D U A P U L U H L I M A

13K 671 53
                                    

"Clarissa, saya baru tahu lho, keluarga kamu enggak sopan, nguping pembicaraan orang terang-terangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Clarissa, saya baru tahu lho, keluarga kamu enggak sopan, nguping pembicaraan orang terang-terangan." Dewa memang berbicara pada Clarissa, tetapi jelas sekali jika pria itu menyindir Jessica dan ibunya.

Mendengar ucapan Dewa, Farah dan Jessica yang memang berdiri tak jauh dari Dewa dan Clarissa, akhirnya beranjak pergi sambil mengumpat di dalam hati. Mereka kesal karena tak bisa melawan Dewa yang pastinya akan kembali mengancam tentang kerjasama dengan perusahaan Ferdian.

Selepas kepergian Farah dan Jessica, Dewa kembali membuka mulutnya pada Clarissa yang menatap memohon ke arahnya.

"Gue dateng ke sini mau nyelesain pertunangan kita," ujar Dewa sambil melepas cincin tunangannya dengan Clarissa yang sengaja ia pasang untuk membuat Dita menjauhinya.

Setelah melepas cincinnya, Dewa menarik tangan Clarissa lalu meletakan cincin tunangannya ke dalam genggaman tangan Clarissa. Clarissa menggeleng dan enggan menerima cincin milik Dewa, dimana artinya jika ia menerima cincin itu, berarti ia setuju dengan permintaan Dewa yang ingin menyudahi hubungan mereka.

"Dewa, aku mohon, Wa. Aku enggak mau." Clarissa mulai menangis. Ia menatap Dewa dengan pelupuk yang dipenuhi dengan air mata. "Cuma kamu yang bisa bawa aku keluar dari sini, Wa."

"Gue enggak bisa, Ris," ujar Dewa dengan tegas sambil kembali meletakan cincin tunangannya ke dalam genggaman tangan Clarissa.

"Kenapa enggak bisa, Wa? Kenapa? Kamu sekarang suka sama Dita? Kamu punya perasaan sama dia, Wa?" Clarissa jatuh ke lantai sementara Dewa masih diam di tempatnya karena pertanyaan Clarissa.

"Dewa, tolong jawab aku. Kamu enggak cinta sama Dita, kan, sekarang?" Clarissa berusaha memeluk kaki Dewa tetapi Dewa yang peka, cepat-cepat memundurkan langkah kakinya.

"Sejak awal, kita emang enggak pernah serius. Kita bahkan nyebut ini perjanjian. Lo pasti tau, cepat atau lambat, perjanjian kita emang bakalan berakhir. Gue enggak bisa nunda lebih lama lagi," jelas Dewa dengan suara yang terdengar menusuk. "Enggak ada yang bener dari hubungan kita yang cuma perjanjian ini. Semuanya emang sengaja diatur cuma buat Dita jauhin gue. Lo tau kan, sekarang dia udah jauh dari gue? Gue enggak punya alasan lagi buat pertahanin hubungan yang enggak lebih dari perjanjian biasa buat gue."

"Dewa, kamu masih punya hutang sama aku. Kamu inget, kan?" Clarissa yang dulu sempat ditawari oleh Dewa ingin mendapatkan imbalan apa, kini mengungkit kembali hal tersebut.

"Iya. Gue enggak bakalan lupa. I already told you, you can tell me anytime. Just tell me right now if you found thing that you need from me." Dewa menjawab dengan enteng.

"Permintaan aku cuma satu, Wa. Tolong jangan tinggalin aku kayak gini. Aku enggak minta apa-apa lagi. Aku cuma minta kamu tetep di samping aku," ucap Clarissa dengan deraian air matanya.

*****

Dita yang tidak bisa menghubungi Rama sama sekali, kini tengah berada di perjalanan menuju ke rumah pria paruh baya tersebut. Dita masih tak patah semangat untuk menghubungi Rama melalui telepon di tengah perjalannya.

FIANCÈES | COMPLETED✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang