"Ko gue ngerasa ada apa-apa sama Intan ya." gumam Varo saat di perjalanan setelah pulang dari ekstrakulikuler.
Cowok itu memilih meminggirkan motor sportnya dan merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel. Dia mulai mengetik pesan untuk Intan.
Setelah mengirim pesan, dia memutuskan melanjutkan perjalanan untuk pulang. Sehabis pulang dan membersihkan diri, dia berencana akan menemui Intan setelahnya.
Cowok itu sudah sampai di rumahnya. Dia segera membersihkan diri dan sedikit menyantap sesuatu agar perutnya tidak kosong.
"Varo, kok kamu seperti buru-buru banget? Ada apa?" tanya Risa, mamah dari Varo. Yang melihat anaknya tengah makan dengan kilatnya.
"Varo ada urusan mah, boleh pergi kan?"
"Emm, Cewek?"
"Dih, mamah kok tau sih." ujar Varo sedikit malu.
"Tau lah, namanya juga kids jaman now!" kayak lirik lagu..hmmm..
"Boleh kan?" tanya Varo. kumohon mih...
"Boleh enggak yaaa, hm... mamah pikir dulu dehh." ujar Risa sambil mengelus-ngelus dagunya.
"Bang Palo mau kemana?" suara dari anak kecil menyeruak di ruang makan sekarang. Dia— Berliana Intan. Ya, nama adik Varo sama dengan Intan, cewek yang sudah menguasai ruang hati Varo. Erli masih berumur sekitar lima tahun.
"Eh Erli, abang mau ke rumah calon kakak ipar kamu."
"Kakak ipal?" tanya Erli sambil berpikir. Apa itu kakak ipar?
"Kayaknya abis kamu lulus, mamah udah punya menantu deh." ujar Risa membuat Varo sedikit malu karena ucapannya barusan. hmmm...
"Ya udah mah, aku langsung aja ya?" pamit Varo dan mencium punggung tangan mamahnya.
"Bang, Eli ikut dong." gadis kecil itu menggenggam jemari Varo.
"Ini udah malem sayang, kamu tidur aja." ujar Varo.
"Iya Erli, kamu mau tidur sama mamah atau papah?" wanita paruh baya itu berjongkok agar meratakan tingginya dengan Erli, putrinya.
"Aku pengin ikut ama bang palo mah."
"Gimana Var?" Risa mendongakan wajahnya ke Varo.
"Terserah mamah aja, Varo ngikut."
"Ya udah kamu ikut bang Varo, tapi janji ya jangan nakal di sana?" tanya Risa dan membuat gadis kecil itu tersenyum bahagia.
"Oke mah!" Erli mengangkat tangannya di samping kepala dengan gaya hormat. siapp grak!
"Tunggu di sini, mamah ambilkan jaket dulu." ujar Risa dan mendapat anggukan dari Erli.
Setelah menunggu beberapa saat, Risa sudah membawa jaket berwarna pink dengan stiker bergambar hello kitty di bagian punggungnya.
Risa memakaikan jaket ke tubuh putrinya dengan lembut. Dia memang sangat menyayangi putrinya. Jangan tanyakan lagi, ibu mana yang tidak menyayangi anaknya sendiri?
"Mah aku pamit dulu." ucap Varo dan mencium punggung tangan mamahnya lagi. hey manusia! teret tererett!
"Eli juga mah." pamit Eli yang juga mencium punggung tangan mamahnya.
"Kalian hati-hati ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Berbeda
Teen FictionDimulai dari seorang junior yang mengikuti kegiatan extrakulikuler PMR, yang membuatnya bertemu dengan seniornya