T I G A P U L U H T U J U H

9.5K 558 25
                                    

Selepas kepergian Dewa, Dita melempar ponsel yang Dewa berikan ke tangannya tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selepas kepergian Dewa, Dita melempar ponsel yang Dewa berikan ke tangannya tadi. Kepalanya masih pusing. Tetapi, lebih baik ia menemui Prabu dan meminta maaf untuk ketidak hadirannya semalam ke pesta tunangannya sendiri dari pada terus berada di dalam kamarnya dan mengingat tentang kebaikan Dewa yang mulai mengusik ketenangannya.

"Sesuatu yang dilakukan selama 40 hari berturut-turut bisa berubah jadi kebiasaan. Apa lagi ini?" Dita bersedekap. "Udah bertahun-tahun Dewa nyakitin aku dan dia bilang mau mulai semuanya dari awal?! Dia pikir aku bakalan percaya begitu aja? Enggak ada orang yang bisa ngerubah kebiasaannya dalam waktu singkat. Dewa pasti punya rencana lain!"

Setelah puas mengeluarkan isi kepalanya pada dirinya sendiri, Dita benar-benar keluar dari kamarnya. Kepalanya mulai merangkai kalimat untuk meminta maaf pada Prabu. Kakeknya sekarang pasti tengah duduk di meja makan dan menunggu penjelasannya.

"Lho? Kakek kemana?" Dita bergumam pelan saat tak ditemukannya Prabu di meja makan seperti yang sudah ia bayangkan sebelumnya.

"Non udah bangun?" Darti muncul dari dalam dapur ketika mendengar langkah kaki Dita memasuki ruang makan.

"Kakek kemana, Bi?" tanya Dita sambil mengedarkan pandangannya.

"Tuan ...." Darti menggantung kalimatnya. Ucapan Dewa tadi terngiang di kepalanya. "Kalo Dita tanyain kakek, tolong jangan langsung dijawab ya, Bi. Pastiin Dita udah makan Sop Ayam dan minum Teh Jahenya dulu. Saya takut Dita ke rumah sakit dengan perut kosong kalo tau kakek dirawat."

"Bi?" Dita memanggil Darti karena Darti terdiam dan tidak melanjutkan kalimatnya.

"Itu ... Non kesini pasti mau makan, kan?" Darti buru-buru menjawab. "Sop Ayamnya sebentar lagi siap. Non duduk dulu aja sambil minum Teh Jahe."

Darti berlalu, meninggalkan Dita yang akhirnya memilih untuk duduk meski masih bertanya-tanya dimana keberadaan kakeknya.

Tak lama berselang, Darti datang membawa Teh Jahe pesanan Dewa. "Ini, Non. Minum dulu tehnya."

"Makasih, Bi." Dita yang kembali ditinggalkan sendirian pun menyesap Teh Jahenya. Benar yang Dewa katakan, perut dan kepalanya terasa sedikit membaik.

Ngapain aku inget Dewa?!

Dita mendengus sebal. Bisa-bisanya ia mengingat Dewa hanya karena menyesap teh yang pria itu suruh Darti buat untuknya.

Saat tengah menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengusir bayangan tentang Dewa, Darti kembali datang dengan semangkuk Sup Ayam. "Sopnya, Non," ujarnya sambil meletakan Sup yang ia bawa ke hadapan Dita.

FIANCÈES | COMPLETED✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang