"Shh--!" Tae meringis tertahan saat kapas lembut itu menyentuh sudut bibirnya yang terluka. Hendak protes pada yang mengobati, namun tidak jadi karna ia sendiri yang meminta diobati tadi.
"Kenapa gak mati aja sih lo? Bego banget jadi orang." Kata gadis di hadapannya ini. Ia menekan luka Tae sedikit keras, mengundang protes yang sedari tadi tertahan dari laki-laki itu.
"Pelan-pelan Jisoo!"
"Lo dapat apa sih dari bela tu cewek? Dihargai nggak bonyok iya."
"Jis," tegur Tae.
Jisoo sangat kesal melihat kondisi sepupunya itu sekarang. Wajahnya penuh luka, bahkan ada memar besar di pinggang Tae yang tadi sudah ia obati.
Jika Jisoo tidak datang tadi, entah bagaimana rupa Tae dan lawannya sekarang. Pasti jauh lebih hancur dari ini. Dasar laki-laki gila. Berkelahi seolah ingin membunuh saja.
Setelah mengobati wajah Tae, Jisoo beralih pada tangan laki-laki itu. Jari-jarinya juga ikut terluka akibat memukul terlalu keras.
Melihat luka menghiasi punggung tangan Tae, kekesalan Jisoo bertambah.
"Sumpah Tae--" Jisoo hendak memaki namun tidak jadi melihat ekspresi laki-laki itu. Ia tidak tega, namun kesal juga.
"Lo bego banget." Hanya itu yang berhasil ia keluarkan.
"Gue tau." Balas Tae kecil.
Tae sudah menceritakan semuanya dengan Jisoo karna gadis itu terus mendesaknya dan mengancam akan melaporkan ini pada Mamanya.
Mendengar kebodohan Tae, Jisoo jadi tidak suka dengan si Ara ini. Tapi Jisoo jauh lebih tidak suka dengan sikap Tae. Sepupunya itu sangat bodoh.
"Selain sakit, lo dapat apa?"
"Ocehan lo." Balas Tae.
"Bego!" Umpat Jisoo lagi.
"Bisa gak sih berenti bilangin gue bego?"
"Gak bisa, bego lo kelewatan."
"Oke makasih."
Jisoo menekan luka Tae lagi.
Tae meringis, "sakit gila!"
"Udah tau sakit, tapi masih diperjuangin, kelihatankan bego nya."
"Enak juga kalo dihargai. Dasar tu cewek gak tau diri." Tambahnya.
"Jis."
"Belain dia gue lempar." Ancam Jisoo. "Sejak kapan sih lo gini? Perasaan dulu lo gak pernah ngejar-ngejar cewek sampe hilang harga diri."
"Bacot lo."
"Kesel gue lama-lama sama si Ara. Tapi lo juga gak sadar posisi, masih aja ikut campur urusannya dia."
"Gue sayang dia."
Aktivitas Jisoo terhenti sesaat. Ia menatap wajah Tae, lalu menghela berat. "Tapi Ara nya? Emang tu cewek juga sayang sama lo?"
Jisoo kembali membebat tangan Tae, "Dia bahkan gak peduli sama lo, Tae. Daripada lo tambah sakit hati mending--"
"Ara juga sayang gue, Jis."
"Oh ya? Mana tu cewek sekarang? Lagi sama pacarnya iya?" Karna Tae tidak membalas, Jisoo kembali menghakimi laki-laki itu.
"Udah lah, berhenti ngejar Ara. Dia gak peduli juga sama lo, mending cari cewek lain yang pantas buat lo perjuangin."
Tae sendiri tidak tahan ingin membekap mulut Jisoo. Sedang luka begini, gadis itu masih saja memarahinya.
"Ara bahkan nggak ngehubungi lo sama sekali kan? Padahal lo luka gini gara-gara dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Egois -kth ✔
Fanfiction"Susah emang kalo berjuang sendiri." -kth Sequel "Brengsek -kth"