14

1.8K 191 27
                                    


Ara hendak mengambil minum saat menangkap sosok seseorang yang sedang duduk di sofa ruang keluarga sambil bermain ps sendirian.

Tentu saja laki-laki itu Tae. Selain Tae, tidak ada lagi orang yang lancang memainkan ps Jin tanpa sepengetahuannya.

"Lo ngapain ke sini?"

Tae melepas stik ps nya. "Liat lo."

"Hah?"

"Salah sendiri gak balas chat gue." Kata Tae santai.

Ara memang menerima pesan dari Tae tadi pagi, dan tidak berniat untuk membalasnya karna dia tidak punya alasan untuk melakukan itu.

Tae bukan siapa-siapanya lagi.

Tapi Ara tidak menyangka jika Tae benar-benar ke rumahnya.

"Mending lo pulang." Usir Ara.

"Nyokap lo bolehin gue di sini." Tae menambahkan, "Dia barusan pergi, sekalian minta jagain rumah tadi."

Mama Ara belum tau jika Tae dan Ara sudah putus. Karna Tae dan mamanya sudah benar-benar dekat, Ara jadi harus menunggu saat yang tepat untuk memberitahukan hal itu. Ia takut mamanya kecewa.

"Jin masih tidur, mending lo pulang sekarang." Usir Ara lagi.

"Udah gue bilang mau liat lo."

Ara memilih untuk mengabaikan itu. Ia melanjutkan tujuan awalnya yaitu ke dapur. Namun Tae justru mengikutinya. Ara masih berusaha mengabaikan keberadaan orang itu.

Ia mengambil kotak minuman yang berisikan Jus jambu biji di dalamnya. Menusukkan sedotan di permukaan, lalu meminumnya.

"Bagi dong." Kata Taehyung tiba-tiba.

Ara menatap Tae sekilas lalu kembali membuka lemari pendingin untuk mengambil kotak jus satu lagi.

Namun saat ia berbalik hendak memberikannya, Tae telah meminum jus Ara yang tadi.

"Heh, itu punya gue." Kata Ara sambil berusaha mengambil jusnya.

Tae menarik tangannya menjauh. "Barusan gue minta."

"Itu bekas gue goblok."

"Tau. Gak buta gue Ra."

Ara meletakkan kotak jus itu ke atas meja dengan cukup kasar. "Ini punya lo, jangan minum punya gue."

"Pengennya bekas lo. Lebih manis."

Ara menahan diri untuk tidak mencakar wajah Tae.

"Terserah lo." Katanya kesal. Ia hendak kembali lagi ke kamar tapi Tae tidak membiarkannya pergi. Laki-laki itu menahan pergelangan tangan Ara.

"Apa lagi?" Ara kesal. Ia ingin cepat-cepat pergi sebelum jantungnya kumat.

"Gue laper, ada makanan gak?" Tanyanya polos.

"Nyokap lo bilang kalo mau makan minta aja sama lo." Tambah Tae.

"Emang di rumah lo gak ada makanan?"

"Ada sih, tapi pengennya makan di rumah lo." Tae mengangkat bahunya kecil. "Apa lagi kalo lo yang buatin."

"Mau lo apa sih?" Sekarang Ara geram.

"Makan Ra, barusan gue bilang." Tapi Tae menjawabnya kelewat santai. Ia tahu Ara pasti kesal mendengarnya, tapi mau bagaimana lagi, namanya juga usaha.

Ara menarik napas, lalu menghembuskannya kasar. "Gue cuma bisa masak mie."

Balasan itu membuat Tae senang tentunya. "Pas banget gue lagi pengen makan mie." Katanya semangat.

Egois -kth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang