10

2K 170 33
                                    

Ara tidak tau kenapa, tapi akhir-akhir ini Eunwoo benar-benar 'menempel' padanya.

Jujur, itu membuat Ara risih. Ia kurang suka bersama laki-laki dalam waktu yang cukup lama. Kecuali Tae tentunya. Ara tidak masalah menghabiskan waktu seharian bersama laki-laki itu.

Oh ayolah, Ara! Ini sudah satu bulan. Tapi ia masih belum bisa melupakan Tae. Yang ada, dia justru semakin merindukan alien kotaknya itu.

Apa Tae juga merindukannya? Apa Tae masih menyayanginya? Atau Tae sudah melupakan Ara sekarang?

Satu bulan bukan waktu yang sebentar. Ara juga sering melihat Tae bersama seorang gadis. Cukup akrab pikir Ara mengingat bagaimana interaksi sekilas mereka yang Ara tangkap. Seperti sudah mengenal cukup lama.

Jadi, apa mereka memiliki hubungan spesial? Apa Tae sudah mendapatkan penggantinya? Mereka sudah jadian? Apa mereka sudah saling mengenal saat Tae dan Ara masih menjalin hubungan?

Jadi, Tae sudah melupakannya?

Ada bagitu banyak pertanyaan yang tidak ditemukan jawabannya. Ara benci penasaran. Itu hanya akan membuat otaknya berasumsi hal yang negatif. Tapi tidak mungkin juga dia bertanya langsung.

"Melamun lagi?"

Ara membuang pikirannya tadi jauh-jauh. "Ah iya, kenapa?"

"Makanannya udah sampe dari tadi."

Ara segera beralih pada mejanya yang kini memang sudah terdapat makanan disana. Sejak kapan? Sepertinya Ara sudah terlalu lama melamun.

Ia hanya tersenyum canggung lalu mulai menyendokkan makanan ke dalam mulutnya.

"Mikirin Tae ya?"

Ara kaget. Bahkan hampir tersedak. Ia dengan cepat menelan makanannya. "Nggak kok kak."

"Bohong." Balas Eunwoo. "Kelihatan banget Ra."

Ara diam tidak membalas.

"Mau sampai kapan?" Tanya Eunwoo.

Jangankan Eunwoo, Ara sendiri tidak tau sampai kapan.

"Gak berencana buka hati lo buat yang lain?" Tanyanya.

Eunwoo kembali menambahkan. "Ke gue misalnya?"

Belum sempat membalas, Eunwoo melanjutkan kalimatnya.

"Gue suka sama lo, kalo lo masih belum paham juga."

Tunggu dulu,

Apa?!

Benar-benar mengagetkan hingga membuat Ara tersedak. Ia dengan cepat menarik minumnya untuk mengurangi rasa perih di tenggorokannya.

"A-apa?" Tanyanya ragu. Ara tidak tuli, hanya saja ia masih belum mempercayai apa yang ia dengar barusan.

"Gue suka lo, Ara." Ucap Eunwoo sangat berani. Matanya tidak berpaling sedikitpun. Ia perlahan meraih tangan Ara, lalu menggenggamnya.

"Gue tau lo belum bisa lupain Tae, tapi kasih gue kesempatan buat bikin lo suka sama gue."

"Gue janji gak bakal ngecewain lo, Ra." Tambah Eunwoo yang benar-benar membuat Ara bungkam.

Ara menelan ludahnya. Rasanya gugup, tapi tidak berdebar. Aneh.

"Tapi gue masih suka sama Tae." Balas Ara sangat jujur. Ia tidak bisa membohongi perasaannya sendiri.

Ara tidak pernah menyukai Eunwoo.

Ara masih sangat menyayangi Tae.

"Gue bakal bantu lo buat lupain dia." Tapi Eunwoo tidak menyerah. Baginya itu bisa diatur. Perasaan suka akan timbul dengan sendirinya. Yang penting Ara harus jadi miliknya dulu.

Egois -kth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang