6

2.3K 201 9
                                    


"Masih lama ya Ra?" Tanya Tae.

"Masih." Jawab Ara tanpa berpaling dari bukunya. Sekarang mereka lagi di perpustakaan. Tae menemani Ara yang sibuk mengerjakan tugasnya.

Ini sudah terlalu lama. Tae jadi bosan.

"Di rumah aja ngerjainnya."

"Nanggung Tae."

Tae memajukan bibir bawahnya kesal. Tapi Ara sama sekali tidak melihat ke arahnya.

"Gue bosan Ra. Lo janji mau jalan sama gue tadi." Persis seperti anak kecil.

"Sebentar sayang." Ara sangat pandai menggunakan kata itu. Dan benar saja, Tae berhenti merengek.

Tae yang bosan menjatuhkan kepalanya di atas meja, menjadikan tiga buah buku sebagai bantal. Ara hanya melirik sekilas, lalu kembali melanjutkan kegiatannya.

Ara harus menyelesaikan tugasnya sekarang juga. Ia tidak ingin selama jalan-jalan, otaknya dihantui oleh tugas-tugasnya. Yang ada, dia ingin cepat pulang nantinya.

Beberapa menit kemudia, Ara telah menyelesaikan tugasnya. Ia melirik Tae yang sedari tadi tidak bicara apapun.

Ternyata dia tidur. Lucu.

Ara ikut menjatuhkan kepalanya. Memperhatikan wajah Tae dengan posisi yang sejajar.

Bibir Tae sedikit terbuka akibat pipinya yang menyangga pada buku.

Lucu.

"Tae." Panggil Ara.

Tidak bangun.

"Taehyung."

Masih belum.

Ara menoel pipi Tae pelan. Malah mantul.

Ara senang sendiri melihatnya.

Ia pun menoel lagi. Mantul lagi.

Lucu.

Sekali lagi.

"Cium aja Ra, jangan ditusuk-tusuk."

Ara segera menarik tangannya menjauh.

Tae mengangkat tangannya, menepuk pipi dengan jari telunjuknya. "Nih cium."

Mendadak Ara merasa malu. "Apaan sih."

Tae mengangkat kepalanya. "Kalo udah nikah, bangunin gue jangan noel-noel kayak tadi. Cium aja."

"Ngomong apa sih."

"Tapi kalo mau langsung bangun, jangan di pipi ciumnya, di bibir."

"Tae!"

"Ssttt.."

Ara lupa jika ini perpustakaan.

Tae mendekat, sedikit berbisik saat berkata. "Tapi kalo ciumnya di bibir, ntar yang ada kita gak bangun-bangun, tapi malah--"

"Taehyung!"

"Ssstt..."

Tae tersenyum puas. Tidak ada yang lebih menyenangkan selain melihat wajah merah Ara.

"Bercanda Ra, serius banget tuh muka."

"Ya lo ngomong aneh-aneh."

"Gue cuma ngasih spoiler."

Tae kembali mendekatkan wajahnya. "Biar lo gak kaget nantinya."

Ara dengan cepat mencubit perut Tae.

"Aw! Sakit Ra!"

"Ssstt..."

Tae mengecilkan suaranya. "Suka banget sih nyubit." Ia mengusap perutnya pelan. Cubitan Ara kecil, dan sangat sakit.

Egois -kth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang