Lima

36 7 0
                                    

Mereka berdua sudah sampai dirumah Intan.

"Tan? Kita udah nyampe nih." Varo mencoba membangunkan Intan yang sejak tadi tertidur dibahunya.

Dan akhirnya Intan terbangun...

"Hah? Udah nyampe? Perasaan cepet banget... hoam." Intan mencoba membuka matanya dan terbangun

"Kan tadi lo ketiduran, pules juga yah hahaha." Varo meledek Intan yang masih saja mengantuk.

Tiba tiba datang seorang lelaki yang keluar dari rumah Intan.

"Intan!" Lelaki itu memanggil Intan seperti sedang khawatir.
"Loh? Ni cowok siapa?"

"Iyah bang!" Intan membalas panggilan lelaki itu.
"Ini Varo, kakak kelas Intan."

Bang??... gumam Varo dalam hati.

"Kakak kelas? Kok manggilnya ga pake 'kak', ga sopan deh kamu dek."

"Orang dianya sendiri yang nyuruh manggil pake namanya doang!"

"Ohh, iya udah suruh masuk aja dulu."

"Nahh! Dari tadi kayak gitu kek, ngantuk tau!"

"Kebiasaan lo de kalo naik motor, pasti bawaannya ngantuk!" Ledek lelaki itu

"Dih, biarin suka suka Intan yee!

"Terserah kamu deh."
"Ohiya kenalin saya Rizki, abangnya Intan." Dia memperkenalkan diri ke Varo

"Iya bang, nama saya Varo. Salam kenal yah..."

Lalu Varo, Intan, dan juga kakak Intan masuk kedalam rumah. Intan langsung menuju kamar untuk menaruh tasnya. Dan merebahkan badannya di kasur empuk

"Loh loh loh... ini siapa riz?" Tanya dari ibunya

"Dia Varo bu, kakak kelasnya Intan. Tadi dia anter Intan kerumah." Jawab Rizki

"Ya ampun... maaf ngerepotin ya nak."

"Ohh engga papa bu, lagian kan udah sore, anak anak juga udah pulang semua, jadi kasian kalau ditinggal sendirian." Varo menjawabnya.

"Iya terima kasih ya nak."

"Sama sama bu."

Ibu memanggil Intan untuk keluar dari kamarnya

"Intan!" Seru Ibu.

"Iyaaa!"

"Sini dong, masa ada temen kamu diluar kamunya di dalem."

"Ibuku sayang!!! Anak Ibu lagi ngantuk buuu!" Intan merengek kepada Ibunya.

"Bentar aja Intan! Sini dong..."

"Iyah iyah iyahhh!ahhh..." Dengan rasa malas, Intan beranjak dari tempat tidurnya.

Intan menuju ke ruang tamu yang terdapat Varo sedang duduk. Sedangkan Ibu sedang di dapur dan Rizki ke toilet.

"Eng... tan," Varo memanggil Intan

"Iya Var?"

"Gua pulang dulu yah? Udah sore juga."

"Tunggu maghrib aja dulu, sekalian shalat disini."

"Hehe... maaf tapi gua non."

"Ohhh, lo non? gue baru tau, maaf yaa."

"Iya, gua pulang sekarang yah?"

"Yaudah deh, tapi ga mau makan dulu nih? Ibu udah masak kayaknya tuh."

"Intan...Varo!!! Sini ke dapur!" Sahut Ibu kepada putrinya dan Varo.

"Nahh, tuh kan Ibu manggil, makan dulu ya Var?"

"Eng... yaudah deh kalo maksa, yuk!"

"Dih, hahaha!" Intan sedikit tertawa.

Varo melihat Ibu tengah masak sayur sop, ayam goreng dan sambal.

"Wihhhh, Ibu bikin sambel asikkk!!"

"Awas kamu! Jangan kebanyakan sambelnya nanti kambuh lagi tifusnya!" Perintah Ibu terhadap Intan.

"Intan pernah tifus bu?" Tanya Varo.

"Iya, ini anak kalo udah liat sambel pasti bawaannya pengin makan tu sambel sampe abis."

"Apaan sih Ibu pake acara kasih tau ke Varo aja!"

"Biarin, suruh dia awasin kamu kalo disekolah jangan makan sambel banyak banyak!"

"Ibuku yang syantik nan mempesona... Intan kan udah gede buuuuu, ga perlu diawasin atau dijagain segala macem apalah itu!"

"Kamu mau kena tifus lagi? Sampe ga berangkat 2 bulan! Ibu khawatir Intann!"

"Bener tan kata Ibu, penyakit tifus itu bukan main main. Kalo udah parah, bisa kena liver dan bisa menyebabkan kematian."

"Loh? Nak Varo kok tau soal penyakit?"

"Saya kan PMR bu... hehe."

"Ohh, pantesan pinter banget..."
"Yaudah sini duduk, makan bareng yuk?"

"Iya bu, makasih ya buu"

"Iya sama sama nak."

Lalu Rizki keluar dari toilet yang habis mandi, dan langsung ke meja makan menyantap masakan ibunya yang menurutnya paling enak.

Semasa mereka sedang makan bersama, Intan menanyakan tentang kemana ayahnya pada ibu.

"Bu... Ayah belum pulang?"

"Belum tan, masih ada urusan sebentar."

"Ohh yaudah."

"Memang kenapa?"

"Engga papa sih, khawatir aja takut ayah belum makan."

"Udah tadi sebelum kamu pulang."

"Yaudah deh syukur kalo gitu."

Selesai mereka makan malam bersama, Varo ijin pulang kepada Ibu, Bang iki, dan Intan.

"Bu, bang, tan, saya pamit pulang dulu ya. Makasih loh ini masakannya ibu enak banget hehe."

"Terima kasih kembali nak, kapan kapan main kesini lagi yah?"

"Iya kalo ada waktu bu..."

Intan mengantar Varo kedepan rumahnya. Lalu Varo mulai menaiki motornya dan memakai helm.

"Bye tan... good night."

"Bye... too." Intan menjawab singkat.

Varo POV

Saat diperjalanan pulang, Varo terus memikirkan apakah dia benar benar menyukai Intan atau tidak.

Tembak Intan ga yah... tanyanya dalam hati.

"Ahh, nunggu dia nyaman ama gua aja dulu deh." Varo berbicara pada dirinya sendiri.

Sesampainya Varo dirumah, mamah Varo menanyakan kenapa dia baru pulang jam setengah tujuh.

"Varo! Kenapa kamu baru pulang nak? Mamah khawatir..."

"Varo abis nganter adik kelas mah, kasian dia ga ada yang jemput, abis itu ga ada angkot lewat karna itu udah jam setengah lima. Trus Varo diajak makan malem, lumayan mah, enak banget!!"

"Ya ampun kamu ini! Yaudah kalau gitu kamu mandi sekarang."

"Siap mamahkuu."

BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang