Tiga

42 8 0
                                    

Satu minggu kemudian...

  Hari ini, hari yang buruk bagi Intan. Karena dia terlambat masuk sekolah. Dia terlambat hanya 5 menit.

  Sebenarnya ini bukan masalah yang serius, sebelumnya juga banyak kakak kelas yang terlambat masuk sekolah.

  Seperti yang sekarang ini, Intan terlambat bersama kakak kelas. Dan apa? Dia adalah kakak kelas yang seminggu sebelumnya pernah tertabrak dengan Intan.

  "Hey!" Sapa si kakak kelas

  "Iya"
  Intan menjawab tanpa melihat siapa yang menyapanya.

  "Eh, lo yang kemarin kan?"tanya si cowo

  "Ohh...iya kak bener"

  "Telat yah?"
  "Hayo lhoo, nanti masuk ke BK" perkataannya membuat Intan semakin gelisah.
  "Udah tenang aja, masih ada gerbang yang lain kok!"

  "Hah?" Tanya Intan keheranan.

  "Lo ga liat tuh disana?"
  "Nanti digerbang itu, masuknya harus hati-hati soalnya deket ruang TU. Abis itu ada gang kecil buat jalan masuk ke parkiran sepeda. Nanti lewat situ aja ya."

  Setelah menjelaskan panjang lebar, Intan masih belum faham juga. Karena dia murid baru jadi belum tau sebelah mana pelosok yang bisa dijadikan jalan keluar saat dia terlambat sekolah.

  "Maksudnya gimana kak?"

  "Haduh lo ini yah, yaudah sini ikut!" decak Varo sambil menarik pergelangan Intan.

  "Ketawan ga kak?" tanya Intan polos sambil menahan cengkeraman Varo.

  "Yaudah jangan lama-lama nanti malah ketawan!"

  "Yaudah deh, aku dibelakang kakak yah."

  "Oke oke..."

  Sesampainya digerbang sebelah, gerbangnya memang masih dibuka. Dan Intan berfikir kalau cowok yang udah nolongin dia itu udah biasa telat.

  "Ini gangnya!" Cowok itu menunjuk gang dengan dagunya.

  "Terus?" Intan masih belum faham.

  "Ya tinggal jalan lewat situ, emang kelas lo yang mana sih?"

  "X mipa 2 kak."

  "Waduh, deket banget dong dari sini! Yaudah sini sekalian aja gua temenin, takut ketawan guru juga."

  "Makasih ya kak."

  "Iya sama-sama"

  Mereka berdua sudah sampai di kelas Intan, yaitu X mipa 2. Lalu Intan memasuki kelasnya dan menaruh tasnya disaat semua murid sedang melaksanakan upacara.

  "Lo pura-pura sakit aja ya? Biar ga ketawan, nanti gua yang bawa kamu ke UKS deh, gua yang ngerawat tenang aja. Jadi aman." Ucap dari cowok itu.

  "Eng...yaudah deh, dari pada ketawan."

  "Yaudah taruh tasnya udah?"

  "Udah."

   Mereka pun sampai di UKS, dan langsung ditanya macam-macam.

  "Loh kok cowok yang ngerawat cewek sih var?" Tanya dari Amel yang sedang jaga di UKS.
  "Ini lagi nih, bukannya kamu yang nyalon ikut extrakulikuler PMR?"

  "Udah diem aja dulu!" Ucap cowok dengan kesal kepada Amel.

  "Var?"... ucap Intan dalam hati, karena mendengarkan ucapan dari Amel.

  "Yaudah sini suruh ke ranjang, tiduran."

  "Udah biar gua aja yang ngerawat dia!" Cetus cowo itu kepada Amel.

  Amel yang kesal kepada si cowok akhirnya meninggalkan Intan dan cowok itu dan memilih membuatkan Intan teh manis hangat.

  "Var?" Ucap Intan

  "Iyah?"

  "Itu nama kakak?"

  "Varo, itu namanya."

  "Owhh." Jawab Intan singkat.

  "Gua juga sempet lupa nanyain nama lo, nama lo siapa?"

  "Intan kak."

  "Owhh... yaudah tiduran gih, biar keliatan sakit natural hahaha!"

  "Iya kak, btw makasi yah udah nolongon aku."

  "Iya tenang aja."
  "Oiya kamu ikut extrakulikuler PMR juga?" Tanya Varo pada Intan.

  "Iya kak."

"Btw jangan manggil kak ya? Panggil aja VARO...V-A-R-O"

"Okedeh Insha Allah kalo inget hehe."

   Setelah itu Amel datang dengan membawa teh hangat buatannya untuk Intan.

   "Nih dek, diminum yah!"

   "Iya kak... makasih ya."

   "Sama-sama."

   Upacara sudah selesai, Intan diantar pulang ke kelasnya oleh Varo.

   Sesampainya Intan dan Varo  dikelas Intan, ketiga temannya melihat kalau Intan diantar oleh sosok pria yang tampan, putih, dan pastinya idaman bagi kaum hawa. Namun Intan masih saja tidak merasakan ketertarikan kepada Varo.

   Ketika Intan sudah duduk dikelasnya bersama Mila, teman-temannya menanyakan tentang siapa cowok yang mengantar Intan ke kelasnya, yang memang dikelas Intan belum ada guru yang masuk.

   "Makasih sekali lagi yah kak."

   "Gak gak, bukan kak yah!"

   "Oiya lupa!"
   "Makasih yah var."

   "Iya sama-sama tan. Gua ke kelas ya?"

   "Oke."

   Intan menuju ke tempat duduknya yang ada di belakang sendiri dan pojok. Niatnya sih untuk tidak katawan sama guru kalau sedang tidur, tapi malah yang dipojok-pojok itu yang ditunjuk untuk maju kedepan dan mengerjakan soal yang diberikan.

   "Tadi siapa yang nganter lo tan?" Tanya Mila pada Intan

   "Dia Varo, orang yang pernah tabrakan sama gue."

   "Widihhhhh!!! Jangan-jangan lo jodoh ama dia hahaha!"

    "Ga mungkin lah! Orang yah kalo pacaran mah harus ada perasan suka dulu!"

    "Emang lu ga suka sama tu cowok?" Tanya Vira kepada Intan.

    "Engga."

    "Masa sih? Ko gue ga percaya!" Cetus Vira membuat Mila berfikir kalau Vira sudah menyukai Varo.

    "Lu suka sama dia Vir?"

    "Iya kayaknya hehe."
    "Kelas berapa dia tan?"

    "Ga tau gua, ga nanya."
   
    "Tapi dia senior PMR kan? Pasti nanti waktu extra perkenalan."

  "Ck... iya kali." Jawab Intan dengan singkat.

     Dan guru matematika sudah datang untuk memulai pelajaran.

   "Buka halaman 15, kita koreksi PR yang diberikan saya kemarin!" Ucap guru itu.

   "Aduh! Mati gue! Belum ngerjain lagi! Ah bego aing!" Intan kebingungan karena belum mengerjakan PR matematika.

  Untung saja ada Mila, yang dapat diajak kerjasama. Intan menyalin jawaban Mila dan Intan mendapatkan nilai yang baik.

   Cukup licik namun terpaksa.

Bel pulang berbunyi...Kring...Kring...Kring

  "Vir, tungguin gua napa si!" Intan terburu-buru.

  "Aelah lama banget si, agak gercep dong!" Cetus Vira dengan sinis

  "Iya iya! Yuk!"

  "Kita duluan yah tan,vir?" Ucap Mila yang pulang bersama Devi.

  "Okedehh!" Intan dan Vira bersamaan.

BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang