Classmates 9

657 24 0
                                    

Akhirnya yang di tunggu-tunggu gue berbunyi,apalagi kalau bukan bel pulang.
Gue berjalan cepat untuk pergi ke belakang sekolah.
Sesampainya di sana,Kak Angga duduk sambil melipat tangan di depan dada.

"Kak," panggil gue pelan.

"Kakak mau tanya boleh?."

"Boleh,emang mau nanya soal apa?."

"Tadi pagi kakak jemput kamu,eh taunya kamu udah pergi duluan," tanya dia to the point.

"Maaf ya kak,aku juga gatau kalo temenku itu jemput," jawab gue untuk menjelaskan supaya tidak ada kekeliruan.

"Lain kali kalo udah berangkat chat aja,biar kakak gak jemput kamu."

"Iya kak,sekali lagi maaf ya."

"Iya,sebagai gantinya kita pulang bareng ya?," ajaknya

"Iya."


Tanpa gue tahu,ternyata Yocky ngikutin gue dari tadi,dan dia nguping pembicaraan gue sama kak Angga. Dan dia melakukan.

"Dia balik sama gue," Yocky.

"Lo apaan sih Ky," Rania.

"Rania udah pulang sama saya," Kak Angga.

"GAK BISA!," jawab Yocky dengan nada tinggi.

Tanpa ada persetujuan apapun,Yocky gandeng tangan gue dan membawa gue pergi. Dan hasilnya gue gagal pulang bareng sama Kak Angga!

"Lepasin tangan lo!," bantah gue.

"Nggak!."

"Lo maunya apa sih?."

"Gue maunya lo pulang sama gue."

"Siapa lo,suruh-suruh gue."

"Temen debat lo saat di kelas. Udah yuk cepetan naik,kita pergi cari makan."

"Makan? Gue gak laper," jawab gue bohong.

"Kalo lo gak laper,lo temenin gue makan."

"Makan kemana sih,gue males," tolak gue.

"Restoran Jepang,gue pengen makan sushi."

"Gaya banget,biasanya juga makan tahu tempe sekarang minta makan sushi," ejek gue.

"Sok tau lo,gue itu gak biasah makan-makanan kayak gitu. Gue selalu makan makanan luar negeri."

"Seterah lo dah,yaudah cepet jalan. Keburu gue tolak nih."

"Iya iya bos,kita berangkat sekarang."

"Cusssssssss."

Kita menikmati angin sore di atas motor vespa milik Yocky. Gue bahagia,walaupun dengan hal-hal sederhana.

***************

"Pas Yocky pegang tangan Rania,kenapa gue gak suka ya ngeliatnya," batin Angga.

"Dan kenapa Rania gak nolak saat di ajak pulang bareng dia?," Angga berdecak kesal.

"Gue cemburu Rania,gue cemburu," teriak Angga sekencang-kencangnya di dalam kamarnya.

Apa gue harus nembak Rania? Supaya gue sama dia bisa selalu bareng terus?. Kalimat itu yang ada di pikiran Angga sekarang.





















Next?

Love ClassmatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang