Bel pulang sekolah sudah berbunyi, ini saatnya Varo untuk berkelana dijalan raya dengan arah tujuan ke rumah. Bukan kerumahnya, melainkan rumah Intan.
"Var!" Haikal memanggil Varo.
"Iya?"
"Nebeng dong, hehe."
"Sorry kal, bukannya gua ga mau, tapi gua ada perlu."
"Yahh," Haikal merasa kecewa.
"Urusan apaan sih? Dari tadi juga gua liat lu bengong terus didalem kelas.""Lo mau tau?"
"Sahabat sendiri ga dikasih tau gitu?" Sewot Haikal.
"Kalo lo mau tau, lo ikut gue ya?"
"Kemanee?"
"Udah ikut aja, nanti abis itu gua anterin pulang."
"Yaudah deh kalo gitu, tapi gua ga bawa helm."
"Aelah! Kayak ada polisi ae dijalan. Udah tenang aja!"
"Yaudah deh."
Lalu Varo dan Haikal menuju parkiran untuk mengambil motor Varo. Setelah itu Varo mengendarainya dan Haikal membonceng. Ditengah perjalanan, Varo memberhentikan motornya didepan toko buah.
"Ini urusannya Var? Sama penjual buah?"
"Ya gak lah, ya kali gua ada sesuatu sama penjual buah. Aneh lu!" Seru Varo
"Terus?"
"Nanti juga bakalan tau kok."
"Yaudah."
Setelah Varo membeli buah, dia melanjutkan perjalanannya bersma Haikal. Lalu setelah beberapa menit, mereka sudah sampai didepan rumah Intan.
"Kita kesini mau ngapain?" Tanya Haikal.
"Ngebunuh orang!"
"Dih! Kalo acara ginian gua kaga ikut ikutan deh kalo gitu!"
"Ya ampun Haikal! Kita kesini bawa buah, ga bawa pisau, itu yang namanya ngebunuh? Ga peka banget si jadi orang!"
"Ya terus mau ngapain?"
"Udah diem ae lu!"
"Dih, dasar orang!"
Lalu Intan keluar dari rumahnya, karena mendengar suara motor Varo yang sudah dikenalnya.
"Hay!" Sapa Varo pada Intan.
"Hay!"
"Ini?" Haikal berbisik pada Varo.
"Iyah." Jawab Varo dengan bisik juga.
"Yaudah sini masuk." Intan menyuruh mereka berdua untuk masuk.
"Makasih dek." Jawab Haikal.
Lalu mereka masuk kedalam rumah Intan yang sederhana. Didalam hanya ada mereka bertiga.
"Ibu dimana tan?" Tanya Varo
"Keluar beli sayuran."
"Ohh, oiya nih buah buat kamu." Varo menyodorkan buah yang sudah dibelinya tadi.
"Eh iya makasih ya var."
"Kalian mau minum apa?""Yang ada aja tan." Jawab Varo.
"Gimana kalau kalian bikin sendiri aja didapur?"
"Wihh, asik kayaknya tuh."
"Yaudah gih."
Lalu mereka menuju kedapur dan membuat minuman untuk mereka sendiri, dan itu sangat menyenangkan bagi Varo.
"Teh sama kopi dilemari yah, kalo jus jeruk ada dikulkas." Kata Intan, menunjuk dengan telunjuk pada tempatnya.
"Siap Intan!" Haikal menjawab dengan semangat.
Haikal adalah tipikel orang yang mudah beradaptasi dengan lingkungannya dan ramah, maka tidak salah kalau Haikal sekarang mulai dekat dengan Intan.
"Aku tinggal kekamar bentar yah?" Intan meminta ijin.
"Mau ngapain tan?" Tanya Varo.
"Ganti baju."
"Ohh, yaudah gih."
"Oiya ibu pulangnya kapan?""Gak tau, tadi sama ayah juga."
"Ohh, yaudah."
"Iyah, nanti kalo ada apa apa tinggal manggil aja ya?"
"Oke tan."
Lalu Intan menuju kekamarnya, setelah beberapa saat, Varo dan Haikal menuju keruang tamu sambil membawa minuman yang dibuat mereka sendiri.
Setelah Varo dan Haikal sudah duduk disofa, Intan keluar dari kamarnya. Dan dilanjutkan duduk bersama Varo dan Haikal.
Dirumah itu hanya ada keheningan. Lalu keheningan tersebut terpecahkan oleh suara motor dari ayah Intan.
"Loh, ada Varo sama temenmu juga tan?" Ibu masuk kedalam rumah.
"Ini siapa tan?" Tanya ayah pada Intan.
"Kakak kelas Intan yah, mereka ngejenguk Intan."
"Ohh, yaudah ayah mau kebelakang dulu ya."
"Oke yah."
"Kalo ibu mau ngapain?""Ibu mau masak tan..."
"Itu temennya Varo yang satunya lagi siapa ya?" Tanya ibu pada Haikal."Saya Haikal bu."
"Ohh Haikal."
"Iyah hehe."
"Kalian tunggu disini bentar ya, ibu mau masak, nanti kalian harus ikut makan, oke?"
"Gapapa bu ga usah, ini udah sore juga takut dicariin sama orang tua." Jawab Varo.
"Pokoknya harus! Ibu ngga mau ada yang ga makan, yaa...?"
"Nanti urusan orang tua kalian berdua biar ibu yang minta izin, kalian punya nomer ibu atau ayah kalian kan?""Punya bu." Jawab Varo dan Haikal.
"Yaudah nanti ibu minta ya, kalian disini dulu."
"Siap buu!" Jawab Haikal.
"Nahh, gitu dong, sip dehh!" Lalu ibu menuju kedapur untuk memasak sayur kangkung dan ayam goreng.
"Bu, tunggu!" Intan memanggil ibunya.
"Kenapa tan?"
"Aku bantu masak yaa?"
"Engga usah, kan kamu lagi sakit, istirahat aja ya..."
"Gimana kalo Varo bantu ibu, trus Intan istirahat aja dikamar." Varo memberi usulan.
"Gapapa var?" Tanya ibu.
"Nggak papa bu, aku pengin masakin buat Intan hehe."
"Ekhem! Hahaha." Haikal meledek Varo.
"Apaan si kak..." Intan kesal dengan memajukan bibirnya membuat Varo dan Haikal gemas.
"Hahaha, bibirnya kurang monyong." Haikal meledek lagi.
"Ihh, bibirku ga monyong ko!"
Mereka semua tertawa melihat tingkah Intan yang menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berbeda
Teen FictionDimulai dari seorang junior yang mengikuti kegiatan extrakulikuler PMR, yang membuatnya bertemu dengan seniornya