Sepuluh

31 5 0
                                    

Hari ini Intan berangkat ke sekolah bersama dengan Mila, karena memang rumah mereka berdua sangat dekat.

Saat sudah tiba di sekolah, ada seorang siswa laki-laki yang sejak tadi melihat Intan terus menerus.

"Eh tan, liat deh. Dia mah dari tadi ngeliat lo mulu." Ujar Mila sambil menunjukkan lelaki yang melihat Intan dengan tatapan yang tajam.

"Udah biarin aja, lagi kesambet kali." Intan menimpali perkataan dari Mila.

"Suka sama lo kali tuh haha."

"Apaansi ga jelas tau ga."

Intan dan Mila sudah sampai di kelas mereka. Lalu meletakkan tas sekolah, dan pergi keluar kelas untuk berbincang-bincang sejenak sampai bel masuk berbunyi.

"Tan, dia bukannya cowo yang tadi ngeliatin lo mulu ya?" Mila menunjukkan salah satu kelas yang ada di depan kelasnya.

"Mana?"

"Itu tuhh."

"Oh itu, yaudah biarin aja."

Lalu Vira datang dan menghampiri Intan dan Mila. Seketika raut wajah Intan berubah sedikit melamun.

"Lagi ngomongin apa si mil?" Tanya Vira.

"Itu tuh, ada cowo yang dari tadi ngeliatin Intan mulu." Tangan Mila sambil menunjukkan kelas lelaki itu.

"Ohh itu, itu sih namanya Bintang Agantar, dia seangkatan sama kita kok."

"Ohh Bintang... Tuh tan, namanya Bintang." Ledek Mila pada Intan.

"Apaan si yaudah orang gue ga kenal juga!"

"Hayoloo Intan ngambek hahaha." Sindir Vira pada Mila.
"Gue punya kontaknya ko tan, ntar gue kasih. Siapa tau lo mau nanya kenapa si Bintang ngeliatin lo mulu." sambung Vira.

"Hemm, terserah lo deh Vir. Tapi guenya juga agak kepo."

"Yaudah ntar gue kirim."

"Oke."

*****

KRING..KRING..
BEL MASUK BERBUNYI

Disaat pelajaran berlangsung, Intan yang duduk satu bangku dengan Mila, ia sedang berbincang sedikit dan secara berbisik.

"Eh tan, besok libur kan? refreshing kuy ahh."

"Emm, gue ijin sama ibu dulu deh, ok?"

"Gue sih udah apal sama lo, pasti minta ijin dulu. Dasar anak sholehah, hahaha!!" Mila menggoda Intan.

"Yeee lo kan tau sendiri klo gue ga ijin sama ibu, takutnya dia nyariin. Pulang-pulang malah kena omelan."

"Iya deh iya."

"Nahh gitu dong."

Tanpa disadari, guru yang sedang mengajar melihat Intan dan Mila yang sedang berbisik-bisik dan tertawa.

"Intan, Mila!! Kalian lagi ngapain?!"

Semua sorot mata menuju pada Intan dan Mila. Dan wajah mereka berdua seketika menegang dan melihat sekeliling sedang memperhatikan mereka.

"A..emm.. anu bu." Mila tak bisa menjawab pertanyaan daru gurunya.

"Sudah sudah, daripada kalian ngomong ngga jelas, mendingan kalian ke kelas XI mipa 2, ambilin buku ibu yang ketinggalan disana!"

"I..iya bu." jawab Mila.

Dalam hati intan, ia sangat gugup. Karena kelas XI mipa 2 sendiri adalah kelas Varo. Intan sedikit menatap wajah Vira, memang raut wajah Vira ada sedikit cemburu. Intan dapat mengerti itu.

******
DIKELAS XI mipa 2

"Assalamu'alaikum." Mila dan Intan mengucap salam terlebih dahulu dan mengetuk pintu.

"Wa'alaikumsalam." Jawab seluruh siswa kelas XI mipa 2, termasuk Varo. Walaupun dia non islam, tetapi tidak ada salahnya bukan?.

"Permisi kak, mau ambil buku Bu Nita, katanya ketinggalan disini." Mila meminta ijin pada kakak kelasnya.

"Oh iya dek silahkan."

Saat Mila sedang meminta ijin dan mengambil buku, Intan hanya berdiri disamping pintu. Dan saat itu pula Varo memperhatikan Intan, tanpa sengaja Intan juga menatap mata Varo yang tajam. Mereka saling bertatap-tatapan.

Tanpa Intan tahu, ada satu lelaki juga yang memperhatikan Intan sejak Intan masuk ke kelasnya. Ia bernama Angga Pratama. Angga adalah sosok lelaki yang tidak terlalu familiar disekolah ini. Tetapi dia cukup tampan, tinggi, dan tatanan rambutnya sedikit seperti anak yang culun.

Intan dan Varo yang sedang saling menatap, dan sekejap langsung dipecahkan oleh suara Mila yang mengajaknya untuk kembali ke kelas mereka.

"Tan, udah nih. Balik yo!"

"Oh yah, oke."

Lalu mereka kembali ke kelas dan memberikan buku pada gurunya. Vira yang duduk tepat dibelakang Intan langsung bertanya padanya.

"Tantannnn, Varo lagi apa tadi?"

"Emm, lagi duduk kayaknya. Kelas lumayan rame soalnya lagi jamkos." Intan pura pura seperti tidak memperhatikan Varo, agar tidak ada masalah dengan Vira.

*****

Mungkin mulai saat ini, Intan harus mulai melupakan Adi, si ketua PMR. Karena baru-baru kemarin, ia mendapatkan kabar bahwa Adi sudah memiliki pacar bernama Shinta.

BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang