Ini salah. Tapi Ara menyukainya.
Bagaimana detak jantungnya yang berirama dengan tetesan hujan yang semakin deras, Ara menyukainya.
Bagaimana angin malam yang menyapu kulitnya membuat bulu halus di lengan berdiri namun tidak mengurangi kehangatan samar di sekitar, Ara menyukainya.
Bagimana bau parfum Tae yang begitu lekat di jaket yang kini Ara kenakan membuat perasaan tenang, Ara menyukainya.
Tapi ini salah.
Berdua dengan orang yang tidak seharusnya, di tempat yang tidak seharusnya, dan dalam kondisi yang tidak seharusnya pula, merupakan sebuah kesalahan.
Ara tau, tapi sekali lagi, Ara menyukainya.
"Tunggu sini, gue ambil mobil." Tanpa menunggu balasan, Tae pergi.
Ara merasa aneh dengan dirinya sendiri. Ia ingin pergi. Tapi disatu sisi ia mencari pembenaran.
Bukan kah tidak ada cara lain selain pulang dengan Tae?
Sebenarnya ada sih, meminjam ponsel Tae untuk menghubungi Jin misalnya.
Tapi bagaimana ya...
Ara ingin pulang dengan Tae.
Sekali saja. Ara sudah terlalu merindukan Aliennya itu.
Cahaya lampu yang mengarah padanya menandakan Tae sudah tiba. Laki-laki itu membuka kaca mobilnya, yang membuat tetesan hujan masuk ke dalam sana.
"Masuk Ra."
Ara diam.
Sebenarnya, Ara menunggu Tae keluar. Membukakan pintu untuknya. Ara merasa aneh jika ia yang datang lalu masuk begitu saja. Seolah ia sangat ingin diantar pulang oleh Tae. Padahal memang seperti itu.
Tapi, pada dasarnya perempuan memang seperti itu. Bukan hanya Ara, tapi sebagian besar kaum Hawa ini benar-benar sulit untuk dipahami.
Tapi itu berhasil. Tae keluar dari mobilnya, membuat tubuhnya sedikit basah. "Ayo." Ajaknya.
Ia mengangkat jaketnya agar menutupi kepala Ara lalu menarik gadis itu dengan cepat. Tae segera berlari memutari bagian depan mobil untuk menghampiri kursi pengemudi. Tentu saja itu membuat pakaian yang ia kenakan jauh lebih basah daripada sebelumnya.
Tae menoleh ke arah Ara, senyuman tersungging di wajahnya. "Udah lama gak liat lo duduk situ."
Lalu mobil pun melaju.
Ara melirik Tae dari sudut matanya. Memperhatikan rambut basah yang meloloskan beberapa tetes air dari sana. Ditambah kaos lengan pendeknya yang jadi sedikit transparan akibat air hujan membuat Tae terlihat... Seksi?
Lo gila Ra!
Ara membuang pikirannya jauh-jauh.
"Lo udah jadian dengan Eunwoo?" Hanya basa-basi, karna Tae sendiri sudah tau jawabannya.
Ara mengangguk sekilas.
Tae tertawa pelan. "Udah gue bilang kan kalo dia suka sama lo."
"Tapi gue gak nyangka kalo lo juga suka sama dia." Tambahnya yang membuat jantung Ara kembali menggila.
"Sejak kapan? Sesudah putus atau waktu kita masih pacaran?" Tae tau pertanyaannya terkesan memojokkan. Ia sengaja.
"Fokus nyetir, Tae." Tegur Ara.
Tae menghentikan mobilnya. Membuat kening Ara mengkerut. Firasatnya buruk akan itu.
"Udah gak nyetir lagi." Tae memiringkan tubuhnya, menatap Ara lekat. "Kalo gitu sekarang gue boleh fokus ke lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Egois -kth ✔
Fanfiction"Susah emang kalo berjuang sendiri." -kth Sequel "Brengsek -kth"