T I G A P U L U H D U A

10.8K 605 20
                                    

Wati yang sudah selesai menyiapkan makan siang untuk majikannya pun berlalu ke ruang setrika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wati yang sudah selesai menyiapkan makan siang untuk majikannya pun berlalu ke ruang setrika. Wanita yang sudah cukup berumur itu menunggu kedatangan Dewa yang memintanya untuk menyetrika pakaian. Hampir setengah jam menunggu dan tak mendapati tanda-tanda Dewa akan datang, Wati pun pergi ke kamar Dewa.

"Den?" Wati mengetuk pintu kamar Dewa sambil berseru memanggil Dewa. "Jadi disetrikain enggak, Den, bajunya?"

Tak kunjung mendapatkan jawaban dari Dewa, Wati pun memutuskan untuk masuk saja ke kamar pria itu.

"Maaf ya, Den. Bibi masuk," ujar Wati sambil memutar knop pintu kamar Dewa.

Mata Wati menjelajahi isi kamar Dewa yang sedikit berantakan. Dilihatnya satu set pakaian yang terlipat tidak beraturan di atas ranjang Dewa.

"Bajunya yang ini kali, ya?" tanya Wati pada dirinya sendiri.

Meski begitu, Wati tetap berjalan mendekati pintu kamar mandi Dewa. Didekatkannya telinganya ke daun pintu. Sayang, tak terdengar apa pun dari dalam sana, yang artinya Dewa sedang tidak berada di kamarnya.

"Lho? Aden kemana?" Wati mengernyitkan alisnya sambil memikirkan suatu kemungkinan yang sebenarnya tidak mungkin. "Masa Aden masih di luar?"

Tak ingin mati penasaran dan kebingungan, Wati pun menghampiri dinding kaca di kamar Dewa dan menyibak tirai yang menghalangi pandangannya ke arah luar. Alangkah terkejutnya Wati saat mendapati Dewa masih duduk diam di tempatnya sambil bermandikan hujan.

Tak banyak bicara, Wati pun segera keluar dari kamar Dewa. Ia turun untuk mencari handuk dan payung agar tuan mudanya yang gampang terserang demam itu tidak jatuh sakit.

Setelah mendapatkan apa yang ia cari, Wati pun cepat-cepat menghampiri Dewa yang kini menggigil kedinginan.

"Aden! Aden ngapain?!" tanya Wati yang datang dan langsung memayungi Dewa.

Melihat Dewa diam saja, Wati pun menarik tangan pria itu, berusaha menyadarkan Dewa dari lamunan yang menghanyutkannya entah kemana.

"Aden tolong pegang payungnya," perintah Wati yang dituruti Dewa tanpa berkata apa-apa.

Dewa yang memegang payung karena perintah Wati pun mulai merasakan sedikit kehangatan setelah Wati melebarkan handuk yang ia bawa dan memasangkannya ke tubuh Dewa.

"Ayo, Den, masuk. Aden mandi air anget, ya. Nanti Bibi bikinin teh anget." Dewa hanya mengangguk pelan menanggapi ucapan Wati.

"Ayo, masuk, Den." Wati pun membantu Dewa untuk masuk meski pria itu sebenarnya masih bisa berjalan sendiri. Toh, Dewa juga tahu kalau ia tak kenapa-kenapa. Ia hanya merasa kedinginan sekarang.

Mengantarkan Dewa sampai ke kamarnya, Wati pun bertanya pada Dewa. "Bajunya yang ini, Den, yang mau disetrikain?"

Dewa hanya mengangguk singkat dan berlalu meninggalkan Wati sendirian.

FIANCÈES | COMPLETED✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang