Tae berusaha menahan ringisannya saat telapak tangan Ara mendatar kasar pada bagian pipinya yang terluka. Benar-benar ngilu.
Tapi itu tidak seberapa daripada mendengar kalimat tajam yang gadis itu ucapkan.
"Pergi. Gue gak mau liat muka lo lagi."
Tae terlambat. Sepertinya Ara telah terlebih dahulu bertemu Eunwoo.
Mengabaikan dua rasa sakit yang datang disaat bersamaan, Tae memilih untuk memperingati Ara "Ra, kali ini lo harus percaya sama gue."
"Gue gak mau dengar apapun dari lo!" Ketus Ara. Daripada menampar Tae lagi, ia lebih memilih untuk segera masuk ke dalam rumahnya.
Namun dengan cepat, Tae menahan pergelangan tangannya. "Lo harus dengar. Eunwoo bukan cowok baik-baik Ra, dia punya niatan buruk sama lo."
Ara berusaha menarik tangannya agar terlepas, namun Tae justru mengeratkan cengkramannya.
"Lepas Tae!"
"Dengerin gue dulu, Ara!"
"Lepasin gue brengsek!" Umpat Ara. Ia mendongak menatap wajah Tae berang.
"Berani banget lo nemuin gue setelah apa yang lo lakuin sama kak Eunwoo."
"Gue punya alasan, Eunwoo gak pantas buat lo, dia--"
"Berhenti ngurusin hidup gue, lo bukan siapa-siapa gue, Tae. Jangan jadi sampah!" Ara merasakan matanya yang mulai memanas.
Daripada marah, Ara lebih merasa kecewa pada Tae. Ia tidak menyangka Tae akan memukuli Eunwoo hanya karna laki-laki itu menciumnya di hadapan Tae.
Cemburu? Tae bahkan tidak pantas merasakan itu. Mereka tidak punya hubungan apapun lagi. Tidak seharusnya Tae bertindak sejauh itu pada Eunwoo.
"Gue gak tau di mana otak lo, tapi lo bener-bener udah kelewatan. Apa maksud lo mukulin kak Eunwoo? Apa untungnya di lo? Kak Eunwoo salah apa sama lo?"
Tidak membiarkan Tae membalas, Ara segera menambahkan, "Bukannya suka, yang ada gue jadi benci sama lo, Tae!"
"Eunwoo cerita apa aja sama lo?"
"Semuanya! Termasuk alasan gila lo buat mukulin dia."
"Jangan percaya Ra. Semua yang dia ceritain itu bohong. Apapun yang dia bilang, jangan percaya."
"Semua? Termasuk bagian lo yang mukul kak Eunwoo tiba-tiba? Itu bohong?"
Tae terdiam. Khusus yang itu, Eunwoo tidak berbohong.
Tentu saja Eunwoo akan menjadikan itu topik utamanya untuk diceritakan pada Ara.
Ia sengaja memancing Tae agar memukulnya.
"Jawab!" Desak Ara.
"Emang gue yang mukul dia duluan, tapi--"
Ara tertawa sinis. "Berarti kak Eunwoo gak bohong."
"Gue benar-benar kecewa sama lo, Tae." Kata Ara pelan. Ia kembali menatap wajah Tae namun dengan ekspresi yang berbeda.
Tidak ada kemarahan. Rasa marahnya tergantikan sempurna oleh perasaan kecewa yang begitu besar pada laki-laki di hadapannya itu.
Tanpa sadar, air mata Ara keluar begitu saja. Rasa kecewa terlalu besar sehingga keluar dalam bentuk cairan.
"Gue gak nyangka lo sekasar ini. Lo bahkan bikin kak Eunwoo masuk rumah sakit." Cicitnya.
Tae menatap Ara bingung. Rumah sakit?
Tunggu dulu, Eunwoo masuk rumah sakit karna Tae memukulinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Egois -kth ✔
Fanfiction"Susah emang kalo berjuang sendiri." -kth Sequel "Brengsek -kth"