Tae benar-benar berhenti. Sesuai permintaan Ara, ia tidak pernah menemui gadis itu lagi, tidak pernah ke rumah, dan tidak pernah bertemu mama Ara lagi.
Sejauh ini, ia berhasil melakukan itu. Tae juga menghapus kontak Ara agar tidak bisa menghubungi gadis itu lagi. Bukannya benci, ia hanya berusaha agar secepat mungkin melupakan Ara.
Tae berusaha untuk tidak peduli, setidaknya itu yang Ara inginkan.
Gadis itu bilang ia tidak membutuhkan Tae dalam hidupnya. Maka seharusnya Tae juga tidak membutuhkan Ara dalam hidupnya.
Ia benar-benar mengabaikan Ara. Bahkan saat melihat gadis itu tampak kesulitan dengan mobil kesayangannya yang sedang bermasalah, Tae hanya melirik sekilas tanpa berhenti sedetik pun.
Jisoo terus saja memaksanya untuk mencari pacar baru, tapi ia tidak mau. Tae tidak ingin menjadikan gadis lain sebagai pelampiasannya saja.
Untuk saat ini, yang ia inginkan hanya dapat menyelesaikan pendidikannya secepat mungkin.
Setelah lulus, Tae berencana mengambil S-2 nya di luar negeri. Itu tidak ada hubungannya dengan Ara. Ia memang sudah merencanakan ini jauh sebelum mengenal Ara.
Walau ia pernah membuang mimpi itu karna berencana menjalin hubungan serius dengan Ara dulu. Tapi sekarang tidak lagi. Tae serius dengan mimpi lamanya yang muncul kembali.
Beberapa bulan telah terlewati dan Tae semakin dekat menuju impiannya. Akhir-akhir ini ia juga tidak pernah bertemu Ara lagi. Bagus lah, Tae punya hal yang jauh lebih penting untuk di urus.
Mamanya sudah tau tentang hubungannya dengan Ara. Tae sendiri yang menceritakan, walau tidak begitu terperinci. Meski terlihat kecewa, tapi mamanya tidak membahas hal itu lagi.
Bukan jodoh mungkin. Tidak bisa dipaksa juga.
Tae sudah mencari-cari universitas barunya. Jepang adalah negara dengan pendidikan yang baik. Itu akan menjadi tujuannya. Cukup jauh, sepertinya Tae akan jarang bertemu keluarganya.
"Kenapa gak di dalam aja sih, sok mau ke Jepang kek otak lo nyampe aja." Itu motivasi yang ia dengar dari Jimin.
"Tauk. Gegayaan banget, kena salju langsung gatal-gatal lo." Itu dari Jungkook
"Bilang aja lo pada gak ikhlas Tae pergi. Mau ngelarang tapi ni anak keras kepala. Lo pada takut gak bisa kumpul-kumpul lagi kek sekarang kan? Takut dia lupa sama temen-temen bangsat kek kalian." Balas Suga.
Dua orang itu diam karna apa yang Suga ucapkan benar.
"Hedeh bocah. Gengsi amat bilang itu doang." Kata Namjoon.
Tae hanya menggelengkan kepalanya sambil tertawa rendah.
"Setiap libur semester gue pulang. Selow aja gan, kalian terlalu bangsat buat gue lupain. Lagian masih berapa bulan lagi. Masih sempat kita memadu kasih."
"Yok lah mandi bareng. Udah lama gak liat titit lo, Jim. Mana tau jadi ciut atau keriput gitu." Tambahnya.
"Anjing."
Yang lain tertawa. Namun hanya sebentar hingga suasananya kembali berubah.
"Serius. Lo beneran pengen ke luar? Bukan karna lo--"
"Gak ada hubungannya sama Ara." Sela Tae cepat memutus kalimat Jin.
Ia tersenyum kecil. "Gue udah gak tertarik dengan yang begituan. Sekolah aja dulu, ntar juga cewek ngejar kalo gue udah sukses." Sebagian yang mendengar merasa termotivasi dengan kalimat Tae.
"Ini baru murid gue."
***
Tae sudah sering mendengar pertanyaan tentang keputusannya untuk bersekolah di luar negeri. Menanyakan apakah ia yakin dengan keputusannya itu atau tidak. Tentu ia yakin. Sangat yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Egois -kth ✔
Fanfiction"Susah emang kalo berjuang sendiri." -kth Sequel "Brengsek -kth"