Iqbaal, my Enemy?

1K 97 29
                                    

Kriiing Kriiing

Suara alarm menggema di kamar seorang pemuda yang sedang nyenyak dalam tidurnya. Pemuda itu berkali kali membalikkan posisi tidurnya lantaran merasa terganggu.

Akhirnya ia mau tak mau bangun dan bersandar pada kepala ranjang dan segera tangannya meraih alarm sialan yang terus berbunyi itu.

"Jam berapa sih?" ucapnya yang masih memejamkan matanya, ia Iqbaal

"Masih jam setengah enam? Perasaan gue alarm tiap hari jam 6 pas" gumamnya setelah melihat jam tersebut

"Ah bodo, sekarang mending gue mandi" ia pun bergegas menuju kamar mandinya

Setelah sekian menit, akhirnya Iqbaal keluar dari kamarnya dengan handuk yang melilit di pinggangnya, dan tak lupa rambutnya yang masih basah, plus bentuk tubuhnya yang bisa dikatakan sixpack (?)

Iqbaal pun berjalan menuju cermin dan mengeringkan rambutnya, lalu mengoleskan pomade pada rambut lurusnya itu. Dan menyisirnya
Setelah dirasa cukup, ia pun bersiap untuk berganti setelan kampusnya.

Setelahnya, ia kembali lagi di depan cermin. Mengambil semua alat yang selalu digunakannya untuk mendesain di kampus.

Setelah dirasa siap, ia pun menuruni tangga dan berjalan menuju meja makan

"Morning ma" sapa Iqbaal pada mamanya yang kini tengah menyiapkan sarapan di meja makan

"Morning sayang. Nah kalo pagi kaya gini kan enak liatnya" ucap Varisha

"Iqbaal yakin pasti mama yang setting alarm Iqbaal kan?" ucap Iqbaal seraya duduk

"Ya bagus dong nggak kesiangan, jadi sempet sarapan" ucap Varisha yang kini meletakkan nasi goreng beserta kawan kawannya di meja makan

"Papa belum pulang ya ma?" Tanya Iqbaal

"Belum, katanya sih tiga hari lagi" Jawab Varisha

"Ooh, mama nggak ke butik?" tanya Iqbaal seraya melihat mamanya yang mengambilkannya makanan di piring Iqbaal

"Nanti agak siangan aja" jawab Varisha memberikan piring yang sudah berisi nasi goreng dan telur mata sapi. Iqbaal hanya mengangguk sebagai jawaban.

Mereka makan dalam diam, memang. Bukankah adab makan memang begitu? Tidak memperbolehkan makan sambil berbicara. Dan itu sudah menjadi hal yang wajib dilakukan oleh keluarga Iqbaal.

"Baal buruan berangkat, malah main game" ucap Varisha yang melihat Iqbaal asyik bermain game di ponselnya. Padahal Iqbaal sudah selesai sarapan sedari tadi

"Bentar mah, nanggung" jawab Iqbaal tidak mengalihkan pandangannya dari ponselnya

"Sekali kali disiplin dong Baal"

Mendengar itu lantas Iqbaal mematikan layar ponselnya "Iya iya ini Iqbaal berangkat" Iqbaal pun bangkit dari duduknya

"Ini kunci mobilnya jangan ketinggalan" ucap Varisha

"Mati gue" ucap Iqbaal sambil nenepuk dahinya

"Kenapa Baal?"

"Iqbaal jadi keinget, kemaren Iqbaal pas nolongin Salsha Iqbaal janji mau bawain orang bengkel buat benerin mobil dia. Eh sampe rumah Iqbaal lupa, gimana nih ma?" tanya Iqbaal yang sedikit panik

"Duh Iqbaal, kamu kenapa bisa ceroboh si nak" ucap Varisha

"Yaudah sekarang kamu buruan ke rumah Salsha minta maaf, sekalian anterin dia ke sekolahnya. Ini udah siang, pasti dia nungguin" lanjutnya

"Ngerepotin lagi" gumam Iqbaal

"Apa Baal?"

"Eh enggak ma, yaudah Iqbaal pamit mah. Daah" ia lalu menyalimi tangan Varisha lalu bergegas menuju mobilnya

MEET YOU (IDR x SA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang