenapa kenapa kok."

"Kalo lo nggak kenapa-napa, ke kantin yuk, gue lagi pengin tahu brontaknya Mbak Mun nih."

"Sama Devi aja."

"Gila lo ya, kita kan udah musuhan sama Devi dan Vira."

"Kak Ken."

"Ish! Gue itu lagi marahan tau sama dia! Ngeselin banget soalnya."

"Tinggal maafan apa susahnya?"

"Intan! Lo jangan gitu dong. Ih sumpah lo itu berubah banget."

"Gue nggak berubah, gue masih sama kayak Intan yang dulu. Tenang aja."

"Yaudah gue ke kantin sendiri aja deh! Huhhh! Ngambek aing!" Mila mulai berjalan keluar dari kelasnya.

Sedangkan Intan, dia menidurkan kepalanya tidur di atas meja.

Bencana buruk hanpir terjadi kepada dirinya. Hampir saja dia tidak menjadi perawan lagi. Oh Tuhan, untuk memikirkannya saja dia sudah pusing.

"Lo masih mikirin hal itu?" tiba tiba suara berat terdengar di kedua telinga Intan.

"Bintang? Lo ngapain kesini?"

"Sengaja. Gue ngerasa lo masih mikirin kejadian kemaren, dan itu bener kan?"

"Cenayang lo ya?"

"Gila lo, ya nggak lah! Oiya, gue juga minta maaf karena kemaren gue udah lancang sama lo."

"Iya enggak apa apa. Terus, lo ngapain masih disini?" jangan diusir dong, kangen baru tau rasa..

"Lo ngusir gue? huh!?" tanya cowok itu sedikit ngambek. dasar jantan, suka banget ngambek!

"Eh sorry, gue nggak bermaksud kayak gitu."

"Santuy sist! Gue disini mau ngehibur lo."

"Susah."

"Belum dicoba udah bilang susah!"

Intan masih merasa lemas. Tidak ada semangat sama sekali. Untung saja saat Intan menceritakan masalah kemarin kepada keluarganya, mereka bisa mengerti. Walaupun Intan tau, sudah terlihat amarah di kedua mata keluarganya.

"Sini hp lo." Bintang merampas ponsel Intan.

"Buat apaan?"

"Mau download tik tok lah."

"Ta-tapi,"

"Udah diem aja lo."

Bintang mulai membuka ponsel Intan dan mendownload aplikasi yang sedang trend akhir akhir ini. Tapi sebentar, ko susah?

"Tan, ko ini ga bisa di download ya?"

"Gada kuota."

"Anjir kenapa dari tadi lo enggak ngomong?"

BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang