Enam

33 7 0
                                    

Keesokan harinya...

  Intan tidak masuk sekolah karena dia demam. Dia meminta izin kepada ibunya untuk tidak berangkat sekolah hari ini.

   "Buu... aku ga berangkat sekolah yah?"

   "Kenapa tan?" Ibu bertanya kepada Intan sambil memegang jidat dan pipinya dengan lembut, karena ia melihat Intan masih tiduran dengan selimut kesayangannya.
   "Kamu demam nak? Yasudah kalau gitu ibu izinin, tapi kamu bilang dulu ke wali kelas kamu."

   "Iya bu."

  Lalu Intan mengambil ponsel yang ada disebelahnya. Dan Intan mengirim pesan kepada wali kelasnya.

  Assalamu'alaikum bu, ini Intan kelas X mipa 2 tidak bisa hadir hari ini karena Intan demam. Terima kasih atas izinnya bu, wassalamu'alaikum.

  Intan terus terbaring di pulau kapuknya. Lalu ibu Intan membawakan dia bubur ayam dan obat penurun panas.

   "Ini nak, kamu makan dulu abis itu kamu minum obatnya."

   "Nanti aja bu, Intan ga laper."

   "Ya kan kamu lagi sakit nak, jadi kamu ga ngerasain laper, udah nih makan, atau mau ibu suapin."

   "Dih, Intan udah gede bu, bisa sendiri kok."

   "Yaudah dimakan ini, kalo engga nanti ibu manggil Varo suruh kesini loh."

   "Eh eh, jangan... iya iya Intan makan."

   "Nahhh, gitu dong... dihabisin yaa sayang."

   "Iya ibuku yang baik hati, makasih ya bu." Intan tersenyum kepada ibunya dan kemudian menyantap buburnya.

Varo POV

  Pada jam istirahat, Varo kekantin untuk melihat Intan, namun tidak melihatnya. Ia hanya melihat teman-teman Intan. Dan Varo memberanikan diri untuk menanyakannya kepada Mila, sahabat karib Intan. Karena Vira dan Devi sedang membeli minuman.

   "Misi, Intan ko ngga ke kantin yah?"

   "Ini kak Varo yah?" Tanya Mila

   "Iya, lo temennya Intan kan?"

   "Iya, gue sahabat karibnya. Kenapa nyari nyari Intan kak?"

   "Engga papa sih, cuman nanya doang. Biasanya kan dia kesini setiap istirahat."

   "Ohh, Intan ga berangkat sekarang, dia sakit demam, tadi wali kelas ngabarin ke kelas."

   "Ohh, yaudah."
   "Oiya, lo punya nomer WA Intan kan?" Tanya Varo dengan tujuan untuk menanyakan kabar Intan secara pribadi.

   "Punya kok, mau?"

   "Boleh sini."

   "Yaudah nih catet aja sendiri." Mila memberikan ponselnya pada Varo untuk mencatat nomor Intan.

   "Thanks yah."

   "Iya sama sama kak, btw salam kenal yah, aku Mila."

   "Ohh, oke Mil, salam kenal juga."

  Lalu Varo kembali kekelas untuk mengechat Intan.

   Hay tan. Varo memulai chatingan bersama Intan.

   Iya, monmaap ni sp?

   Aku Varo.

   Ohh. Intan membalas singkat.

   Denger denger kamu lagi sakit tan?

   Iya, demam doang kok

   Ohh, yaudah kalo gitu, nanti aku kerumah kamu yah?

   Mo ngpain?

   Jenguk kamu lah, masa mo ngetawain kamu:v

   Ga usah, kamu ajak jalan aja si Vira.

   Vira? Temen kamu?

   Ho'oh.

   Gak ah, ga kenal.

   Makanya kenalan:v

   Akunya ga mau!

   Trsrh.

  Intan mengakhiri chat dengan Varo, karena dia mulai memikirkan perasaan Vira jika ia terus bersama Varo.

  Intan berfikir juga kelihatannya Vira dan Varo adalah pasangan yang serasi. Dan Intan juga sudah mulai menyukai seseorang, namun bukan Varo, melainkan Adi, teman kelas Varo sendiri, yang menjabat sebagai ketua PMR.

  Intan sudah mulai mencari informasi tentang Adi. Ia tidak meminta nomer WA Adi, namun Adi sendiri yang memulai chat dengan Intan.

   Halo dek?

   Maap ni sp?

   Aku Adi dri XI mipa 2.

  Sontak Intan langsung terkejut ketika si cowok memperkenalkan dirinya melalui chat. Cowok yang Intan sukai ternyata menyukai Intan juga. Namun Intan belum menyadari itu.

   Ohh, kak Adi. Dapet nomerku dri siapa kak?

   Dari Varo, tadi aku liat kamu lagi chatingan sama dia, abis itu aku mintain nomer kamu.

   Ohh Varo.

   Iya, gapapa kan?

   Iyah gapapa ko.

  Adi dan Intan melanjutkan chat mereka dengan membahas topik yang biasa biasa saja, bisa dibilang itu sangat garing, namun menurut mereka berdua itu sangat menyenangkan.

  Di lain sisi, Varo justru mengkhawatirkan Intan yang tengah terbaring diranjang rumahnya. Dan Varo berfikir untuk menjenguk Intan sepulang sekolah nanti.

BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang