Tae mengecek jamnya, lagi. Beberapa menit lagi kelas Ara selesai, dan dia memiliki banyak rencana untuk mereka berdua. Makan dan nonton adalah dua kegiatan wajib mereka. Tapi khusus hari ini, Tae mengganti jadwal nontonnya dengan bermain di taman.
Tae yang haus memilih untuk membeli minum terlebih dahulu, sekalian untuk Ara juga. Selera minuman Ara dan Tae sangat berbeda. Ara suka minuman dari buah. Sedangkan Tae suka minuman sejenis kopi.
Selagi menunggu si penjual membuat jus, Tae memainkan ponselnya. Berlaga sok sibuk padahal hanya memantau timeline. Namun itu tidak berlangsung lama saat seseorang menghampirinya.
"Lo ada kelas hari ini?" Tanyanya.
Benar-benar sok akrab.
"Jemput Ara." Balas Tae seadanya.
Laki-laki itu membulatkan bibirnya. "Kasian juga ya Ara, gak punya waktu sama temennya."
Tae memutar tubuhnya. Menatap Eunwoo berang. "Maksud lo apa?"
Sementara Eunwoo hanya tertawa pelan. "Yah gitu. Kasian aja liat pacar lo. Setiap ketemu dia, pasti lagi sama lo. Beda sama anak lain yang dikit-dikit kumpul bareng temennya."
"Gak usah sok tau. Lagian itu bukan urusan lo. Emang lo siapa nya dia?" Kata Tae marah. Jelas sekali bahwa Eunwoo sengaja menyulut keributan.
"Gue kakak ospek yang nolong dia. Bisa juga disebut saingan lo." Jawab Eunwoo tanpa beban.
Tae berdecih. "Saingan? Perusak hubungan orang maksud lo?"
"Ya itu bisa juga sih."
"Mau lo apa sih bangsat?" Cukup keras hingga membuat beberapa orang menoleh ke arah mereka.
"Pacar lo."
Terang-terangan sekali.
Tae mengepalkan tangannya keras. Ia tertawa sinis tanpa mengalihkan pandangannya dari Eunwoo.
"Gak ada cewek lain sampe ngerebut pacar orang?" Tanyanya dengan nada mencibir.
"Ara lucu sih. Jutek jutek manis. Minta banget dijadiin pacar."
Mendengar itu, Tae dengan cepat menyambar kerah baju Eunwoo. Membuat mereka berdua menjadi objek perhatian.
"Jangan pernah deketin cewek gue."
"Justru gue bakal rebut Ara dari lo."
"Rebut dia kalo bisa." Tantang Tae.
Eunwoo tersenyum miring. "Pasti.Karna gue jauh lebih baik daripada lo."
Eunwoo kembali menambahkan. "Seenggaknya gue bukan tipikal cowok posesif yang ngekang pacarnya."
Bugh
Tentu saja kalimat itu mengundang satu pukulan keras dari Tae yang mengenai sudut bibirnya.
Tubuh Eunwoo sedikit terhuyung ke belakang, bibirnya sobek. Darah keluar dari sana. Suasana kantin pun seketika ramai. Orang-orang ikut menyaksikan tanpa berniat melerai.
Eunwoo membalasnya dengan satu pukulan yang mengenai hidung Tae. Merasa belum puas, dia kembali memberi hantaman di wajah Tae, kali ini rahangnya. Masih belum. Eunwoo sekali lagi memukul wajah itu dengan sangat keras di bagian pipi Tae.
Yang melihat, menatap ngeri pada Eunwoo yang tampak sangat beringas.
Tiga pukulan itu sukses membuat Tae terjauh. Ia segera bangkit dan langsung menendang perut Eunwoo, membuat laki-laki itu tersungkur.
Tae hendak membalas pukulan terakhirnya. Namun tangannya tergantung di udara saat seseorang kini berdiri di antara mereka berdua.
"Lo apa-apaan sih, Tae?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Egois -kth ✔
Fanfiction"Susah emang kalo berjuang sendiri." -kth Sequel "Brengsek -kth"