Bad Day, Bad Holiday

678 52 12
                                    

Hari ini, adalah hari pertama ulangan di sekolah ICON'S NATIONAL HIGH SCHOOL.
Setelah melakukan apel pagi, pada murid kini bergegas pergi dari lapangan.
Cuaca pagi kali ini sangat cerah, bahkan matahari pun sudah menampakkan sinarnya pada pukul enam lebih tiga puluh menit.

Salsha berjalan dengan gontai menuju kelasnya bersama Zara dan Irene.
Setelah berpanas panasan, mereka di harus pula melaksanakan ulangan. Tak ada istirahat.

Salsha terlihat tak semangat pagi ini, karna pelajaran pertama adalah matematika.

"Semangat dong" Ucap Irene menyenggol bahu Salsha dengan bahunya
Salsha hanya menanggapi dengan anggukan saja.

Di antara mereka bertiga, Irene lah yang paling pintar dan giat belajar. Ia berambisi untuk menjadi dokter spesialis penyakit dalam.

Ulangan pun dimulai dengan hening, mereka sama sama sibuk dengan lembar soal di depan masing-masing.
Ada yang berembuk untuk contekan, ada yang sangat serius, bahkan ada yang terlihat sangat santai.
Seperti Tio, lelaki itu kini malah menjadikan soal ulangannya sebagai alas kepalanya.

Selama seminggu, ulangan berjalan dengan lancar.
Dan hari ini merupakan hari pertama libur semester.

Salsha hanya berdiam di kamar, tak pergi ataupun liburan kemana mana.

'Belajar! Buat persiapan masuk kuliah' ucapan mamanya yang selalu menjadi patokannya saat ini.

Setelah pembagian rapor kemarin, mama Salsha kini semakin menekan Salsha agar giat belajar.

Melihat nilai anaknya yang tidak sesuai harapannya, membuat Nina marah lalu kini ia semakin gencar menyuruh Salsha untuk belajar.
Tidak peduli apapun, yang ia inginkan agar Salsha nya bisa mendapat nilai baik dan menjadi apa yang diinginkannya.

"Kak" Panggil Deeva yang kini memasuki kamar Salsha

"Apa?" Jawab Salsha dengan malas

"Keluar yuk, Deeva bosen nih" Ucap Deeva dengan mengerucutkan bibirnya.

Ia kini mendudukkan dirinya di samping Salsha yang berbaring di atas kasurnya.

"Kamu sana yang minta ijin sama mama, kalo kakak pasti nggak boleh" Ucap Salsha

"Yaudah mana HP kakak? Telfon mama cepet" Ucap Deeva, sepertinya anak itu merasa kesal.

'Mau main aja ribet', mungkin kalimat itulah yang ada di dalam hati Deeva.

Salsha pun menelpon nomor mamanya lalu memberikan ponselnya pada Deeva.

Salsha hanya melihat ke arah adiknya itu yang sedang bernegosiasi dengan mamanya.

"Udah nih, yuk kak" Ajak Deeva semangat

"Mama ngomong apa?"

"Boleh, asal jangan lama lama. Nanti kakak nggak belajar" Ucap Deeva membuat Salsha memutarkan bola matanya

"Udahlah yuk, keburu sore" Ucap Salsha beranjak dari posisi berbaring nya dan dengan cepat mengganti pakaiannya.

***

"Nah, gini kan enak kak. Duduk di taman sambil makan es krim sama chiki" Ucap Deeva saat mereka baru saja mendudukkan dirinya di bangku taman.

"Iya, tapi jangan kebanyakan makan chiki sama es krimnya. Nanti kakak di marah mama" Ucap  Salsha

Keduanya kini sama sama menikmati es krim di tangan mereka masing-masing, dan sesekali memakan chiki.

Siang ini cuaca cerah, tidak terlalu panas dan juga tidak mendung.
Anginnya pun kencang. Maklum, karna mereka berdua duduk di bawah pohon.
Siang siang begini kan pohon mengeluarkan oksigen.

Salsha memejamkan matanya saat es krim di tangannya sudah habis.
Ia menghirup oksigen banyak banyak, rasanya sangat nyaman berada di sini.
Anginnya membuat siapapun yang berada di sana mengantuk.
Tetapi, Salsha mencoba agar dirinya tidak tertidur saat ini.
Bisa gawat jika ia melupakan adiknya itu.

Mengingat tentang adiknya Salsha langsung membuka matanya.

Ia kini sendiri, dimana adiknya itu?

Samar Samar Salsha dapat mendengar suara seseorang yang sepertinya sedang memarahi orang lain.

Salsha beranjak berdiri, matanya langsung bisa menangkap objek sang adik yang tengah berada di depan perempuan.

"Deeva" Gumam Salsha lalu berlari ke arah adiknya

"Kamu kenapa?" Tanya Salsha dengan nafas yang sedikit terengah engah

"Ini kak, tadi aku nggak sengaja nabrak kakak ini" Ucap Deeva menunjuk perempuan di depannya

"Terus es krim aku ngenain rok dia kak" Ucap Deeva pelan

Salsha mengelus kepala adiknya pelan, Deeva sekarang tengah ketakutan.

"Mbak, maafin adik saya ya. Dia nggak sengaja" Ucap Salsha pada perempuan itu

"Enak aja! Dia itu udah ngotorin rok mahal gua!"

"Dasar anak nakal!" Desis perempuan itu

Salsha mendadak naik pitam, namun ia mencoba mengendalikannya.

"Bukannya adik saya udah minta maaf ya mba? Lagian dia juga nggak sengaja" Ucap Salsha lagi

"Gu-"

"Ada apa ini?" Tanya seseorang yang menghampiri ketiganya

'Dia kan Iqbaal' batin Salsha

"Ini nih yang, anak nakal ini ngotorin rok aku. Jalan nggak liat liat" Ucap perempuan itu, yang ternyata adalah Maureen

"Aku kan udah minta maaf kak" Ucap Deeva dengan pelan, matanya kini mulai berkaca kaca

"Kalo mbak nggak mau maafin adik saya ya udah nggak usah marahin dia, adik saya masih kecil. Dia juga nggak sengaja" Ucap Salsha penuh penekanan

"Udah udah, biarin aja lah yang namanya juga masih anak anak"

"Kamu nggak usah takut ya dek, kakak ini udah maafin kamu ko" Ucap Iqbaal pada Deeva

Deeva mengangguk "Ayo kita pulang" Ajak Salsha dengan menggandeng tangan Deeva

"Dasar kaum rendahan! Nggak tau attitude" Teriak Maureen pada Salsha yang sudah jauh dari posisinya kini

Salsha yang mendengarnya otomatis menghentikan langkah kakinya.
"Berpikir sebelum berucap mbak, apa memarahi anak kecil yang punya salah tapi nggak sengaja itu baik?" Ucap Salsha dengan sinis

"Nggak butuh waktu satu menit buat maafin kesalahan orang yang udah berusaha minta maaf sama kita. Tapi kayanya mbaknya lebih suka ribut daripada berdamai, sombong" Lanjut Salsha

Lalu ia benar benar pergi dari hadapan kedua manusia yang kini tengah terdiam karna ucapannya.

Iqbaal memandang Maureen

"Apa?" Tanya Maureen dengan kesal

"Udahlah lupain yang" Bujuk Iqbaal

"Kurang ajar banget mereka sama aku, pokoknya kalo aku ketemu dia lagi bakal aku bales tuh orang" Ucap Maureen dengan emosi nya

"Kamu juga sama aja!" Tambah Maureen

Ia lalu meninggalkan Iqbaal yang kini terdiam.

'Cewe itu bijak juga' pikir Iqbaal mengingat kalimat yang Salsha ucapkan tadi

'Bodoh! Ngapain sih muji dia?' batin Iqbaal sembari memukul kepalanya.

"Yang!" Teriak Maureen dari kejauhan

Iqbaal tersadar lalu segera saja menyusul kekasih nya yang sebentar lagi akan menjadi singa betina yang sedang mengamuk.


Lampung

MEET YOU (IDR x SA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang