"Hai kak varo." sapa Vira di chat WA
"Oh, hi juga. Ini vira ya?" tanya Varo membuat Vira senang karna bisa chat dengan orang yang disukainya.
"Iya ka, ko kakak bisa tau?"
"Ya tadi haikal ngasiin nomer lo ke gue."
"Ohh gitu. yauda, jangan lupa di save ya kak☺️."
"ya".
Lalu mereka melanjutkan chat, dan saling follow juga di instagram. Varo mulai menerima kedatangan Vira, walau dia tau kalau mereka berbeda. Dia masih mencoba untuk mencintai Vira, namun belum bisa. "Mungkin akan datang dengan terbiasa" batinnya.
KEESOKAN HARINYA DI SEKOLAH...
Saat itu menunjukkan waktu istirahat, Intan dan Mila menuju ke kantin dekat kelasnya.
Dan saat itu juga, mereka berdua berpapasan dengan Varo dan teman-temannya. Varo terlihat sangat keren, membuat Intan sedikit melirik padanya.
"Nih, titip buat Vira ya?" Varo menyodorkan sebungkus susu kemasan kepada Intan.
"Oke." Jawab Intan.
"Makasi."
Dalam batin Intan mengatakan. "Oh, mereka sudah dekat. Baguslah kalau begitu." Tapi entah kenapa, ada yang mengganjal di hati Intan, entah apapun itu, ia tak tau.
Lalu Intan dan Mila melanjutkan pergi ke kantin.
"Vira kayanya udah ada peluang tuh hahaha." Mila menyetus kepada Intan.
"Iya kayanya." Jawab Intan.
Selesai Intan dan Mila membeli makanan, mereka kembali ke kelas.
"Nih Vir dari Kak Varo." Intan memberikan susu kemasan yang diberikan oleh Varo untung Vira.
"Hah? Ini beneran tan? Gausah becanda deh!" Cetus Vira pada Intan, merasa itu hanyalah sebuah candaan.
"Dih, ga percaya yaudah, tanya aja sama si Mila."
"Wahhh ngeprank kamu ya tan?" Vira masih tak percaya.
"Yaudah kalo ga mau, buat gue aja." Intan menggerutu.
"Eh eh, ya jangan lah. Ya kali gua nolak hehe."
"Yaudah nih."
Bel pulang berbunyi.. Kring... Kring...
Semua siswa bersiap-siap untuk pulang. Termasuk Intan, hari ini moodnya tidak terlalu bagus. Entah apa yang dipikirkan oleh Intan, ia sendiri juga tidak mengerti.
Intan berjalan sendirian di halaman sekolah. Saat ia berjalan dan sudah hampir di depan gerbang, Intan melihat Varo yang sedang menaiki sepeda motornya, dan Varo juga menatap Intan. Tatapan Varo begitu tajam, hingga Intan terpaku melihatnya.
Saat itu ada Vira juga, dan saat itu juga Varo mengajak Vira untuk pulang bersamanya. Entah kenapa saat Intan melihat mereka berdua berboncengan, rasanya seperti tidak menyenangkan.
*****
Sekarang Intan sudah sampai di rumahnya, dan dia langsung merapihkan pakaiannya dan semua peralatan yang akan dibawanya besok ke sekolah.
Intan memang anak yang rajin, namun tak begitu pintar. Dibandingkan dengan Vira, Vira memang lebih pintar darinya. Namun Intan yakin, kelak ia akan menjadi anak yang membanggakan untuk kedua orang tuanya.
"Hai tan?" Sapa Varo pada Intan di room chat Intan.
"iya hay?" jawab Intan.
"Lagi ngapain?"
"duduk."
"Ohh."
Sampai disitulah percakapan mereka, Intan tak ingin Vira salah paham padanya. Intan yakin, jika dia melanjutkan percakapannya dengan Varo, akan meninmbulkan salah paham. Lagipun Intan takut akan menambah perasaan yang lebih pada Varo.
"Tan tan, tau ga?" Vira mengirim pesan WA.
"Apa?" Jawabnya.
"Gue sama kak varo udah mulai deketttttt, yessss, wkwk!!!"
"Wahh, bagus dong, lanjut sikat lah Vir."
"So pasti dong tan, masa engga. Dan kayaknya, kak varo udah ngasi lampu ijo ke guee, gimana ngga seneng coba!? yaampun varokuuuuu!!!"
"idih, ngasi lampu kea ada listriknya wkwk."
"Ih lo mah ngga pernah jatuh cinta ya?:v"
"Serah dah, gue mau tidur, cape tau."
"Wah wah, ini nih, dasar kebo!"
"SABODOTEUING!!" (Bodoamat).
"Dih, ngegas pula:v"
Saat itu, Intan sebenarnya tidak ingin tidur. Ia hanya butuh sedikit istirahat untuk menyegarkan pikirannya, untuk melupakan kejadian tadi siang sewaktu pulang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berbeda
Teen FictionDimulai dari seorang junior yang mengikuti kegiatan extrakulikuler PMR, yang membuatnya bertemu dengan seniornya