Classmates 20

395 16 0
                                    

Katon POV.
Setelah gue ngenterin Winda pulang,gak sengaja gue liat Rania lagi nangis di jalanan. Gue segera menghampirinya.

"Ran," panggil gue pelan.

"Eh lo Ton," jawabnya dengan mengusap air matanya.

"Lo lagi ngapain di sini? Kenapa nangis?."

"Gue gak nangis kok,gue mau pulang."

"Mata lo itu udah sembab pakek ngeles lagi. Lo darimana? Sampai sekarang baru balik,ini udah sore lo."

"Gue tadi pulang dari mall,terus taksi yang gue naikin mogok," jawab Rania dengan bohong.

"Yaudah lo gue anter aja,gak baik ini udah hampir malem."

"Gue kok gak yakin ya dengan kata dia tadi," batin Katon.

Saat Rania mau naik motor,gue dengan cepat menarik tangannya dan membawanya ke dalam pelukan. Dan dia juga tidak menolak,gue rasa dia sekarang perlu seseorang yang ada di sampingnya. Yang bisa buat dia menghilangkan rasa sedihnya walau sedikit.

Tanpa mereka sadari,ada seseorang yang daritadi melihat kejadian Katon anterin Rania pulang. Raut wajah orang itu terlihat sangat marah dan kecewa.


****

Di rumah Yocky sekarang ada Deva.

"Kenapa lo gak sekolah?," tanya Deva pada Yocky yang sedang duduk di ruang tamu.

"Gue sakit."

"Yakin sakit atau pura-pura sakit?."

"Ya sakit beneran lah,ada ada aja lo."

"Tadi malem gue kesini lo baik-baik aja sih."

"Ya kan kita sakit gak ada yang tau."

"Sakit karena patah hati lo?."

"Gak," jawab Yocky yang sudah malas.

"Lo harus move on sama Rania,dia udah ada cowok dan gue mau bilang lo harus baikan sama dia, Rania itu kangen sama lo pengen perang mulut terus bawaannya," ucap Deva.

"Omongan lo makin gaje Va."

"Lo ada rasa ya sama Rania?."

Hampir lama Yocky terdiam dia hanya menjawab dengan deheman.

"Kenapa lo bisa suka sama dia?."

"Ya karena gue nyaman sama dia! Apalagi kita ada nama panggilan masing-masing dan kita selalu perang mulut. Itu yang buat gue jatuh cinta kepadanya," ucap Yocky jujur. Dia sudah tidak kuat lagi memendam perasaannya.

"Seharusnya lo tembak dia waktu itu."

"Ya maunya gitu,tapi dia udah jadian sama Angga!."

"Gue udah telat! Gue telat Va! Gue telat!," sambungnya lirih.

"Apa lo pernah bilang kalo lo suka sama dia?."

"Pernah waktu itu,tapi Rania anggap omongan gue cuma becanda."

"Gimana ya bro,gue bingung harus berbuat apa sama lo?."

"Santai aja,gue lega kok setelah omongin ini."

Setelah Deva pulang,Aulia duduk di samping gue dengan tatapan tajam.

"Yocky!," panggilanya dengan menatap wajah gue.

"Hem."

"Maksud lo apaan sih? Bilang kalo gue ini cewek lo."

"Maaf."

"Lo gakuat ngomong panjang lebar apa? Lemes banget daritadi."

"Gue sengaja Lia."

"Jangan-jangan itu tadi pacar lo ya? Jahat lo udah sakitin dia."

"Bukan,gue suka sama dia tapi dia udah pacaran sama kakel di sma gue," jawabnya dengan menunduk.

"Terus? Kenapa lo bilang kalo gue pacar lo?."

"Ya gue terpaksa,jadi biar ada alasan kalo selama ini gue ngejauhin dia. Tapi setelah gue bicara tadi,hati gue sakit banget."

Jadi Aulia Azzahra adalah adik tiri Yocky,dia masih anak smp kelas 3 di Surabaya. Dia kesini karena ingin berlibur dulu,tapi setelah sampai sini kakaknya bikin dia gak suka.

Aulia tidak suka kalo dirinya sama Yocky di anggap pacaran,dan dia kalo udah marah sama Yocky selalu manggil nama tidak ada kata "bang atau apalah".

"Lo harus jelasin ini semua ke cewek tadi,gue gamau dia salah paham,titik."

"Gak!."

"Oke,kalo lo gamau. Jangan anggap gue adik lo dan sebaliknya,gue gak akan anggep lo abang gue meski kita saudara tiri!," ancam Aulia.

"Iya-iya gue akan jelasin ini semua ke dia, pakek ngancem lagi," jawab Yocky pasrah.

Yocky sangat sayang pada Aulia,meski dia bukan adik kandung tapi dia tidak akan menolak permintaan adiknya itu.

Setelah sampai di rumah Rania.


"Lo gak mampir?," tanya gue.

"Boleh emang?."

"Boleh," jawab gue dengan wajah datar.

"Oke gue mampir."

"Yaudah yuk masuk," ajak gue.

"Assalamualaikum," salam gue dengan masuk ke ruang tamu diikuti dengan Katon.

"Waalaikumsalam," jawab papa gue yang datang dari arah dapur.

Lalu gue dan Katon mencium tangan bokap.

"Darimana saja kamu nak?," tanyanya pada gue dengan nada risau,karena daritadi gue gak ngabarin orang rumah.

"Ini pa,habis jenguk temen yang lagi sakit."

"Lain kali kalo mau pulang telat,kabarin papa atau mama. Biar gak khawatir."

"Iya pa. Mama kemana pa?."

"Lagi di dapur siapin makan malem."

"Wah kebetulan nih,gue laper banget," ucap Katon dengan menyengir.

"Ton,lo malu-maluin sih."

"Ya sorry,kebablasan tadi."

"Ya sudah ayo kita semua ke dapur. Tadi mama kamu juga masak banyak," ajak papa menunju dapur.

Dengan cepat Katon segera duduk dan mengambil piring lalu mengambil nasi dengan lauk pauknya. Dia makan dengan begitu lahap dan juga 2 kali menambah.

Nyesel gue tadi ngajak dia! Bikin malu aja. Terus makannya kayak orang dikejar setan lagi,cepet banget dan nambah lagi. Gerutu gue dalam hati.

Sedangkan nyokap dan bokap melihat dia dengan geleng-geleng kepala. Makannya banyak,tapi badannya tetep aja kurus. Kayak tengkorak hidup,hihihi.







2019

Love ClassmatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang