21

1.8K 182 42
                                    

Apa-apaan itu?

Sejak kapan Eunwoo ditolak?

Tidak ada gadis yang bisa melakukan itu padanya. Tidak seorang pun termasuk Ara.

Eunwoo tidak suka penolakan.

Dan dia tidak akan pernah menerima penolakan.

Eunwoo dengan cepat mengejar Ara sebelum gadis itu melewati pintu rumahnya. Pergelangan tangan Ara ia raih sebelum sempat menyentuh gagang pintu.

"Maaf." Katanya penuh dengan nada penyesalan.

"Maafin gue." Tambahnya.

"Lepasin gue." Ketus Ara.

"Maaf. Please jangan pergi. Gue janji nggak bakal kayak gitu lagi. Gue sayang banget sama lo."

"Kalo sayang, kakak gak bakal ngerusak gue."

"Gue kelepasan. Gue benar-benar gak sadar ngelakuin itu ke lo tadi. Lo tau sendiri kalo gue sayang banget sama lo."

"Nggak, gue gak tau."

"Gue rela ngelakuin apapun demi lo. Gue bahkan dipukulin Tae berkali-kali demi pertahanin lo yang lo nya sendiri gak punya perasaan apapun sama gue. Kurang jelas apa lagi kalo gue benar-benar sayang sama lo?"

Mendengar itu, emosi Ara mulai menyurut. Ia balas menatap Eunwoo, "Jangan pernah ngelakuin itu lagi atau gue bakal beneran pergi ninggalin lo."

Eunwoo tersenyum senang, puas. Ia menang.

Ia menarik Ara dalam pelukannya. Mengusap lembut rambut gadis itu. "Gue janji. Makasih udah ngasih kesempatan kedua buat gue."

Ini terakhir kalinya. Ini kali terakhir bagi Eunwoo untuk menjatuhkan harga dirinya dengan mengemis.

Ia tidak akan melakukannya lagi.

Eunwoo tidak menerima penolakan. Dan Ara harus membayar ini. Ia akan membuat Ara yang mengemis padanya.

Cukup sekali. Jika Eunwoo berhasil melakukannya, sekali saja, maka ia pasti akan membuat Ara memohon padanya agar tidak ditinggalkan.

Itu pasti.

***

Tae telah berhasil menyelesaikan S-1 nya. Jisoo juga, gadis itu mendapatkan IPK yang lebih tinggi dari Tae. Bagi Tae itu aneh.

Jisoo tidak berencana melanjutkan pendidikannya, ia sudah puas dengan S-1 nya.

"Jadi, abis ini lo mau ngapain?" Tanya Tae.

Jisoo tampak bepikir keras. "Cari cowok kaya, nikahin, terus porotin." Balasnya tanpa beban.

"Serius gila."

"Iya serius. Gue mau nikah aja lah, males kerja."

"Jadi untuk apa lo kuliah bego?"

"Buat dapat cowok kaya lah. Cowok sukses tu ngincarnya cewek berpendidikan. Cewek berpendidikan juga ngincarnya cowok kaya, kek gue."

Tae menggelengkan kepalanya prihatin. "Gue sumpahin lo dapat om-om."

"Gak papa, orang gue mau duitnya doang."

"Kok kita bisa sepupuan sih?" Geramnya. Bagaimana bisa gadis seperti itu memiliki hubungan darah dengannya.

"Bokap kita saudaraan. Selama ini lo gak tau itu? Astaga." Balas Jisoo.

"Mati sana." Balas Tae kesal.

"Btw Tet,"

"Paan?"

Egois -kth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang