Dua Puluh Lima

29 2 4
                                    

+62879xxx : Hay tan? 20.19

Pesan dari orang tak dikenal masuk di list ponsel Intan. Intan yang merasa penasaran langsung menjawab pesan tersebut

"Siapa?"
20.20

"Siapa hayo?"
20.20

"Gausah becanda, gue nggak suka."
20.21
Intan berdecak kesal. Saat ini dia sedang tidak ingin bercanda sama sekali. Mengapa, dia sendiri juga tidak tahu.

"Santai aja kali, gue Angga."
20.21

"Tinggal bilang aja 'Angga', ga bisa emangnya?"
20.22

"Maaf deh, lagi nggak mood ya?"
20.22

"Nah ntu tau."
20.23

"Keluar yuk? makan deh, mau?"
20.23

"Ka Angga gila? ini udah malem!"
20.24

"Iya gue gila, gue gila karna lo."
20.24

Deg..

"Apaan sih ga usah becanda, udah dibilang juga!"
20.25

"Gue beneran.."
20.25

Deg..

"BENERAN BOONG! HAHAHA😂"
20.25
Lanjut Angga membuat Intan bernafas lega.
"Gimana? mau jalan?"
20.25

"Enggak."
20.26

"Kenapa?"
20.26

"Ga mau! Gue lagi bad mood, nggak mau titik!!"
20.27

"Yaudah, gue ke rumah lo aja."
20.27

"Silahkan! Orang ga tau juga rumah gue dimana kan?"
20.28

"Gue bisa ngelacak."
20.28

"Apaan si ga usah ngehalu bisa ngelacak deh, ga bakal bisa."
20.28

"Lo nggak percaya? tunggu 30 menit lagi, gue udah di depan rumah lo."
20.29

"Gue tidur bomat!"
20.30
read.

'Aduh, jangan sampe deh si Ka Angga nemuin rumah gue!' batin Intan khawatir. Malam ini dia benar-benar tidak ingin ditemui orang lain, walaupun hanya sebentar. RALAT! Terkecuali keluarganya, itu tidak masalah jika dia bertemu dengan keluarganya sendiri.

"Sialan! Ada PR, yahh ko gue bisa lupa si ah!" decak Intan kesal karena terlupa belum mengerjakan tugas matematikanya. Segera dia mengeluarkan bukunya dan langsung mengerjakan.

"HAH? TIGA PULUH SOAL?! KAPAN GUE TIDUR KALO GINI CARANYA AGHHHH!!" decak Intan lagi karena melihat beberapa halaman yang akan dia kerjakan sebanyak tiga puluh soal. Intan mengacak-ngacak rambutnya. Tidak menunggu lama, dia langsung mengerjakannya.

Malam ini sudah menunjukkan pukul 20.38, mata Intan juga sudah melemah karena lelah melihat buku buku yang berada di hadapannya.

***

"Martabak coklat spesialnya tiga porsi ya bang." lelaki itu memesan martabak untuk wanita yang dia sayangi. BANYAK BAT 3 PORSI ANG.. BUAT GUE SATU BOLEH DAHHH:v

"Siap mas, tunggu sebentar ya." jawab si penjual dan diberikan Anggukan oleh Angga.

Angga duduk di kursi yang disediakan oleh kedai martabak yang terkenal kelezatannya itu. Saat sedang melihat jalanan, tiba-tiba matanya tertuju pada tubuh tegap seorang lelaki yang tengah membeli seblak.

BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang