"Ada apa lo nyuruh gue kesini? lo itu suruhan gue, bukan gue yang suruhan lo!" kata seseorang kepada Vira. Oke kita panggil dia 'Si Misterius'. uuuu ngeuriii...
"Gue bukannya lancang, tapi ada satu hal penting yang ingin gue sampaikan ke lo." Vira menjelaskan.
"To the point, gue nggak suka basa-basi." kata si misterius datar.
"Kelihatannya gue cukup sulit untuk menghasut orang di sekitar cewek sialan itu." kata Vira sambil mengepalkan tangannya kuat.
"Gue udah duga itu sebelumnya."
"Terus gue harus ngapain sekarang?"
"Hancurin satu per satu tameng dia. Untuk sekarang, lo enggak perlu mikirin cewek sialan itu." kata si misterius penuh penekanan dan mengeluarkan senyum miring di bibirnya.
"Siapa?" tanya Vira, si misterius langsung memberikan selembar foto.
"Hancurin dia."
Vira tersenyum puas. Tidak ada ruginya jika dia bekerja sama dengan partnernya saat ini.
"Angga perlu di kasih tau soal ini?"
"Enggak usah, dia hanya bertugas menyingkirkan Varo dan mendekati Intan."
"Oke, gue paham maksud lo. Lo pengin biar cerita ini lebih real? Biar enggak ada yang curiga sama Angga?"
"Smart! Angga cuman bertugas untuk mengambil hati. So, Angga bisa ngedapetin Intan, and you can get what you want."
"Gue setuju sama lo."
"Itu harus."
Vira dan partnernya menegak segelas minuman beralkohol. Sangat puas dengan rencana mereka.
Tak pernah terpikir oleh Vira, dunianya akan semenarik ini. Terima kasih untuk Tuhan yang telah membuat hidupnya sangat menyenangkan, pikirnya. sia tolol!
Vira merogoh saku seragamnya untuk mengambil ponsel. Dia mencari nama seseorang di aplikasi WhatsAppnya. Setelah menemukan, dia langsung menghubungi orang itu.
"Halo Vir, ada apa?"
"Lo mau bantuin gue engga?"
"Apapun akan gue lakuin, demi lo."
"Bagus." balas Vira lewat via telfonnya dan tidak lupa, dengan seringaian di senyumannya itu. Vira menjelaskan apa yang dia inginkan dari seseorang.
"Lo gila ya Vir? mana bisa gue ngelakuin hal semacam itu."
"No problem, gue enggak butuh lo." jawab Vira dan hampir memutuskan sambungannya, namun suara itu tiba tiba memanggil nama Vira membuat gadis itu mengurungkan niatnya untuk memutuskan sambungan telfonnya.
"Oke Vir, gue akan usahain apa yang lo mau."
"Bagus, semoga lo bisa diandalkan." Vira langsung memutuskan telfonnya.
"Tadi gue udah nyuruh suruhan gue buat bantu misi kita. Lo tenang aja, dia enggak tau rencana kita."
"Lumayan, tapi lo tetap harus hati-hati."
"Itu udah pasti, gue selalu pantau dia."
"Nice. Gue rasa pertemuan kita cukup sampai disini aja, gue balik dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Berbeda
Teen FictionDimulai dari seorang junior yang mengikuti kegiatan extrakulikuler PMR, yang membuatnya bertemu dengan seniornya